Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Dari Denpasar ke Malang demi Legenda yang Diceritakan sang Kakek 

Ronaldinho, Rendang, dan Lapangan yang Diabadikan Untuknya

Ronaldinho menolak mengambil penalti, juga tak mau dijadikan kapten. Tapi, dia absen di laga kedua trofeo bukan karena ngambek, melainkan jatah mainnya yang 30 menit sudah habis. 

Bagus P.P., Malang-Taufiq A., Jakarta

BOCAH 10 tahun itu melepas passing. Umpan sejauh 25 meter tersebut mendarat mulus di kaki legenda asal Brasil, Ronaldinho. Kini giliran peraih Ballon d’Or 2005 itu yang mengirim umpan balik.

Dan, di sisi seberang, Rio Kaj Den Has, bocah tersebut, sudah menunggu. Bola mendatar dikirim Ronaldinho, Rio mengontrolnya dengan sempurna. Tapi, tiba-tiba saja Ronaldinho menyela. Sesi latihan pun mandek.

’’Passing itu basic dalam sepak bola. Kalau passing sudah bagus, kalian harus bisa kontrol. Bagaimana kalau kontrol sudah bagus? Kalian harus mengulangi latihan basic ini terus-menerus,’’ kata pria yang lahir di Porto Alegre, 42 tahun lalu, dengan nama Ronaldo Assis de Moreira tersebut.

Pesan itu disampaikan FIFA World Player of the Year 2004 dan 2005 tersebut di hadapan Rio dan 24 anak lain yang mengikuti sesi coaching clinic di lapangan Unggul Sport Center (USC), Malang, Minggu (26/6) lalu. Datang dari mantan pemain yang memiliki passing serta kontrol ’’ajaib”, semua pun mendengarkan dengan saksama. Apalagi ketika dia memamerkan teknik dribble, skill yang pernah membuatnya, antara lain, mendapat standing ovation di kandang Real Madrid semasa membela Barcelona.

Tidak lama sesi itu berlangsung. Total hanya sekitar 30 menit. Itu pun Ronaldinho masih necis. Memakai setelan kaus hitam. Dipadu celana pendek berwarna cokelat. Sepatunya juga kasual.

Meski tidak lama, Rio begitu terkesima. ’’Saya tahu Ronaldinho dari kakek. Dia sering menunjukkan video Ronaldinho di YouTube,’’ kata bocah blasteran Banyumas-Belanda tersebut.

Itu pula yang membuat Rio nekat berangkat dari Denpasar. ’’Anak saya merengek ingin dilatih Ronaldinho. Mau bagaimana lagi?’’ kata Femke Den Has, ibunda Rio, yang sudah 20 tahun tinggal di Bali.

Hidup Ronaldinho tak selalu berada di trek lurus tanpa halangan. Beberapa kali tersandung kasus hukum.

Tapi, dengan kemampuan sepak bolanya, Ronaldinho tak pernah gagal menghibur orang-orang di sekitarnya. Di sebuah penjara di Paraguay, tempat dia ditahan karena kasus paspor palsu, misalnya, mantan pemain AC Milan itu menjadi pahlawan dadakan lewat perantaraan sebuah turnamen futsal.

Di final, tim yang dibelanya menang 11-2. Ronaldinho mencetak 5 gol dan memberikan assist untuk 6 gol lainnya.

Baca Juga :  Perusak Lingkungan Dipastikan Disanksi, Semua Pihak Diminta Untuk Menjaga

Rio sama terkesimanya dengan orang-orang di penjara Paraguay itu. Bahkan, saat sesi coaching clinic tertunda selama satu jam akibat hujan pun, dia tetap menunggu sang idola. ’’Nggak masalah, saya ingin ngobrol. Tadi saya ada sedikit interaksi (dengan Ronaldinho), senang sekali,’’ jelas siswa SSC Renon itu.

Di sela-sela coaching clinic itu pula Ronaldinho banyak bercerita. Termasuk soal kuliner. Dia sudah mencoba beberapa makanan khas Indonesia. Di rumah bos RANS Nusantara FC Raffi Ahmad, dia disuguhi telur gulung.

’’Hampir semua makanan Indonesia (yang sudah saya cicipi) cocok di lidah saya. Cuma, jangan yang pedas, saya nggak suka,’’ ungkapnya.

Tapi, ada satu masakan yang dia coba dan langsung jatuh hati. ’’Di sini (Indonesia) saya paling suka sama rendang,’’ bebernya.

Dia juga melihat potensi pemain muda Indonesia cukup bagus. Termasuk skill individual mereka. Tapi, dia mengingatkan agar jangan pernah egois. Harus tetap bermain secara tim. ’’Kalian harus memupuk kebersamaan dengan pemain lain. Hang out bersama, latihan bersama, habiskan harimu dengan rekan satu tim,’’ tambahnya.

Sambutan yang sama hangatnya juga dia terima saat membela RANS Nusantara FC pada Trofeo Meet The Star. Turnamen tiga tim di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu dibuka dengan guard of honour untuk Ronaldinho. Skuad RANS dan Persik Kediri berbaris. Dan, Aremania bergemuruh.

Sebelum kickoff, pelatih RANS Rahmad Darmawan mengumpulkan semua pemain. Melakukan brifing. ’’Karena ini sifatnya fun football, saya minta semua bola diarahkan ke Ronaldinho. Biar dia (Ronaldinho) menunjukkan skill-nya,’’ katanya kepada Jawa Pos.

Semua pemain sepakat. Ronaldinho yang sukses membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 dan mengantarkan Barcelona meraih treble pada musim 2005­–2006 adalah magnetnya.

Tapi, semua kacau begitu kickoff dimulai. Pelatih yang akrab disapa RD itu terhenyak. Distribusi bola ke Ronaldinho mandek. ’’Pas kami mau fun football, lawan (Persik) malah main serius. Jadi, aliran bola ke Ronaldinho minim sekali,” katanya.

Padahal, dia ingin Ronaldinho banyak pegang bola. ’’Biar penonton terhibur. Sepertinya ada miskomunikasi,’’ jelas pelatih yang akrab disapa RD tersebut.

Soal itu, Persik yang akhirnya keluar sebagai juara punya alasan. ’’Secara moral saya selalu menekankan bahwa setiap masuk ke lapangan, pemain harus menunjukkan permainan sepak bola yang bagus,’’ kata pelatih Persik Javier Roca.

Gelandang sekaligus kapten Persik Arthur Irawan juga senada. Dia memang ingin semua rekannya selalu fight saat di lapangan. ’’Baik itu saat latihan sekalipun, kami harus selalu bermain serius layaknya sebuah pertandingan. Tadi (kemarin) kami cukup senang bisa bermain bersama Ronaldinho dan melihat bagaimana sentuhan serta ketenangannya dalam mengolah bola,’’ katanya.

Baca Juga :  Satu Bulan Lebih Usai Diresmikan, Masih 1 OPD Belum Tempati 

Laga kontra Persik diakhiri dengan adu penalti. Ronaldinho sejatinya diminta untuk jadi salah satu algojo. ’’Tapi, dia menolak, katanya biar pemain lain saja yang ambil,’’ ungkap RD.

Alhasil, RANS kalah dalam adu penalti tersebut. Bukan itu saja permintaan RD yang ditolak Ronaldinho. Sebelum laga, pemain yang membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 itu diminta menjadi kapten tim. ’’Saya sudah memaksa, tapi Ronaldinho menolak. Katanya, banyak pemain lain yang lebih pantas jadi kapten,’’ ungkap pelatih 55 tahun itu.

Di laga kedua kontra Arema FC, Ronaldinho malah tidak tampil. Apakah dia kecewa dengan seriusnya gaya bermain Persik? RD membantah. ’’Jatah main Ronaldinho memang 30 menit. Rencananya 15 menit lawan Persik dan 15 menit lawan Arema. Memang tidak bisa tampil full karena acara dia di Indonesia padat sekali kan,’’ tambah RD.

Pelatih Arema FC Eduardo Almeida sebenarnya kecewa. ’’Tapi, saya tidak bisa apa-apa. Karena bukan saya yang memutuskan,’’ jelas Almeida.

Soal trofeo, Chairman RANS Rudy Salim juga memastikan Ronaldinho tidak ngambek. ’’Meski seharusnya bermain fun, tim-tim terlihat serius, Ronaldinho tidak masalah. Dia happy,” terangnya.

Dari Malang, Ronaldinho langsung terbang ke Jakarta pada Senin (27/6) pagi. Dia mengunjungi RANS Prestige Sportainment yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk II.

RANS Prestige Sportainment adalah calon training ground bagi klub RANS Nusantara FC. Arena olahraga itu memiliki fasilitas lapangan sepak bola, mini-soccer, futsal, skateboard arena, lapangan bulu tangkis, tenis, basket, wall climbing, e-sport, serta kafe.

Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Ronaldinho, namanya diabadikan menjadi nama lapangan sepak bola di RANS Prestige Sportainment. Ronaldinho’s Field. ”Hari ini (kemarin, Red) menjadi momen bersejarah. Ini satu-satunya tempat olahraga di Indonesia yang didatangi legenda dunia,” ujar Rudy.

Kunjungan ke RANS Prestige Sportainment menjadi agenda terakhir sang megabintang. Sebelum pamitan, Ronaldinho, seperti ditirukan Rudy, mengaku terkesan dengan apa yang dia lihat di Indonesia. ’’Saya percaya sepak bola Indonesia bisa berkembang lebih baik. Indonesia akan memiliki masa depan sepak bola yang bagus,’’ katanya. (*/c7/ttg/JPG)

Ronaldinho, Rendang, dan Lapangan yang Diabadikan Untuknya

Ronaldinho menolak mengambil penalti, juga tak mau dijadikan kapten. Tapi, dia absen di laga kedua trofeo bukan karena ngambek, melainkan jatah mainnya yang 30 menit sudah habis. 

Bagus P.P., Malang-Taufiq A., Jakarta

BOCAH 10 tahun itu melepas passing. Umpan sejauh 25 meter tersebut mendarat mulus di kaki legenda asal Brasil, Ronaldinho. Kini giliran peraih Ballon d’Or 2005 itu yang mengirim umpan balik.

Dan, di sisi seberang, Rio Kaj Den Has, bocah tersebut, sudah menunggu. Bola mendatar dikirim Ronaldinho, Rio mengontrolnya dengan sempurna. Tapi, tiba-tiba saja Ronaldinho menyela. Sesi latihan pun mandek.

’’Passing itu basic dalam sepak bola. Kalau passing sudah bagus, kalian harus bisa kontrol. Bagaimana kalau kontrol sudah bagus? Kalian harus mengulangi latihan basic ini terus-menerus,’’ kata pria yang lahir di Porto Alegre, 42 tahun lalu, dengan nama Ronaldo Assis de Moreira tersebut.

Pesan itu disampaikan FIFA World Player of the Year 2004 dan 2005 tersebut di hadapan Rio dan 24 anak lain yang mengikuti sesi coaching clinic di lapangan Unggul Sport Center (USC), Malang, Minggu (26/6) lalu. Datang dari mantan pemain yang memiliki passing serta kontrol ’’ajaib”, semua pun mendengarkan dengan saksama. Apalagi ketika dia memamerkan teknik dribble, skill yang pernah membuatnya, antara lain, mendapat standing ovation di kandang Real Madrid semasa membela Barcelona.

Tidak lama sesi itu berlangsung. Total hanya sekitar 30 menit. Itu pun Ronaldinho masih necis. Memakai setelan kaus hitam. Dipadu celana pendek berwarna cokelat. Sepatunya juga kasual.

Meski tidak lama, Rio begitu terkesima. ’’Saya tahu Ronaldinho dari kakek. Dia sering menunjukkan video Ronaldinho di YouTube,’’ kata bocah blasteran Banyumas-Belanda tersebut.

Itu pula yang membuat Rio nekat berangkat dari Denpasar. ’’Anak saya merengek ingin dilatih Ronaldinho. Mau bagaimana lagi?’’ kata Femke Den Has, ibunda Rio, yang sudah 20 tahun tinggal di Bali.

Hidup Ronaldinho tak selalu berada di trek lurus tanpa halangan. Beberapa kali tersandung kasus hukum.

Tapi, dengan kemampuan sepak bolanya, Ronaldinho tak pernah gagal menghibur orang-orang di sekitarnya. Di sebuah penjara di Paraguay, tempat dia ditahan karena kasus paspor palsu, misalnya, mantan pemain AC Milan itu menjadi pahlawan dadakan lewat perantaraan sebuah turnamen futsal.

Di final, tim yang dibelanya menang 11-2. Ronaldinho mencetak 5 gol dan memberikan assist untuk 6 gol lainnya.

Baca Juga :  Satu Bumblebee Butuh 5 Motor dan 20 Tangki Bensin

Rio sama terkesimanya dengan orang-orang di penjara Paraguay itu. Bahkan, saat sesi coaching clinic tertunda selama satu jam akibat hujan pun, dia tetap menunggu sang idola. ’’Nggak masalah, saya ingin ngobrol. Tadi saya ada sedikit interaksi (dengan Ronaldinho), senang sekali,’’ jelas siswa SSC Renon itu.

Di sela-sela coaching clinic itu pula Ronaldinho banyak bercerita. Termasuk soal kuliner. Dia sudah mencoba beberapa makanan khas Indonesia. Di rumah bos RANS Nusantara FC Raffi Ahmad, dia disuguhi telur gulung.

’’Hampir semua makanan Indonesia (yang sudah saya cicipi) cocok di lidah saya. Cuma, jangan yang pedas, saya nggak suka,’’ ungkapnya.

Tapi, ada satu masakan yang dia coba dan langsung jatuh hati. ’’Di sini (Indonesia) saya paling suka sama rendang,’’ bebernya.

Dia juga melihat potensi pemain muda Indonesia cukup bagus. Termasuk skill individual mereka. Tapi, dia mengingatkan agar jangan pernah egois. Harus tetap bermain secara tim. ’’Kalian harus memupuk kebersamaan dengan pemain lain. Hang out bersama, latihan bersama, habiskan harimu dengan rekan satu tim,’’ tambahnya.

Sambutan yang sama hangatnya juga dia terima saat membela RANS Nusantara FC pada Trofeo Meet The Star. Turnamen tiga tim di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu dibuka dengan guard of honour untuk Ronaldinho. Skuad RANS dan Persik Kediri berbaris. Dan, Aremania bergemuruh.

Sebelum kickoff, pelatih RANS Rahmad Darmawan mengumpulkan semua pemain. Melakukan brifing. ’’Karena ini sifatnya fun football, saya minta semua bola diarahkan ke Ronaldinho. Biar dia (Ronaldinho) menunjukkan skill-nya,’’ katanya kepada Jawa Pos.

Semua pemain sepakat. Ronaldinho yang sukses membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 dan mengantarkan Barcelona meraih treble pada musim 2005­–2006 adalah magnetnya.

Tapi, semua kacau begitu kickoff dimulai. Pelatih yang akrab disapa RD itu terhenyak. Distribusi bola ke Ronaldinho mandek. ’’Pas kami mau fun football, lawan (Persik) malah main serius. Jadi, aliran bola ke Ronaldinho minim sekali,” katanya.

Padahal, dia ingin Ronaldinho banyak pegang bola. ’’Biar penonton terhibur. Sepertinya ada miskomunikasi,’’ jelas pelatih yang akrab disapa RD tersebut.

Soal itu, Persik yang akhirnya keluar sebagai juara punya alasan. ’’Secara moral saya selalu menekankan bahwa setiap masuk ke lapangan, pemain harus menunjukkan permainan sepak bola yang bagus,’’ kata pelatih Persik Javier Roca.

Gelandang sekaligus kapten Persik Arthur Irawan juga senada. Dia memang ingin semua rekannya selalu fight saat di lapangan. ’’Baik itu saat latihan sekalipun, kami harus selalu bermain serius layaknya sebuah pertandingan. Tadi (kemarin) kami cukup senang bisa bermain bersama Ronaldinho dan melihat bagaimana sentuhan serta ketenangannya dalam mengolah bola,’’ katanya.

Baca Juga :  Pisang Kupasan sang Kiai dan Kapal yang Sampai Ditunda Jadwalnya

Laga kontra Persik diakhiri dengan adu penalti. Ronaldinho sejatinya diminta untuk jadi salah satu algojo. ’’Tapi, dia menolak, katanya biar pemain lain saja yang ambil,’’ ungkap RD.

Alhasil, RANS kalah dalam adu penalti tersebut. Bukan itu saja permintaan RD yang ditolak Ronaldinho. Sebelum laga, pemain yang membawa Brasil juara Piala Dunia 2002 itu diminta menjadi kapten tim. ’’Saya sudah memaksa, tapi Ronaldinho menolak. Katanya, banyak pemain lain yang lebih pantas jadi kapten,’’ ungkap pelatih 55 tahun itu.

Di laga kedua kontra Arema FC, Ronaldinho malah tidak tampil. Apakah dia kecewa dengan seriusnya gaya bermain Persik? RD membantah. ’’Jatah main Ronaldinho memang 30 menit. Rencananya 15 menit lawan Persik dan 15 menit lawan Arema. Memang tidak bisa tampil full karena acara dia di Indonesia padat sekali kan,’’ tambah RD.

Pelatih Arema FC Eduardo Almeida sebenarnya kecewa. ’’Tapi, saya tidak bisa apa-apa. Karena bukan saya yang memutuskan,’’ jelas Almeida.

Soal trofeo, Chairman RANS Rudy Salim juga memastikan Ronaldinho tidak ngambek. ’’Meski seharusnya bermain fun, tim-tim terlihat serius, Ronaldinho tidak masalah. Dia happy,” terangnya.

Dari Malang, Ronaldinho langsung terbang ke Jakarta pada Senin (27/6) pagi. Dia mengunjungi RANS Prestige Sportainment yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk II.

RANS Prestige Sportainment adalah calon training ground bagi klub RANS Nusantara FC. Arena olahraga itu memiliki fasilitas lapangan sepak bola, mini-soccer, futsal, skateboard arena, lapangan bulu tangkis, tenis, basket, wall climbing, e-sport, serta kafe.

Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Ronaldinho, namanya diabadikan menjadi nama lapangan sepak bola di RANS Prestige Sportainment. Ronaldinho’s Field. ”Hari ini (kemarin, Red) menjadi momen bersejarah. Ini satu-satunya tempat olahraga di Indonesia yang didatangi legenda dunia,” ujar Rudy.

Kunjungan ke RANS Prestige Sportainment menjadi agenda terakhir sang megabintang. Sebelum pamitan, Ronaldinho, seperti ditirukan Rudy, mengaku terkesan dengan apa yang dia lihat di Indonesia. ’’Saya percaya sepak bola Indonesia bisa berkembang lebih baik. Indonesia akan memiliki masa depan sepak bola yang bagus,’’ katanya. (*/c7/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya