Saturday, April 20, 2024
30.7 C
Jayapura

Pasien Gejala Muntaber Terus Bertambah

Labkesda Tak Bisa Periksa, Sampel Dikirim ke Surabaya

JAYAPURA-Jumlah pasien dengan gejala Muntaber yang diderita anak-anak hingga kemarin belum reda, bahkan jumlah pasien yang datang dan dirawat di rumah sakit, terutama Rumah Sakit Abepura  malah terus bertambah.

   Direktur RSUD Abepura melalui  Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Abepura, dr. Veronika Pekey  saat dikonfirmasi mengakui bahwa lonjakan kasus diare di RSUD Abepura, semakin meningkat. Bahkan, dari laporan terakhir Kamis (17/11),  jumlah pasien dengan gejala muntaber bertambah menjadi 65 orang. Sebagian sudah pulang dan sebagian lagi masih dirawat

 “Rabu (16/11) kemarin bertambah 10 pasien yang rawat di RSUD Abepura,” ujar dokter Vero.

Saat ini kata Vero yang dirawat di IGD sebanyak 10 orang, sementara di ruang rawat inap 27 orang. “Rencana  6 orang yang akan pulang hari ini (Kamis red),” ujar Vero.

Baca Juga :  Menkes Desak Pemda Segera Bayarkan TPP Nakes RS Pemerintah

  Dokter Vero menyampaikan dengan melihat perkembangan jumlah pasien dengan gejala muntaber yang cukup meningkat, kemungkinan akan ada penambahan pasien. “Belum bisa diprediksi penambahan lebih tinggi atau tidak, tetapi kemungkinan bertambah,” bebernya.

  Untuk ruang rawat inap, lanjut Vero, saat ini masih tersedia, dan telah dipasang velbet.

“Ruangan saat ini masih bisa menampung sebanyak pasien yang bisa dipulangkan,” ujarnya.

  Hingga saat ini dari jumlah pasien yang ada, kata Vero, rata rata pasien anak. Tetapi tidak menutup kemungkinan dewasa juga akan terkena penyakit gejala muntaber.

  “Penyebarannya tidak hanya ke anak-anak tetapi dewasa juga bisa, namun memang yang dirawat saat ini rata-rata anak-anak,” ungkap Vero.

Baca Juga :  Ciptakan Ketahanan Pangan, Dorong Ketersediaan Akses dan Pemanfaatan Produksi

  Veropun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menjaga kebersihan tangan dan mengkonsumsi makan dan minuman. “Kalau masak air harus sampai matang hingga mendidih sampai 100 derajat celcius,” jelas Vero.

  Sementara dari laporan Kepala Seksi Surveilence dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Elia Tabuni, Mgr. MSc, melalui pesan WhatsApp, bahwa untuk sampel Rectal Swah belum dilakukan uji laboratorium, karena di Labkesda Papua belum bisa dilakukan pemeriksaan.

  “Untuk sampel Rectal Swah akan dikirim ke Surabaya, karena Labkesda belum bisa pemeriksaan tersebut,” terang Elia Melalui pesan WhatsApp. (rel/tri)

Labkesda Tak Bisa Periksa, Sampel Dikirim ke Surabaya

JAYAPURA-Jumlah pasien dengan gejala Muntaber yang diderita anak-anak hingga kemarin belum reda, bahkan jumlah pasien yang datang dan dirawat di rumah sakit, terutama Rumah Sakit Abepura  malah terus bertambah.

   Direktur RSUD Abepura melalui  Kepala Bidang Pelayanan Medik, RSUD Abepura, dr. Veronika Pekey  saat dikonfirmasi mengakui bahwa lonjakan kasus diare di RSUD Abepura, semakin meningkat. Bahkan, dari laporan terakhir Kamis (17/11),  jumlah pasien dengan gejala muntaber bertambah menjadi 65 orang. Sebagian sudah pulang dan sebagian lagi masih dirawat

 “Rabu (16/11) kemarin bertambah 10 pasien yang rawat di RSUD Abepura,” ujar dokter Vero.

Saat ini kata Vero yang dirawat di IGD sebanyak 10 orang, sementara di ruang rawat inap 27 orang. “Rencana  6 orang yang akan pulang hari ini (Kamis red),” ujar Vero.

Baca Juga :  Menkes Desak Pemda Segera Bayarkan TPP Nakes RS Pemerintah

  Dokter Vero menyampaikan dengan melihat perkembangan jumlah pasien dengan gejala muntaber yang cukup meningkat, kemungkinan akan ada penambahan pasien. “Belum bisa diprediksi penambahan lebih tinggi atau tidak, tetapi kemungkinan bertambah,” bebernya.

  Untuk ruang rawat inap, lanjut Vero, saat ini masih tersedia, dan telah dipasang velbet.

“Ruangan saat ini masih bisa menampung sebanyak pasien yang bisa dipulangkan,” ujarnya.

  Hingga saat ini dari jumlah pasien yang ada, kata Vero, rata rata pasien anak. Tetapi tidak menutup kemungkinan dewasa juga akan terkena penyakit gejala muntaber.

  “Penyebarannya tidak hanya ke anak-anak tetapi dewasa juga bisa, namun memang yang dirawat saat ini rata-rata anak-anak,” ungkap Vero.

Baca Juga :  Hari Pertama 16 Kloter sudah Tiba di Madinah

  Veropun mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menjaga kebersihan tangan dan mengkonsumsi makan dan minuman. “Kalau masak air harus sampai matang hingga mendidih sampai 100 derajat celcius,” jelas Vero.

  Sementara dari laporan Kepala Seksi Surveilence dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Elia Tabuni, Mgr. MSc, melalui pesan WhatsApp, bahwa untuk sampel Rectal Swah belum dilakukan uji laboratorium, karena di Labkesda Papua belum bisa dilakukan pemeriksaan.

  “Untuk sampel Rectal Swah akan dikirim ke Surabaya, karena Labkesda belum bisa pemeriksaan tersebut,” terang Elia Melalui pesan WhatsApp. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya