Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Yang Belum Bisa Tertangani, Diusulkan Untuk Dibantu Pemerintah Pusat

Indikator Capaian dari Masa Tanggap Darurat ke Masa Transisi dan Pemulihan

Setelah masa tanggap darurat selama 2 minggu, sejak banjir dan tanah longsor melanda Kota Jayapura pada Jumat (8/1) lalu, kini status penanganan bencana memasuki masa transisi selama tiga bulan ke depan, sebelum masuk ke masa pemulihan pada tiga bulan berikutnya. Lantas apa target dan indicator capaian di masing-masing penanganan pasca bencana ini?

Oleh: Rahayu Nur Hasanah-Jayapura

Meski bencana banjir dan tanah longsor di Kota Jayapura ini bukan hal yang baru, bahkan hampir setiap tahun saat hujan deras bisa terjadi, namun bencana pada Jumat (7/1) lalu, memang dirasakan besar dampaknya.

   Oleh karena itu, penanganan yang dilakukan Pemkot Jayapura melalui Satgas Penaggulangan Bencana Banjir dan Longsor Kota Jayapura, juga cukup serius. Apalagi, musibah ini juga mendapatkan perhatian dari sejumlah lembaga/instansi baik di Kota Jayapura maupun di luar Papua, dengan mengirim sejumlah bantuan. Baik yang didistribusikan langsung ke korban bencana maupun lewat Posko Induk yang dibentuk di GOR Waringin.

   Pemerintah Kota Jayapura pun telah melakukan penanganan bencana banjir dan longsor ini dengan serius. Bahkan musibah banjir ini juga mendapatkan atensi langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dari pusat, yang ikut turun dan memberikan bantuan. Dimana, sejak terjadinya banjir dan longsor, Pemkot langsung menetapkan masa tanggap darurat untuk penanggulangan banjir. Baik pemberian bantuan makanan siap saji, yang sangat dibutuhkan bagi korban banjir terendam maupun longsor.

  Selain itu, beberapa hari kemudian juga dilakukan kegiatan pembersihan pasca bencana. Tidak hanya menyangkut masalah sampah dan lumpur yang mengendap di sejumlah titik, mulai Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura dan Heram, namun juga kebutuhan lain dari warga korban banjir.

  Dari masing-masing instansi, dikerahkan untuk membuat dan menyusun program penanggulangan banjir dan longsor ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Selain dari Dinas PUPR, juga dari Dinas Kesehatan melakukan pelayanan kesehatan keliling, bahkan hingga Dispendukcapil yang turun ke masyarakat untuk membantu  warga mendapatkan ganti dokumen kependudukan yang rusak atau hilang akibat banjir.

Baca Juga :  Bahwa Perang Bukan Sekadar Bunuh-bunuhan

    Dansatgas Penangulangan  Bencana Banjir dan Longsor, Kota Jayapura H Ir. Rustan Saru mengatakan masa tanggap darurat sudah dilalui dengan baik dan saat ini beralih ke masa transisi darurat. Ada banyak indikator capaian dalam peralihan status bencana di Kota Jayapura diantaranya seluruh lokasi-lokasi banjir telah kering. Sungai atau kali yang terganggu akibat tumpukan sampah dan sedimen telah dilakukan pengerukan seperti kali Siborghoyi, Kali Acai dan Kali Konya. Begitupun lokasi yang terkena longsoran.

   “Kemudian penanganan tembok yang roboh  di SMA 4 Entrop,  satu sisi sudah kita selesaikan begitu juga sisi sebelah SMA 4 sementara dikerjakan. Penanganan longsor di beberapa titik seperti skyline beberapa titik jalan utama itu semua sudah selesai. Nah tugas sekarang kita penanganan beberapa titik bagian kedalam seperti sementara kita mau tangani adalah penanganan longsor di Batu Putih yang naik ke atas itu akan ditangani dalam waktu dekat ini.” ujar Rustan.

  Tidak hanya itu, semua bantuan berupa bama (bahan makanan) telah disalurkan. Termasuk bantuan berupa dana sebagian telah diberikan kepada masyarakat sesuai kebutuhan.  “Beras cadangan pemerintah dari bulog yang kami dapatkan 65 ton mulai minggu ini kita bagi pada semua warga yang terdampak melalui distrik, lurah dan RT RW.”ungkap Rustan Saru.

   Disamping itu, yang juga telah dicapai adalah masalah penanganan kesehatan medis. Diaman selama dua minggu ada 2.575 warga yang terdampak banjir yang diberikan  layanan kesehatan. Ada berbagai penyakit yang dikeluhkan warga,  terbanyak adalah Ispa, kemudian ada pegal-pegal dan ada juga yang hipertensi.

Baca Juga :  Malu Mengaku Buta Aksara, Berdayakan PKBM yang Tersebar di 16 Tiik

  Sementara untuk layanan dokumen kependudukan wbagi warga terdampak bencana, Dispenduk Capil Kota Jayapura sudah melayani sekitar lebih 600 dokumen yang diterbitkan selama 4 hari. Dimana pelayanan ke tengah pemukiman warga terdampak bencana ini juga masih berlangsung sampai  dengan tanggal 18 Februari.

Pasca banjir, juga dilakukan fogging secara massal untuk mencegah demam berdarah. Sebab, pasca banjir memang ada ada genangan-genangan air yang berpotensi jadi sarang nyamuk. “Yang terakhir yang masihberjalan sampai dengan hari ini adalah penanganan kebersihan sampah, terus kita berjalan disemua titik kita bersihkan untuk melakukan kerja bakti beberapa kali dan terakhir besok kita lakukan hari Sabtu di Pasar Youtefa.”beber Rustan Saru.

   Sementara untuk  tanggul yang jebol ada rumah yang memang terganggu  sekarang masih pemulihan. Sementara diperbaiki sesuai dengan kemampuan  anggaran yang ada. Untuk tiga bulan pertama masa transisi, jika ada pekerjaan urgent yang belum terselesaikan, maka akan dilanjutkan pada masa pemulihan untuk bisa dituntaskan.

    “Nah selama masa transisi pemulihan ini ada hal teknis yang memang tidak bisa kami kerjakan, karena kemampuan terbatas. Itu kita kirimkan datanya di masa transisi darurat ke BNPB Pusat, ke Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, PUPR dan juga Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)  untuk mereka kaji,”tuturnya.

    Rustan Saru berharap bisa segera ada jawaban untuk dana rehabilitasi konstruksi di tahun   berikutnya. “Kita berharap dengan sekumpulan titik longsor yang ada di kota,  yang dicatat ada 50 titik longsor itu menjadi patokan kami mengusulkan program kegiatan 2022 ini.”pungkasnya.  (*/tri)

Indikator Capaian dari Masa Tanggap Darurat ke Masa Transisi dan Pemulihan

Setelah masa tanggap darurat selama 2 minggu, sejak banjir dan tanah longsor melanda Kota Jayapura pada Jumat (8/1) lalu, kini status penanganan bencana memasuki masa transisi selama tiga bulan ke depan, sebelum masuk ke masa pemulihan pada tiga bulan berikutnya. Lantas apa target dan indicator capaian di masing-masing penanganan pasca bencana ini?

Oleh: Rahayu Nur Hasanah-Jayapura

Meski bencana banjir dan tanah longsor di Kota Jayapura ini bukan hal yang baru, bahkan hampir setiap tahun saat hujan deras bisa terjadi, namun bencana pada Jumat (7/1) lalu, memang dirasakan besar dampaknya.

   Oleh karena itu, penanganan yang dilakukan Pemkot Jayapura melalui Satgas Penaggulangan Bencana Banjir dan Longsor Kota Jayapura, juga cukup serius. Apalagi, musibah ini juga mendapatkan perhatian dari sejumlah lembaga/instansi baik di Kota Jayapura maupun di luar Papua, dengan mengirim sejumlah bantuan. Baik yang didistribusikan langsung ke korban bencana maupun lewat Posko Induk yang dibentuk di GOR Waringin.

   Pemerintah Kota Jayapura pun telah melakukan penanganan bencana banjir dan longsor ini dengan serius. Bahkan musibah banjir ini juga mendapatkan atensi langsung dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana dari pusat, yang ikut turun dan memberikan bantuan. Dimana, sejak terjadinya banjir dan longsor, Pemkot langsung menetapkan masa tanggap darurat untuk penanggulangan banjir. Baik pemberian bantuan makanan siap saji, yang sangat dibutuhkan bagi korban banjir terendam maupun longsor.

  Selain itu, beberapa hari kemudian juga dilakukan kegiatan pembersihan pasca bencana. Tidak hanya menyangkut masalah sampah dan lumpur yang mengendap di sejumlah titik, mulai Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura dan Heram, namun juga kebutuhan lain dari warga korban banjir.

  Dari masing-masing instansi, dikerahkan untuk membuat dan menyusun program penanggulangan banjir dan longsor ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Selain dari Dinas PUPR, juga dari Dinas Kesehatan melakukan pelayanan kesehatan keliling, bahkan hingga Dispendukcapil yang turun ke masyarakat untuk membantu  warga mendapatkan ganti dokumen kependudukan yang rusak atau hilang akibat banjir.

Baca Juga :  Tiap Lelah, Selalu Ingat Momen Titik Balik di Carstensz

    Dansatgas Penangulangan  Bencana Banjir dan Longsor, Kota Jayapura H Ir. Rustan Saru mengatakan masa tanggap darurat sudah dilalui dengan baik dan saat ini beralih ke masa transisi darurat. Ada banyak indikator capaian dalam peralihan status bencana di Kota Jayapura diantaranya seluruh lokasi-lokasi banjir telah kering. Sungai atau kali yang terganggu akibat tumpukan sampah dan sedimen telah dilakukan pengerukan seperti kali Siborghoyi, Kali Acai dan Kali Konya. Begitupun lokasi yang terkena longsoran.

   “Kemudian penanganan tembok yang roboh  di SMA 4 Entrop,  satu sisi sudah kita selesaikan begitu juga sisi sebelah SMA 4 sementara dikerjakan. Penanganan longsor di beberapa titik seperti skyline beberapa titik jalan utama itu semua sudah selesai. Nah tugas sekarang kita penanganan beberapa titik bagian kedalam seperti sementara kita mau tangani adalah penanganan longsor di Batu Putih yang naik ke atas itu akan ditangani dalam waktu dekat ini.” ujar Rustan.

  Tidak hanya itu, semua bantuan berupa bama (bahan makanan) telah disalurkan. Termasuk bantuan berupa dana sebagian telah diberikan kepada masyarakat sesuai kebutuhan.  “Beras cadangan pemerintah dari bulog yang kami dapatkan 65 ton mulai minggu ini kita bagi pada semua warga yang terdampak melalui distrik, lurah dan RT RW.”ungkap Rustan Saru.

   Disamping itu, yang juga telah dicapai adalah masalah penanganan kesehatan medis. Diaman selama dua minggu ada 2.575 warga yang terdampak banjir yang diberikan  layanan kesehatan. Ada berbagai penyakit yang dikeluhkan warga,  terbanyak adalah Ispa, kemudian ada pegal-pegal dan ada juga yang hipertensi.

Baca Juga :  Setiap Bulan Pasti Ada yang Disidang, Melanggar Ditempatkan di Pedalaman

  Sementara untuk layanan dokumen kependudukan wbagi warga terdampak bencana, Dispenduk Capil Kota Jayapura sudah melayani sekitar lebih 600 dokumen yang diterbitkan selama 4 hari. Dimana pelayanan ke tengah pemukiman warga terdampak bencana ini juga masih berlangsung sampai  dengan tanggal 18 Februari.

Pasca banjir, juga dilakukan fogging secara massal untuk mencegah demam berdarah. Sebab, pasca banjir memang ada ada genangan-genangan air yang berpotensi jadi sarang nyamuk. “Yang terakhir yang masihberjalan sampai dengan hari ini adalah penanganan kebersihan sampah, terus kita berjalan disemua titik kita bersihkan untuk melakukan kerja bakti beberapa kali dan terakhir besok kita lakukan hari Sabtu di Pasar Youtefa.”beber Rustan Saru.

   Sementara untuk  tanggul yang jebol ada rumah yang memang terganggu  sekarang masih pemulihan. Sementara diperbaiki sesuai dengan kemampuan  anggaran yang ada. Untuk tiga bulan pertama masa transisi, jika ada pekerjaan urgent yang belum terselesaikan, maka akan dilanjutkan pada masa pemulihan untuk bisa dituntaskan.

    “Nah selama masa transisi pemulihan ini ada hal teknis yang memang tidak bisa kami kerjakan, karena kemampuan terbatas. Itu kita kirimkan datanya di masa transisi darurat ke BNPB Pusat, ke Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, PUPR dan juga Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)  untuk mereka kaji,”tuturnya.

    Rustan Saru berharap bisa segera ada jawaban untuk dana rehabilitasi konstruksi di tahun   berikutnya. “Kita berharap dengan sekumpulan titik longsor yang ada di kota,  yang dicatat ada 50 titik longsor itu menjadi patokan kami mengusulkan program kegiatan 2022 ini.”pungkasnya.  (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya