Friday, October 24, 2025
27.2 C
Jayapura

Garap Ratusan Perahu, Harga Mulai Rp 80 Hingga Ratusan Juta

Bandu datang ke Papua pada 2009, meninggalkan kampung halamannya di Palopo dengan satu keahlian membuat perahu dan membaca laut. Dari situlah hidupnya berubah. Kini, daerah Dok V Bawah dikenal sebagai sentra pembuatan perahu kayu tradisional. Bandu tidak hanya dikenal karena keterampilannya, tapi juga karena kejujurannya dalam bekerja.

“Saya senang, hasil tangan saya bisa dipakai orang mencari rezeki. Kalau mereka selamat dan dapat ikan banyak, itu juga berkah buat saya,” katanya dengan senyum tipis. Di tengah derasnya modernisasi dan hadirnya perahu fiber, perahu kayu buatan tangan seperti karya Bandu tetap bertahan. Selain menjadi simbol budaya maritim Nusantara, usaha ini juga menggerakkan ekonomi lokal: dari penebang kayu, tukang, hingga nelayan yang bergantung pada hasil laut.

Baca Juga :  Bertekad Wujudkan Visi Misi  Baru Keuskupan Jayapura

Keahlian Bandu adalah cermin ketekunan dan warisan keterampilan bangsa pelaut. Ia berharap, suatu hari nanti, ada anak muda Jayapura yang mau belajar dan meneruskan ilmunya. “Tidak semua orang bisa bikin perahu. Tapi kalau ada yang mau belajar, saya siap ajar. Biar tradisi ini tidak hilang,” ujarnya menutup perbincangan.(*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Bandu datang ke Papua pada 2009, meninggalkan kampung halamannya di Palopo dengan satu keahlian membuat perahu dan membaca laut. Dari situlah hidupnya berubah. Kini, daerah Dok V Bawah dikenal sebagai sentra pembuatan perahu kayu tradisional. Bandu tidak hanya dikenal karena keterampilannya, tapi juga karena kejujurannya dalam bekerja.

“Saya senang, hasil tangan saya bisa dipakai orang mencari rezeki. Kalau mereka selamat dan dapat ikan banyak, itu juga berkah buat saya,” katanya dengan senyum tipis. Di tengah derasnya modernisasi dan hadirnya perahu fiber, perahu kayu buatan tangan seperti karya Bandu tetap bertahan. Selain menjadi simbol budaya maritim Nusantara, usaha ini juga menggerakkan ekonomi lokal: dari penebang kayu, tukang, hingga nelayan yang bergantung pada hasil laut.

Baca Juga :  Selain Banjir, Jalan Rusak, masih Ada Sejumlah Persoalan yang Perlu Ditangani

Keahlian Bandu adalah cermin ketekunan dan warisan keterampilan bangsa pelaut. Ia berharap, suatu hari nanti, ada anak muda Jayapura yang mau belajar dan meneruskan ilmunya. “Tidak semua orang bisa bikin perahu. Tapi kalau ada yang mau belajar, saya siap ajar. Biar tradisi ini tidak hilang,” ujarnya menutup perbincangan.(*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya