Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Banyak Spot Foto Menarik, Rasakan Sensasi Wisata Alam Seperti di Swiss

Mengunjungi Telaga Cemara  Kampung Holmafen yang Bakal Dikelola Jadi Objek Wisata  Sarmi

Kabupaten Sarmi yang dikenal dengan sebutan “Kota Ombak” memang memiliki potensi perikanan dan wisata bahari dan pulau-pulau yang menarik. Tak hanya itu, Sarmi juga memiliki potensi wisata telaga, yang selama ini belum banyak dikenal, yakni Telaga Cemara di Kampung Holmafen Distrik Muara Tor. Seperti apa keindahannya?

Laporan : Agung Tri Handono_Sarmi

Lokasi Telaga Cemara ini dulunya memang tak jauh dari ruas jalan utama Bonggo-Sarmi. Namun seiring putusnya jalan utama dan kini terbangun ruas jalan baru di samping Kantor Distrik Holmafen, membuat lokasi ini sedikit tersembunyi.

Lokasinya sekira 200 meter dari pertigaan depan Kantor Kampung Holmafen, atau kalau dari Bonggo lokasinya kurang dari 2 Km setelah melewati  Jembatan Muara  Tor, jembatan terpanjang di Kabupaten Sarmi.

   Menurut penuturan warga setempat, proses terbentuknya Telaga Cemara ini memang baru sekira belasan tahun silam, kira-kira sekitar tahun 2007. Kala itu, air pasang sedang naik, sementara sungai dari muara Tor juga sedang banjir. Karena tak bisa lari ke laut, air berbelok ke arah kiri dari jembatan muara Kali  Tor. Saat air laut mulai surut, limpasan banjir ini terjebak dalam dataran rendah, hingga terbentuk telaga dan airnya tidak pernah surut.

   “Saat air naik itu, menara lampu yang ada di lokasi ini rubuh, jalan juga putus dan tidak bisa dilewati lagi, jadi tempat ini terkesan tersembunyi dan tidak terlihat dari jalan Bonggo-Sarmi,”ungkap Kepala Kampung Holmafen didampingi Kepala Dinas Pariwasata Sarmi Yohanes Mansi, di sela kunjungan Penjabat Bupati Sarmi Markus Mansnembra di Telaga Cemara, Selasa (18/10) lalu.

Baca Juga :  Tak Lagi Layani Pasien KPS, Ada Dokter Anak Kerja 6 Bulan Terima Rp 3 Juta

  Seiring waktu, di sekitar telaga ini ditumbuhi banyak cemara pantai, hingga  membuat lokasi ini terlihat teduh, meski lokasinya di tepi pesisir laut. Jaraknya sekira 200 meter dari tepi laut. Jadi selain melihat dan mendengar debur ombak, orang yang datang bisa menikmati di telaga yang airnya tawar.

   Pohon cemara yang menjulang tinggi di sisi kanan kiri telaga yang panjangnya kurang dari satu kilometer ini, membuatnya seperti terlihat sungai yang lebarnya sekira 50 meter. Angin yang bertiup, membuat desahan daun-daun cemara, membuat siapa saja ingin berlama-lama di telaga ini. Bahkan, keindahan alam ini, layaknya seperti daerah di luar negeri. Mendorong siapa saja ingin berswafoto maupun foto bersama, karena memang lokasinya yang indah.

  “Orang sering bilang, telaga Cemara ini seperti  di Swiss, yang sering mereka lihat di televisi, karena memang suasannya sejuk, dan hutan cemaranya seperti yang terlihat di Swiss,”ujar Penjabat Bupati Sarmi Markus O Mansnembra, SH, MH saat menikmati kondisi di Telaga Sarmi ini.

  Keindahan alam ini, membuat Bupati Markus ingin mendorong dan mengembangkan lokasi ini menjadi objek wisata andalan di Kabupaten Sarmi. Di mana pada tahap pertama ini, lokasi ini akan dipersiapkan untuk pusat perayaan Natal Bersama TNI-Polri, ASN dan masyarakat di Kabupaten Sarmi. “Natal  yang biasanya dilaksanakan dalam gedung, kita akan gelar di tempat terbuka ini, agar semakin banyak orang yang tahun lokasi wisata ini,” ujar Bupati Markus.

Baca Juga :  Korban Sementara Tinggal di Tenda Darurat, Kerugian Masih Didata

  Untuk itu, Bupati juga minta agar lokasi ini dikelola dengan baik, dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang bertanggung jawab mengelola tempat ini, sekaligus mengelola bantuan yang nantinya diberikan pemerintah.”Harus ada penanggung jawab pengelolanya, agar tempat wisata ini bisa terus berkembang,”tutur Bupati.

   Beberapa fasilitas akan dilengkapi, dimana saat ini memang sudah ada sekitar 6 pondok, akan dilengkapi dengan fasilitas MCK dan fasilitas lain yang dibutuhhkan. Masyarakat juga diminta menyiapkan diri, dengan membuat kerajinan/cinderamata maupun kuliner yang bisa dinikmati pengunjung.

  Tak hanya itu, untuk memudahkan pengunjung dari luar Sarmi untuk menemukan lokasi Telaga Cemara ini, Pemkab Sarmi juga berencana membuat tugu peninggalan perang dunia II di Sarmi. Dimana jangkar kapal besar yang saat ini tergeletak di samping Kantor Kampung Holmafen akan diangkat dan ditaruh  di tepi jalan utama, membentuk tugu Jangkar.

  “Jadi saat orang tiba di Tugu Jangkar ini, bisa foto-foto, bisa membeli jualan masyarakat di Holmafen, dan tahu lokasi Telaga Cemara yang ada di belakang dekat pantai ini,”tutur Bupati markus Mansnembra. (*)

  

Mengunjungi Telaga Cemara  Kampung Holmafen yang Bakal Dikelola Jadi Objek Wisata  Sarmi

Kabupaten Sarmi yang dikenal dengan sebutan “Kota Ombak” memang memiliki potensi perikanan dan wisata bahari dan pulau-pulau yang menarik. Tak hanya itu, Sarmi juga memiliki potensi wisata telaga, yang selama ini belum banyak dikenal, yakni Telaga Cemara di Kampung Holmafen Distrik Muara Tor. Seperti apa keindahannya?

Laporan : Agung Tri Handono_Sarmi

Lokasi Telaga Cemara ini dulunya memang tak jauh dari ruas jalan utama Bonggo-Sarmi. Namun seiring putusnya jalan utama dan kini terbangun ruas jalan baru di samping Kantor Distrik Holmafen, membuat lokasi ini sedikit tersembunyi.

Lokasinya sekira 200 meter dari pertigaan depan Kantor Kampung Holmafen, atau kalau dari Bonggo lokasinya kurang dari 2 Km setelah melewati  Jembatan Muara  Tor, jembatan terpanjang di Kabupaten Sarmi.

   Menurut penuturan warga setempat, proses terbentuknya Telaga Cemara ini memang baru sekira belasan tahun silam, kira-kira sekitar tahun 2007. Kala itu, air pasang sedang naik, sementara sungai dari muara Tor juga sedang banjir. Karena tak bisa lari ke laut, air berbelok ke arah kiri dari jembatan muara Kali  Tor. Saat air laut mulai surut, limpasan banjir ini terjebak dalam dataran rendah, hingga terbentuk telaga dan airnya tidak pernah surut.

   “Saat air naik itu, menara lampu yang ada di lokasi ini rubuh, jalan juga putus dan tidak bisa dilewati lagi, jadi tempat ini terkesan tersembunyi dan tidak terlihat dari jalan Bonggo-Sarmi,”ungkap Kepala Kampung Holmafen didampingi Kepala Dinas Pariwasata Sarmi Yohanes Mansi, di sela kunjungan Penjabat Bupati Sarmi Markus Mansnembra di Telaga Cemara, Selasa (18/10) lalu.

Baca Juga :  Jarak Dekat Ada Perahu, kalau Agak Jauh Bisa Sewa Dorkas

  Seiring waktu, di sekitar telaga ini ditumbuhi banyak cemara pantai, hingga  membuat lokasi ini terlihat teduh, meski lokasinya di tepi pesisir laut. Jaraknya sekira 200 meter dari tepi laut. Jadi selain melihat dan mendengar debur ombak, orang yang datang bisa menikmati di telaga yang airnya tawar.

   Pohon cemara yang menjulang tinggi di sisi kanan kiri telaga yang panjangnya kurang dari satu kilometer ini, membuatnya seperti terlihat sungai yang lebarnya sekira 50 meter. Angin yang bertiup, membuat desahan daun-daun cemara, membuat siapa saja ingin berlama-lama di telaga ini. Bahkan, keindahan alam ini, layaknya seperti daerah di luar negeri. Mendorong siapa saja ingin berswafoto maupun foto bersama, karena memang lokasinya yang indah.

  “Orang sering bilang, telaga Cemara ini seperti  di Swiss, yang sering mereka lihat di televisi, karena memang suasannya sejuk, dan hutan cemaranya seperti yang terlihat di Swiss,”ujar Penjabat Bupati Sarmi Markus O Mansnembra, SH, MH saat menikmati kondisi di Telaga Sarmi ini.

  Keindahan alam ini, membuat Bupati Markus ingin mendorong dan mengembangkan lokasi ini menjadi objek wisata andalan di Kabupaten Sarmi. Di mana pada tahap pertama ini, lokasi ini akan dipersiapkan untuk pusat perayaan Natal Bersama TNI-Polri, ASN dan masyarakat di Kabupaten Sarmi. “Natal  yang biasanya dilaksanakan dalam gedung, kita akan gelar di tempat terbuka ini, agar semakin banyak orang yang tahun lokasi wisata ini,” ujar Bupati Markus.

Baca Juga :  Tak Bisa Berbuat di Tanah Pemerintah, Berharap Pemkot Segera Bangun Kembali

  Untuk itu, Bupati juga minta agar lokasi ini dikelola dengan baik, dengan membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang bertanggung jawab mengelola tempat ini, sekaligus mengelola bantuan yang nantinya diberikan pemerintah.”Harus ada penanggung jawab pengelolanya, agar tempat wisata ini bisa terus berkembang,”tutur Bupati.

   Beberapa fasilitas akan dilengkapi, dimana saat ini memang sudah ada sekitar 6 pondok, akan dilengkapi dengan fasilitas MCK dan fasilitas lain yang dibutuhhkan. Masyarakat juga diminta menyiapkan diri, dengan membuat kerajinan/cinderamata maupun kuliner yang bisa dinikmati pengunjung.

  Tak hanya itu, untuk memudahkan pengunjung dari luar Sarmi untuk menemukan lokasi Telaga Cemara ini, Pemkab Sarmi juga berencana membuat tugu peninggalan perang dunia II di Sarmi. Dimana jangkar kapal besar yang saat ini tergeletak di samping Kantor Kampung Holmafen akan diangkat dan ditaruh  di tepi jalan utama, membentuk tugu Jangkar.

  “Jadi saat orang tiba di Tugu Jangkar ini, bisa foto-foto, bisa membeli jualan masyarakat di Holmafen, dan tahu lokasi Telaga Cemara yang ada di belakang dekat pantai ini,”tutur Bupati markus Mansnembra. (*)

  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya