Hana mengaku bahwa Kabupaten Jayapura terus mendorong agar kerawanan pangan dan kondisi perubahan iklim ekstrim ini tidak memberikan dampak besar bagi gizi masyarakat. Tantangan ini dihadapi dengan penguatan kolaborasi lintas sektor, terutama perluasan akses masyarakat terhadap pangan yang sehat, pelayanan kesehatan yang baik dan pendidikan yang cukup.
“Melalui Dinas Kesehatan, telah dilaksanakan upaya pemberian makan lengkap berbasis pangan lokal bagi balita gizi buruk dan balita stunting. Selain itu, pemberian makanan tambahan pemulihan melalui dana kampung juga digalakkan di setiap posyandu Kabupaten Jayapura,” bebernya.
Hana menyebut bahwa tahun 2023, Pemerintah Daerah telah menyiapkan 10 alat USG 2 dimensi bagi puskesmas. Sehingga seluruh puskesmas telah memiliki SDM kesehatan dan USG 2 dimensi serta 227 posyandu telah memiliki peralatan antrpometri, serta peralatan kesehatan yang cukup untuk intervensi spesifik stunting.
“Selain penguatan sektor kesehatan, ketahanan pangan lokal juga diperkuat baik dari pertanian, perikanan dan juga perluasan akses terhadap pangan murah. Sektor pendidikan melalui perluasan akses anak usia dini mendapat pangan yang sehat dan serta makanan tambahan anak sekolah,” ucapnya.
Pihaknya meminta semua elemen masyarakat dan wajib seluruh pihak terlibat dalam penanganan dan pencegahan gizi buruk serta kesehatan ibu dan anak. (*/tri)