Thursday, September 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Beras, Ayam Beku Jadi Bahan Kontak Termasuk Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

Egianus tetap menghormati apa yang menjadi permintaan masyarakat di Yuguru. Maklumlah jika menyimak diskusi yang disampaikan Edison,  warga di Kampung Yuguru ini yang selama menjaga dan merawat yang pilot. Egianus bisa saja memaksakan kehendak namun ia tak bisa mengabaikan apa yang sudah diberikan masyarakat kepada sang pilot. Jika ia memaksakan artinya ia akan diprotes oleh warga di kampung tersebut.

Menariknya selama di kampung ini sang pilot tetap dijaga layaknya orang baru atau tamu. Dan ketika sebelum proses pembebasan, masyarakat Yuguru melakukan prosesi bakar batu layaknya sebuah penghormatan kepada tamu yang akan pulang. Bakar batu sendiri memiliki nilai sosial yang kompleks.

“Pada 21 September, saya bersama pilot Helikopter Asian One dari Timika langsung ke Yuguru, dimana sebelumnya utusan Egianus juga telah menuju Yuguru bersama Pilot Philip. Usai menjemput Philip, kami langsung kembali ke Timika selanjutnya Philip diterbangkan ke Jakarta,” sambungnya.

Baca Juga :  Pangdam: Tidak Ada Pengerahan Pasukan untuk Bebaskan Sandera

Lantas apa alasan Egianus memilih membebaskan Philip di daerah Yuguru ? Edison menerangkan hal ini dikarenakan yang merawat Philip selama disandera adalah masyarakat setempat. Selain itu tim dari Egianus yakni Kodap III dan pihak gereja di Yuguru juga ikut merawat yang pilot. Alasan lainnya adalah pembebasan tidak dilakukan di Distrik Kuyawage lantaran masyarakat setempat takut setelah pembebasan terjadi operasi militer di daerah tersebut.

“Saat pembebasan Philip di Kuyawage, dilakukan juga upacara bakar batu dengan masyarakat setempat. Mereka menghormati semua prosesnya,” kata Edison.

Harunya saat di Yuguru, sebelum pilot diserahkan ke Edison, masyarakat setempat meminta presiden terpilih Prabowo untuk memperhatikan mereka.

“Gara-gara penahanan pilot, banyak kerusakan yang ditimbulkan, banyak warga yang mengungsi karena ketakutan dengan operasi yang dilakukan saat itu, adanya korban jiwa, kebun masyarakat yang tidak terurus, sekolah dan kesehatan tidak aktif dan lapangan terbang tidak diperhatikan,” cerita Edison. Selama ini dikatakan masyarakat disana hidup dalam kesulitan. Makan penuh keterbatasan, hanya mengandalkan hasil bumi dan jika cuaca tak menentu dipastikan  akan mempengaruhi hasil kebun.

Baca Juga :  Tergelincir, Nyaris Tabrak Rumah Warga

Beberapa kali di Nduga terjadi kelaparan akibat gagal panen. Mereka meminta  pemerintah hadir memperhatikan Yuguru dan Nduga. Kalimatnya, jima malam mereka kedinginan  dan jika siang mereka kelaparan.

“Pak Prabowo harus mendegarkan  tuntutan kami, dan segala kerusakan yang ada harus diperbaiki oleh bupati terpilih nantinya dan harus ada rehabilitasi,” kata Edison sebagaimana penyampaian dari masyarakat Nduga.

Egianus tetap menghormati apa yang menjadi permintaan masyarakat di Yuguru. Maklumlah jika menyimak diskusi yang disampaikan Edison,  warga di Kampung Yuguru ini yang selama menjaga dan merawat yang pilot. Egianus bisa saja memaksakan kehendak namun ia tak bisa mengabaikan apa yang sudah diberikan masyarakat kepada sang pilot. Jika ia memaksakan artinya ia akan diprotes oleh warga di kampung tersebut.

Menariknya selama di kampung ini sang pilot tetap dijaga layaknya orang baru atau tamu. Dan ketika sebelum proses pembebasan, masyarakat Yuguru melakukan prosesi bakar batu layaknya sebuah penghormatan kepada tamu yang akan pulang. Bakar batu sendiri memiliki nilai sosial yang kompleks.

“Pada 21 September, saya bersama pilot Helikopter Asian One dari Timika langsung ke Yuguru, dimana sebelumnya utusan Egianus juga telah menuju Yuguru bersama Pilot Philip. Usai menjemput Philip, kami langsung kembali ke Timika selanjutnya Philip diterbangkan ke Jakarta,” sambungnya.

Baca Juga :  Tergelincir, Nyaris Tabrak Rumah Warga

Lantas apa alasan Egianus memilih membebaskan Philip di daerah Yuguru ? Edison menerangkan hal ini dikarenakan yang merawat Philip selama disandera adalah masyarakat setempat. Selain itu tim dari Egianus yakni Kodap III dan pihak gereja di Yuguru juga ikut merawat yang pilot. Alasan lainnya adalah pembebasan tidak dilakukan di Distrik Kuyawage lantaran masyarakat setempat takut setelah pembebasan terjadi operasi militer di daerah tersebut.

“Saat pembebasan Philip di Kuyawage, dilakukan juga upacara bakar batu dengan masyarakat setempat. Mereka menghormati semua prosesnya,” kata Edison.

Harunya saat di Yuguru, sebelum pilot diserahkan ke Edison, masyarakat setempat meminta presiden terpilih Prabowo untuk memperhatikan mereka.

“Gara-gara penahanan pilot, banyak kerusakan yang ditimbulkan, banyak warga yang mengungsi karena ketakutan dengan operasi yang dilakukan saat itu, adanya korban jiwa, kebun masyarakat yang tidak terurus, sekolah dan kesehatan tidak aktif dan lapangan terbang tidak diperhatikan,” cerita Edison. Selama ini dikatakan masyarakat disana hidup dalam kesulitan. Makan penuh keterbatasan, hanya mengandalkan hasil bumi dan jika cuaca tak menentu dipastikan  akan mempengaruhi hasil kebun.

Baca Juga :  Terlambat Kirim Dapodik Tak Dapat Dana BOS,  Tenaga Guru juga Masih Kurang

Beberapa kali di Nduga terjadi kelaparan akibat gagal panen. Mereka meminta  pemerintah hadir memperhatikan Yuguru dan Nduga. Kalimatnya, jima malam mereka kedinginan  dan jika siang mereka kelaparan.

“Pak Prabowo harus mendegarkan  tuntutan kami, dan segala kerusakan yang ada harus diperbaiki oleh bupati terpilih nantinya dan harus ada rehabilitasi,” kata Edison sebagaimana penyampaian dari masyarakat Nduga.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya