Saturday, July 5, 2025
24.1 C
Jayapura

Penuhi Target Ekspor, KKP Siapkan Cold Storage di Kampung Samber-Binyeri

BIAK NUMFOR- Setelah ditetapkan sebagai Kampung Nelayan oleh Presiden Joko Widodo, Kampung  Binyeri masih terus menggenjot produksi tangkapan nelayan. Di Kampung Binyeri-Samber kini sarana pendukung cukup memadai untuk menampung hasil tangkapan nelayan tangkap mencapai 10 ton, dengan asumsi tiap bulan bisa mencapai target ekspor hasil perikanan.

  Namun, warga nelayan masih belum sepenuhnya menjual hasil tangkapan mereka ke Koperasi yang menampung hasil tangkap mereka. Justru lebih memilih menjualnya langsung dengan sistem dan cara lama, ke pasar Ikan terdekat.

  Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor, EffendI Igirisa mengatakan gudang cold storage di Kampung Kalamo Samber- Binyeri telah beroperasi sejak 13 Mei 2024. Setelah persetujuan perjanjian kerjasama antara Koperasi Samber Binyeri maju dengan PT Perikanan Nusantara Jaya dan hingga 3 Juni 2024 stok ikan di cold storage tersebut baru tertampung sebanyak ton.

Baca Juga :  Kesulitan Bayar Honor Tenaga Guru Honorer

  Sistem penjualan ikan disana kata dia hasil tangkapan nelayan bisa langsung dibayar ditempat. Meski dengan harga yang relatif lebih murah, dibandingkan hasil jika mereka jual langsung ke Pasar. Namun hal itu bisa terbayar dengan berkurangnya biaya operasional penjualan yang dilakukan jika dijual langsung ke pasar Ikan.

“Daya tampung cold storage ini 10 ton, jadi begitu ada ikan masyarakat nelayan timbang langsung bayar ditempat, target produksi cold storage ini ideal perbulan 20 ton, artinya dengan 20 ton bisa kirim keluar karena satu kontainer itu sekitar 16 -17 ton. Saya berharap teman teman nelayan yang sudah mersakan jualan di Kalamo dan pasar fandoi bisa saling cerita agar satu ketika semua jual di Kalamo,” ujar EffendI IgIrisa.

  Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda, saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri Kabupaten Biak Numfor, Senin (3/6) melihat langsung sejauh mana perkembangan dan partisipasi masyarakat nelayan dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah.

Baca Juga :  Pelantikan Wakil Bupati Tunggu SK Pengangkatan

  “Tinggal bagaimana kita mengubah cara lama dalam penjualan ikan masyarakat. Walapun memang ada selisihnya jika mereka menjual langsung ke Fandoi (Pasar Ikan), namun demikian dengan menjual ke koperasi akan lebih menghemat waktu, tenaga dan juga operasional penjualan, jadi nelayan disini bisa fokus untuk mencari,” tandasnya.

  Dari data di Kampung Nelayan ini, terdapat sekiranya 107 nelayan. Kampung Samber-Binyeri juga telah diprioritaskan untuk menampung hasil tangkapan nelayan. Disana pun telah disediakan sejumlah sarana prasarana seperti, Cold Storage, Bengkel Nelayan, hingga SPBU Nelayan, guna kelancaran aktivitas masyarakat setempat. (il).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

BIAK NUMFOR- Setelah ditetapkan sebagai Kampung Nelayan oleh Presiden Joko Widodo, Kampung  Binyeri masih terus menggenjot produksi tangkapan nelayan. Di Kampung Binyeri-Samber kini sarana pendukung cukup memadai untuk menampung hasil tangkapan nelayan tangkap mencapai 10 ton, dengan asumsi tiap bulan bisa mencapai target ekspor hasil perikanan.

  Namun, warga nelayan masih belum sepenuhnya menjual hasil tangkapan mereka ke Koperasi yang menampung hasil tangkap mereka. Justru lebih memilih menjualnya langsung dengan sistem dan cara lama, ke pasar Ikan terdekat.

  Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor, EffendI Igirisa mengatakan gudang cold storage di Kampung Kalamo Samber- Binyeri telah beroperasi sejak 13 Mei 2024. Setelah persetujuan perjanjian kerjasama antara Koperasi Samber Binyeri maju dengan PT Perikanan Nusantara Jaya dan hingga 3 Juni 2024 stok ikan di cold storage tersebut baru tertampung sebanyak ton.

Baca Juga :  Peserta Temu Raya dan Karya PKB GKI Akan di Bekali Sejumlah Materi

  Sistem penjualan ikan disana kata dia hasil tangkapan nelayan bisa langsung dibayar ditempat. Meski dengan harga yang relatif lebih murah, dibandingkan hasil jika mereka jual langsung ke Pasar. Namun hal itu bisa terbayar dengan berkurangnya biaya operasional penjualan yang dilakukan jika dijual langsung ke pasar Ikan.

“Daya tampung cold storage ini 10 ton, jadi begitu ada ikan masyarakat nelayan timbang langsung bayar ditempat, target produksi cold storage ini ideal perbulan 20 ton, artinya dengan 20 ton bisa kirim keluar karena satu kontainer itu sekitar 16 -17 ton. Saya berharap teman teman nelayan yang sudah mersakan jualan di Kalamo dan pasar fandoi bisa saling cerita agar satu ketika semua jual di Kalamo,” ujar EffendI IgIrisa.

  Sementara, Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda, saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nelayan Modern (Kalamo) Samber-Binyeri Kabupaten Biak Numfor, Senin (3/6) melihat langsung sejauh mana perkembangan dan partisipasi masyarakat nelayan dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan pemerintah.

Baca Juga :  Badai Pasifik Dilumat Maung Bandung

  “Tinggal bagaimana kita mengubah cara lama dalam penjualan ikan masyarakat. Walapun memang ada selisihnya jika mereka menjual langsung ke Fandoi (Pasar Ikan), namun demikian dengan menjual ke koperasi akan lebih menghemat waktu, tenaga dan juga operasional penjualan, jadi nelayan disini bisa fokus untuk mencari,” tandasnya.

  Dari data di Kampung Nelayan ini, terdapat sekiranya 107 nelayan. Kampung Samber-Binyeri juga telah diprioritaskan untuk menampung hasil tangkapan nelayan. Disana pun telah disediakan sejumlah sarana prasarana seperti, Cold Storage, Bengkel Nelayan, hingga SPBU Nelayan, guna kelancaran aktivitas masyarakat setempat. (il).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya