Friday, March 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Longsor di Jalan Alternatif Mulai Dibronjong

Warga Pengguna Jalan Diminta Tidak Melintas di Lokasi

JAYAPURA-Jalan alternatif tepatnya di tikungan belakang kolam buaya Entrop yang longsor akibat banjir pada Jumat (7/1) lalu, kini tengah diperbaiki. Untuk mencegah agar badan jalan aspal yang sudah mengambang ini tidak patah atau longsor, kini tebing jalan sedang dipasang bronjong. Oleh karena, itu kelancara pembangunan warga dilarang melintas di ruas jalan ini.

  Decky Rexy N Purun,S.T selaku pelaksana pekerjaan mengatakan bahwa saat ini prosesnya sedang dilakukan pengalian di bagian tebing untuk pemasangan bronjong.

    “Kita lakukan penggalian untuk bronjong dengan boxcolver  untuk saluran air, karena sering terjadi penumpukan air di situ dan material dari arah Kampung Buton di atas. Karena ada  penumpukan air disitu dengan intitas hujan yang sangat tinggi, maka terjadi pengikisan di area tanah di bawah jalan tersebut, sehingga terjadinya longsor,”ungkap Decky.

Baca Juga :  Tak Ada Anggaran, Gugatan Pekerja PT RML Ditolak

   Karena itu, pihaknya membuat atau memasang bronjong dibagian tebing yang longsor. Bronjong ini berfungsi sebagai dinding tebing, untuk  penahan tanahnya dan sebagai saluran untuk air bisa lewat. “Terutama saat ada hujan dengan intensitas yang tinggi air ada jalurnya,” katanya.

   Sementara itu disinggung terkait target waktu penyelesaian, Deck mengaku dengan kondisi saat ini pihaknya menargetkan sampai dengan 2 bulan ke depan,  namun akan diupayakan secepat mungkin.  “Target penyelesaian sih sekitar 1 sampai 2 bulan lah,  tergantung dengan kondisi di lapangan seperti apa,” katanya.

   Selain itu, ia juga menegaskan adanya sejumlah warga yang terus saja melintas di area pekerjaan tersebut yang menurutnya sangat mengganggu para pekerja. Sebab, semua peralatan kerja dilakukan di badan jalan, sehingga ia mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak melintas selama jalan masih ditutup.

Baca Juga :  Empat Pelaku Pembunuhan Polisi Terancam 15 Tahun

  “Masyarakat yang melintas dan banyak yang melawan dan masih banyak yang keras kepala untuk ke situ,  itu mengganggu pekerjaan, karena petugas semuanya bekerja di badan jalan. Kami di situ melakukan pekerjaan untuk perakitan bronjong dan lain-lain itu di tengah jalan jadi saat ada yang mau lewat disuruh geser dulu jadinya menghambat pekerjaan,”sesalnya.

   Meski tidak menjelaskan secara pasti anggaran yang digunakan untuk mengerjakan jalan tersebut, Decky mengaku proses pekerjaan ini merupakan penunjukan langsung dari dinas PU PR Provinsi Papua bersama Badan Penanggulangan Bencana untuk mengatasi area bencana.

   “Proyek dari PUPR Provinsi karena ini tanggap bencana, maka dilakukan penunjukkan Proyek langsung, dan untuk keterangan papan proyek akan kami pasang dalam waktu dekat,” katanya, (oel/tri)

Warga Pengguna Jalan Diminta Tidak Melintas di Lokasi

JAYAPURA-Jalan alternatif tepatnya di tikungan belakang kolam buaya Entrop yang longsor akibat banjir pada Jumat (7/1) lalu, kini tengah diperbaiki. Untuk mencegah agar badan jalan aspal yang sudah mengambang ini tidak patah atau longsor, kini tebing jalan sedang dipasang bronjong. Oleh karena, itu kelancara pembangunan warga dilarang melintas di ruas jalan ini.

  Decky Rexy N Purun,S.T selaku pelaksana pekerjaan mengatakan bahwa saat ini prosesnya sedang dilakukan pengalian di bagian tebing untuk pemasangan bronjong.

    “Kita lakukan penggalian untuk bronjong dengan boxcolver  untuk saluran air, karena sering terjadi penumpukan air di situ dan material dari arah Kampung Buton di atas. Karena ada  penumpukan air disitu dengan intitas hujan yang sangat tinggi, maka terjadi pengikisan di area tanah di bawah jalan tersebut, sehingga terjadinya longsor,”ungkap Decky.

Baca Juga :  Program CSR, BRI Wilayah Papua Gelontorkan Rp 15, 6 M 

   Karena itu, pihaknya membuat atau memasang bronjong dibagian tebing yang longsor. Bronjong ini berfungsi sebagai dinding tebing, untuk  penahan tanahnya dan sebagai saluran untuk air bisa lewat. “Terutama saat ada hujan dengan intensitas yang tinggi air ada jalurnya,” katanya.

   Sementara itu disinggung terkait target waktu penyelesaian, Deck mengaku dengan kondisi saat ini pihaknya menargetkan sampai dengan 2 bulan ke depan,  namun akan diupayakan secepat mungkin.  “Target penyelesaian sih sekitar 1 sampai 2 bulan lah,  tergantung dengan kondisi di lapangan seperti apa,” katanya.

   Selain itu, ia juga menegaskan adanya sejumlah warga yang terus saja melintas di area pekerjaan tersebut yang menurutnya sangat mengganggu para pekerja. Sebab, semua peralatan kerja dilakukan di badan jalan, sehingga ia mengharapkan kepada masyarakat untuk tidak melintas selama jalan masih ditutup.

Baca Juga :  RT/RW Perlu Galakkan Kegiatan Kebersihan

  “Masyarakat yang melintas dan banyak yang melawan dan masih banyak yang keras kepala untuk ke situ,  itu mengganggu pekerjaan, karena petugas semuanya bekerja di badan jalan. Kami di situ melakukan pekerjaan untuk perakitan bronjong dan lain-lain itu di tengah jalan jadi saat ada yang mau lewat disuruh geser dulu jadinya menghambat pekerjaan,”sesalnya.

   Meski tidak menjelaskan secara pasti anggaran yang digunakan untuk mengerjakan jalan tersebut, Decky mengaku proses pekerjaan ini merupakan penunjukan langsung dari dinas PU PR Provinsi Papua bersama Badan Penanggulangan Bencana untuk mengatasi area bencana.

   “Proyek dari PUPR Provinsi karena ini tanggap bencana, maka dilakukan penunjukkan Proyek langsung, dan untuk keterangan papan proyek akan kami pasang dalam waktu dekat,” katanya, (oel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya