Ia pun berharap Awake craniotomy yang viral bisa membawa dampak positif penilaian masyarakat buat RSUD Jayapura. Bisa mengembalikan kejayaan rumah sakit milik pemerintah ini, bisa diandalkan meski banyak kekurangannya. Selain itu, bisa meningkatkan perhatian Pemda terhadap ketersediaan alat dan bahan di RSUD Jayapura. Seperti ketersediaan obat-obatan, bahan habis pakai dan kebutuhan lainnya.
Sekadar diketahui, dr.Albinus menempuh S1 Kedokteran di UGM, spesialis anastesi dan S2 di Universitas 11 Maret, Solo. Saat ini, sedang menjalani pendidikan subspesialis di RS Hasan Sadikin Bandung, Universitas Padjadjaran.
Sementara itu, dr.Tommy J Numberi menyebut ini sebagai momentum adanya perubahan yang berarti di rumah sakit. Perubahannya untuk kesejahteraan tenaga kesehatan di RSUD Jayapura.
“Ini bentuk komitmen kami, di tengah kesulitan namun bisa berkreasi membuat sesuatu yang baru di Indonesia Timur yang dikerjakan oleh anak Papua,” ucapnya.
Ia pun berharap gubernur yang baru bisa perhatikan ini, terutama soal kesejahteraan tenaga kesehatan di RSUD Jayapura. dr Tommy ingat betul bahwa setahun lalu, dirinya dan Nakes lainnya pernah demo menuntut tunjangan mereka.
Ini momentum kita menunjukan ke semua orang bahwa SDM di RSUD Jayapura mampu. Namun harus didukung dengan keseriusan pemerintah, terutama kesejahteraan tenaga kesehatan, infrastruktur rumah sakit, beasiswa, manajemen rumah sakit dan berbagai hal yang harus dibenahi. Targetnya adalah pelayanan yang prima buat masyarakat. “Yang pasti, dokter RSUD Jayapura mampu berkresasi meski masih banyak situasi sulit,” tutupnya.(*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos