Thursday, September 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Beras, Ayam Beku Jadi Bahan Kontak Termasuk Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan

Ini berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo kala itu. Tugas Edison adalah melakukan koordinasi, komunikasi dan konsolidasi dengan para pihak termasuk Egianus Kogoya.

“Saya bertindak sebagai ketua tim di tingkat keluarga dengan merekrut beberapa intelektual yang rata-rata dari keluarga, tugas kami keluar masuk melakukan pendekatan ke kecamatan-kecamatan dimana pilot itu ditahan. Seperti di Kampung Yuguru, Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya dan dan beberapa daerah lainnya,” cerita Edison saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (23/9).

Di distrik-distrik tempat di mana Pilot berada, tim yang dipimpin Edison melakukan pelayanan kepada masyarakat setempat. Mulai dari pelayanan pendidikan, memberikan bahan makanan kepada masyarakat, pelayanan kesehatan serta melakukan komunikasi dengan pimpinan Kodap III Egianus Kogoya dan jajarannya.

Baca Juga :  Kapolda : Ada Kelompok yang Sengaja Menjual Isu Papua

“Kami berikan pemahaman saat itu bahwa demi kemanusiaan pilot harus dibebaskan,” kata Edison.

Pendekatan yang dilakukan Edison kala itu mulai dari pendekatan terpadu kepada keluarga, pendekatan masyarakat adat, pendekatan budaya dan pendekatan humanis. Pendekatan yang dilakukan ini rupanya diterima baik, hingga pada 3 Agustus lalu. Egianus Kogoya selaku pimpinan Kodap III mengeluarkan statement demi kemanusian dirinya akan bebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Dan sebelum Egianus bersama anggotanya menyerahkan Philip, Edison menyampaikan jika sebelumnya telah dilakukan pembebasan secara simbolis pada Agustus 2024 lalu. Edison mengatakan, pembebasan secara simbolis terjadi pada 3 Agustus 2024 di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Dimana Egianus selaku pimpinan Kodap III mengumumkan demi kemanusiaan, ia membebaskan pilot.

Baca Juga :  Bersyukur Bisa Terpilih, Komitmen Kembali Melayani Masyarakat

“Saat itu yang hadir adalah jajaran Kodap III dan warga yang berada di tujuh desa di daerah Kuyawage,” bebernya.

Lalu pembebasan secara simbolis kedua terjadi pada 27 Agustus 2024, kesepakatan komitmen bersama terjadi di tingkat Kodap III, di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga.

Usai dua pembebasan secara simbolis itu, Edison mengaku pada 17 September dirinya bersama tim menemui Philip untuk mengecek kondisi kesehatannya. Dan saat itu, kondisi pria asal Selandia Baru itu baik baik saja. Barulah pada 21 September lalu dirinya bersama seorang pilot serta teknisi helikopter Asian One menjemput Philip di Yuguru. Ini sesuai kesepakatan tanggal 27 Agustus lalu dimana Egianus saat itu memerintahkan pembebasan dilakukan di Yuguru sesuai permintaan masyarakat setempat.

Ini berdasarkan surat tugas yang dikeluarkan mantan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo kala itu. Tugas Edison adalah melakukan koordinasi, komunikasi dan konsolidasi dengan para pihak termasuk Egianus Kogoya.

“Saya bertindak sebagai ketua tim di tingkat keluarga dengan merekrut beberapa intelektual yang rata-rata dari keluarga, tugas kami keluar masuk melakukan pendekatan ke kecamatan-kecamatan dimana pilot itu ditahan. Seperti di Kampung Yuguru, Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya dan dan beberapa daerah lainnya,” cerita Edison saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (23/9).

Di distrik-distrik tempat di mana Pilot berada, tim yang dipimpin Edison melakukan pelayanan kepada masyarakat setempat. Mulai dari pelayanan pendidikan, memberikan bahan makanan kepada masyarakat, pelayanan kesehatan serta melakukan komunikasi dengan pimpinan Kodap III Egianus Kogoya dan jajarannya.

Baca Juga :  Minta Istri Bantu Menuliskan Novel tentang Semarang Zaman Dulu

“Kami berikan pemahaman saat itu bahwa demi kemanusiaan pilot harus dibebaskan,” kata Edison.

Pendekatan yang dilakukan Edison kala itu mulai dari pendekatan terpadu kepada keluarga, pendekatan masyarakat adat, pendekatan budaya dan pendekatan humanis. Pendekatan yang dilakukan ini rupanya diterima baik, hingga pada 3 Agustus lalu. Egianus Kogoya selaku pimpinan Kodap III mengeluarkan statement demi kemanusian dirinya akan bebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.

Dan sebelum Egianus bersama anggotanya menyerahkan Philip, Edison menyampaikan jika sebelumnya telah dilakukan pembebasan secara simbolis pada Agustus 2024 lalu. Edison mengatakan, pembebasan secara simbolis terjadi pada 3 Agustus 2024 di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Dimana Egianus selaku pimpinan Kodap III mengumumkan demi kemanusiaan, ia membebaskan pilot.

Baca Juga :  Makin Sadis, KKB Papua Serang Pekerja Proyek Pembangunan Puskesmas

“Saat itu yang hadir adalah jajaran Kodap III dan warga yang berada di tujuh desa di daerah Kuyawage,” bebernya.

Lalu pembebasan secara simbolis kedua terjadi pada 27 Agustus 2024, kesepakatan komitmen bersama terjadi di tingkat Kodap III, di Kampung Luaren, Distrik Wutpaga.

Usai dua pembebasan secara simbolis itu, Edison mengaku pada 17 September dirinya bersama tim menemui Philip untuk mengecek kondisi kesehatannya. Dan saat itu, kondisi pria asal Selandia Baru itu baik baik saja. Barulah pada 21 September lalu dirinya bersama seorang pilot serta teknisi helikopter Asian One menjemput Philip di Yuguru. Ini sesuai kesepakatan tanggal 27 Agustus lalu dimana Egianus saat itu memerintahkan pembebasan dilakukan di Yuguru sesuai permintaan masyarakat setempat.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya