Bukan dengan modal besar, melainkan dengan bekal ilmu dari pelatihan olahan sagu yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM setempat. Sejak saat itu, usahanya terus merangkak naik, menembus pasar lokal yang haus akan inovasi.
“Memajukan bisnis UMKM keluarga, butuh sinergi dan dukungan penuh dari keluarga. Ada suka, ada duka yang sudah jadi makanan sehari-hari, tapi itu tidak boleh mematahkan semangat,” ujarnya .
Setiap hari, puluhan hingga ratusan produk diproduksi oleh Novita dan tim kecilnya yang terdiri dari anggota keluarga. Produk-produk olahan sagu ini dipasarkan di sebuah kios kecil berukuran 5×2 meter persegi, dengan rentang harga yang terjangkau, dari Rp 5 ribu, hingga Rp 100 ribu, Keberhasilannya membuktikan satu hal. potensi pangan lokal yang melimpah seperti sagu, jika diolah dengan kreativitas, dapat menembus batasan dan menciptakan nilai ekonomi yang tinggi.
Kisah Novita dan Walri Masta Papua kini tak hanya sekadar tentang bisnis keluarga, tetapi juga menjadi motivasi hidup. Ia menjadi suara bagi generasi muda Jayapura, bahwa di tengah tantangan global, sumber daya alam sendiri adalah kunci untuk menciptakan lapangan usaha dan menghadirkan cita rasa kekinian yang membanggakan. (ana/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos