Monday, May 5, 2025
26.2 C
Jayapura

Jalan Masuk Rusak, Guru dan Siswa Khawatir Gedung Roboh

  Tak hanya itu di samping kiri kanan jalan terdapat terdapat, ilalang, rumput dan tumbuhan lainnya yang telah menjalar ke dalam badan jalan. Melihat kondisi itu, suasana di sekitar area jalan tanpak sepi dan mistis.

   “Sudah sejak lama pak, jalannya rusak, sampai sekarang belum ada tindakan dari pemerintah. Apalagi kalau saat musim hujan, semua batu bekas pengaspalan terangkat semua yang membuat jalannya rusak dan berlubang, makanya saya sekarang tiap hari diantar atau naik ojek tidak berani mengunakan kendaraan, itupun kita harus putar lewat Ring Road,” jelas Sherlly dengan nada kesal.

  Ia pun berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait agar segera memperbaiki jalan rusak dan berlubang menuju sekolahnya itu.

  Keluhan lain disampaikan Yuliana Wattiymuri, guru wali kelas I di SD Inpres Tobati, yang mengatakan bahwa, permasalahan di sekolah tempat ia mengajar saat ini sangat banyak yakni mulai dari kurangnya Sapras, gedung sekolah yang rusak hingga air bersih menjadi polemik.

Baca Juga :  Hindari Hal yang Tak Diinginkan, Pengamanan Cakada jadi Prioritas

  Bahkan, kata Yuliana, dua bangunan sekolah yang telah mengalami kerusakan akibat gempa beberapa tahun yang lalu di Kota Jayapura hingga sekarang belum juga diperbaiki oleh pemerintah.

  “Tahun kemarin yang gempa itu, dua bangunan sekolah kita kan sudah rusak tinggal roboh saja, tinggal goyang sedikit saja bangunan itu tetap runtuh. Jadi kalau kita sementara mengajar, makanya kalau truk tronton melintas kita kadang keluar karena dia goyang,” ungkap Yuliana kepada Cenderawasih Pos, Kamis (24/4) siang di SD Inpres Tobati.

  Tidak hanya ruangan kelas, kamar mandi untuk para siswa juga alami kendala dan masih kurang. Pihak sekolah mengakalinya dengan menggabungkan siswa-siswi dijadikan satu.

Baca Juga :  Gaji Belum Dibayar, Puluhan Guru Mengadu ke Wakil Rakyat

Ia mengaku beberapa kesempatan, pasca  gempa 2022, dari Dinas Pendidikan dan Dinas PUPR Kota Jayapura dan Provinsi meninjau sekolah tersebut, namun tidak ada realisasi hingga saat ini.

  Menurutnya, keluhan terkait dengan kondisi ruangan belajar siswa, jalan masuk sekolah dan lainnya, pihak sekolah telah menyampaikan kepada pemerintah melalui dinas terkaitnya. Langkah itu diambil pihak sekolah untuk menghindari resiko berat yang terjadi kepada siswa dan guru-guru.

  “Terkait itu juga kita sudah sampaikan lagi kepada pengawas, maksudnya kita menghindar jangan sampai ada resiko besar untuk siswa. Setelah ditinjau juga sama saja, sampai saat ini janji pembangunan rehab jalan tetapi tidak direhab, padahal jika melihat kondisi pondasi  telah rusak,” ujarnya.

  Tak hanya itu di samping kiri kanan jalan terdapat terdapat, ilalang, rumput dan tumbuhan lainnya yang telah menjalar ke dalam badan jalan. Melihat kondisi itu, suasana di sekitar area jalan tanpak sepi dan mistis.

   “Sudah sejak lama pak, jalannya rusak, sampai sekarang belum ada tindakan dari pemerintah. Apalagi kalau saat musim hujan, semua batu bekas pengaspalan terangkat semua yang membuat jalannya rusak dan berlubang, makanya saya sekarang tiap hari diantar atau naik ojek tidak berani mengunakan kendaraan, itupun kita harus putar lewat Ring Road,” jelas Sherlly dengan nada kesal.

  Ia pun berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait agar segera memperbaiki jalan rusak dan berlubang menuju sekolahnya itu.

  Keluhan lain disampaikan Yuliana Wattiymuri, guru wali kelas I di SD Inpres Tobati, yang mengatakan bahwa, permasalahan di sekolah tempat ia mengajar saat ini sangat banyak yakni mulai dari kurangnya Sapras, gedung sekolah yang rusak hingga air bersih menjadi polemik.

Baca Juga :  Gaji Belum Dibayar, Puluhan Guru Mengadu ke Wakil Rakyat

  Bahkan, kata Yuliana, dua bangunan sekolah yang telah mengalami kerusakan akibat gempa beberapa tahun yang lalu di Kota Jayapura hingga sekarang belum juga diperbaiki oleh pemerintah.

  “Tahun kemarin yang gempa itu, dua bangunan sekolah kita kan sudah rusak tinggal roboh saja, tinggal goyang sedikit saja bangunan itu tetap runtuh. Jadi kalau kita sementara mengajar, makanya kalau truk tronton melintas kita kadang keluar karena dia goyang,” ungkap Yuliana kepada Cenderawasih Pos, Kamis (24/4) siang di SD Inpres Tobati.

  Tidak hanya ruangan kelas, kamar mandi untuk para siswa juga alami kendala dan masih kurang. Pihak sekolah mengakalinya dengan menggabungkan siswa-siswi dijadikan satu.

Baca Juga :  Harus Tahan Hujan dan Panas, Sering Tidak Laku dan Harus Dibawa Pulang

Ia mengaku beberapa kesempatan, pasca  gempa 2022, dari Dinas Pendidikan dan Dinas PUPR Kota Jayapura dan Provinsi meninjau sekolah tersebut, namun tidak ada realisasi hingga saat ini.

  Menurutnya, keluhan terkait dengan kondisi ruangan belajar siswa, jalan masuk sekolah dan lainnya, pihak sekolah telah menyampaikan kepada pemerintah melalui dinas terkaitnya. Langkah itu diambil pihak sekolah untuk menghindari resiko berat yang terjadi kepada siswa dan guru-guru.

  “Terkait itu juga kita sudah sampaikan lagi kepada pengawas, maksudnya kita menghindar jangan sampai ada resiko besar untuk siswa. Setelah ditinjau juga sama saja, sampai saat ini janji pembangunan rehab jalan tetapi tidak direhab, padahal jika melihat kondisi pondasi  telah rusak,” ujarnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya