Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tak Bisa Berbuat di Tanah Pemerintah, Berharap Pemkot Segera Bangun Kembali

Melihat Lokasi Kebakaran di Dok IX yang Masih Terbiarkan Terlantar

Kebakaran Pasar Inpres, Dok IX Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara  telah membuat sedikitnya 415 jiwa dengan 38 KK kehilangan tempat tinggal dan tempat usaha. Setelah 26 hari berlalu, belum juga ada tanda tanda pembangunan di atas tanah milik pemerintah itu.

Laporan: Elfira_Jayapura

Selasa (6/12) siang kemarin, sejumlah anak  terlihat bermain di sekitar lokasi Rusunawa yagn terbakar. Karena tak ada tempat lapang, mereka malah sering menjadikan lokasi dan bangunan bekas kebakaran ini  menjadi tempat bermain, baik pagi maupun menjelang sore hari.

   Meski, puing-puing  sisa kebakaran masih terlihat di sana-sini dan terbiar begitu saja, namun tak terlihat terlalu menganggu aktifitas anak-anak ini. Bahkan, beberapa anak terlihat memanjat di lokasi bangunan bekas kebakaran. Tentunya, hal ini cukup berbahaya, karena bisa sewaktu-waktu rubuh, karena bangunan dinding yang lapuk karena terbakar pada musibah kebakaran beberapa waktu lalu.

   Pasca kebakaran dan berakhirnya masa tanggap darurat yang ditetapkan Pemkot Jayapura sebagian warga yang menjadi korban kebakaran, memang  ada yang masih nebeng di rumah keluarga atau  menempati gubuk sekitar. Bahkan ada yang sampai memilih ngekos dan bertahan di rumah susun yang terbakar.

Baca Juga :  Digitalisasi Transaksi Keuangan Dorong Jayapura Menjadi Smart City

  Maija (62), korban kebakaran terlihat asik ngobrol bersama korban lainnya saat dihampiri Cenderawasih Pos, Selasa (6/12) kemarin. Pandangan mereka ke arah lokasi kebakaran tempat mereka keseharian berjualan sebelum musibah itu terjadi.

  Hingga kini, lokasi tersebut belum juga dibangun oleh pemerintah. Padahal, besar keinginan ibu tiga anak ini agar mereka kembali berjualan. “Maunya dibangun kembali, agar kami bisa berjualan lagi, saat ini saya masih tinggal di gubuk numpang di orang,” ucap peremuan tiga anak ini.

  Meski belum juga ada tanda-tanda pembangunan yang dilakukan pemerintah, namun  Maija, tetap  berharap pembangunan segera dilakukan, agar mereka bisa memiliki tempat tinggal lagi dan kembali berjualan seperti sedia kala.

  Korban musibah kebakaran lainnya, Siti (56), kini terpaksa berjualan keliling usai rumah dan tempat usahanya ikut terbakar bersama tempat usaha warga lainnya pada 11 November malam lalu. “Rumah dan kios terbakar, kini jualan keliling dari lorong ke lorong sembari menenteng kue,” ucap ibu dua anak ini.

  Siti sendiri menempati lokasi Pasar Inpres sejak tahun 1994 silam bersama anaknya, banyak kenangan di lokasi tersebut sebelum dilahap si jago merah pada Jumat malam. Perempuan dua anak ini berharap pemerintah bisa membangun lokasi tersebut.

Baca Juga :  Sejak 2022, Inflasi Kota Jayapura Turun Drastis

   Sebab, di lokasi inilah mata pencaharian siti bersama korban lainnya yang juga bernasib sama dengannya. “Hingga kini, saya dan lainnya belum bisa membangun, karena ini tanah pemerintah. Berharap pemerintah bisa membangun tempat ini sehingga bisa kembali berjualan seperti sedia kala,”  pintanya dengan mata berkaca kaca.

  Korban lainnya Salim Lohor berharap pemerintah punya inisiatif untuk membantu mereka korban kebakaran setidaknya memberikan dana untuk menyewa rumah kontrakan sementara.

“Kalau membangun kembali agak susah, karena yang kita tempati adalah tanah pemerintah,” kata Salim.

  Sebelumnya, Analis Bencana Dinas Sosial Kota Jayapura M Sahrul menyebut sebanyak 415 jiwa dengan 38 KK warga yang menjadi korban kebakaran. Adapun 21 KK di Rusunawa dan17 KK di OPSI.

  “Yang sudah dilakukan Dinas Sosial adalah tanggap darurat dengan memberikan makan kepada korban kebakaran 3 kali dalam sehari, kerjasama dengan Puskesmas Tanjung Ria untuk pelayanan kesehatan setiap hari. Selain itu, air bersih dari PDAM,” terangnya. (*/tri)

Melihat Lokasi Kebakaran di Dok IX yang Masih Terbiarkan Terlantar

Kebakaran Pasar Inpres, Dok IX Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara  telah membuat sedikitnya 415 jiwa dengan 38 KK kehilangan tempat tinggal dan tempat usaha. Setelah 26 hari berlalu, belum juga ada tanda tanda pembangunan di atas tanah milik pemerintah itu.

Laporan: Elfira_Jayapura

Selasa (6/12) siang kemarin, sejumlah anak  terlihat bermain di sekitar lokasi Rusunawa yagn terbakar. Karena tak ada tempat lapang, mereka malah sering menjadikan lokasi dan bangunan bekas kebakaran ini  menjadi tempat bermain, baik pagi maupun menjelang sore hari.

   Meski, puing-puing  sisa kebakaran masih terlihat di sana-sini dan terbiar begitu saja, namun tak terlihat terlalu menganggu aktifitas anak-anak ini. Bahkan, beberapa anak terlihat memanjat di lokasi bangunan bekas kebakaran. Tentunya, hal ini cukup berbahaya, karena bisa sewaktu-waktu rubuh, karena bangunan dinding yang lapuk karena terbakar pada musibah kebakaran beberapa waktu lalu.

   Pasca kebakaran dan berakhirnya masa tanggap darurat yang ditetapkan Pemkot Jayapura sebagian warga yang menjadi korban kebakaran, memang  ada yang masih nebeng di rumah keluarga atau  menempati gubuk sekitar. Bahkan ada yang sampai memilih ngekos dan bertahan di rumah susun yang terbakar.

Baca Juga :  Pasien Gejala Muntaber Terus Bertambah

  Maija (62), korban kebakaran terlihat asik ngobrol bersama korban lainnya saat dihampiri Cenderawasih Pos, Selasa (6/12) kemarin. Pandangan mereka ke arah lokasi kebakaran tempat mereka keseharian berjualan sebelum musibah itu terjadi.

  Hingga kini, lokasi tersebut belum juga dibangun oleh pemerintah. Padahal, besar keinginan ibu tiga anak ini agar mereka kembali berjualan. “Maunya dibangun kembali, agar kami bisa berjualan lagi, saat ini saya masih tinggal di gubuk numpang di orang,” ucap peremuan tiga anak ini.

  Meski belum juga ada tanda-tanda pembangunan yang dilakukan pemerintah, namun  Maija, tetap  berharap pembangunan segera dilakukan, agar mereka bisa memiliki tempat tinggal lagi dan kembali berjualan seperti sedia kala.

  Korban musibah kebakaran lainnya, Siti (56), kini terpaksa berjualan keliling usai rumah dan tempat usahanya ikut terbakar bersama tempat usaha warga lainnya pada 11 November malam lalu. “Rumah dan kios terbakar, kini jualan keliling dari lorong ke lorong sembari menenteng kue,” ucap ibu dua anak ini.

  Siti sendiri menempati lokasi Pasar Inpres sejak tahun 1994 silam bersama anaknya, banyak kenangan di lokasi tersebut sebelum dilahap si jago merah pada Jumat malam. Perempuan dua anak ini berharap pemerintah bisa membangun lokasi tersebut.

Baca Juga :  Monitoring ke Sejumlah PAUD, Beri Arahan Kepada Guru dan Orang Tua

   Sebab, di lokasi inilah mata pencaharian siti bersama korban lainnya yang juga bernasib sama dengannya. “Hingga kini, saya dan lainnya belum bisa membangun, karena ini tanah pemerintah. Berharap pemerintah bisa membangun tempat ini sehingga bisa kembali berjualan seperti sedia kala,”  pintanya dengan mata berkaca kaca.

  Korban lainnya Salim Lohor berharap pemerintah punya inisiatif untuk membantu mereka korban kebakaran setidaknya memberikan dana untuk menyewa rumah kontrakan sementara.

“Kalau membangun kembali agak susah, karena yang kita tempati adalah tanah pemerintah,” kata Salim.

  Sebelumnya, Analis Bencana Dinas Sosial Kota Jayapura M Sahrul menyebut sebanyak 415 jiwa dengan 38 KK warga yang menjadi korban kebakaran. Adapun 21 KK di Rusunawa dan17 KK di OPSI.

  “Yang sudah dilakukan Dinas Sosial adalah tanggap darurat dengan memberikan makan kepada korban kebakaran 3 kali dalam sehari, kerjasama dengan Puskesmas Tanjung Ria untuk pelayanan kesehatan setiap hari. Selain itu, air bersih dari PDAM,” terangnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya