Thursday, April 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Pesan Dua Kali, Menu Pilihan Jokowi Tetap Sama

Dari Ayah ke Anak, Mi Aceh Berbagai Topping ala Razali Tetap Juara (35)

Mi Aceh. Namanya sangat identik dengan Tanah Rencong. Di antara banyak pilihan mi Aceh, Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya kesan tersendiri dengan Mie Razali. Bersantap langsung di kedainya satu kali. Dan memesan untuk dimakan di tempat lain juga satu kali.

FOLLY AKBAR, Banda Aceh

TIDAK sulit mencari warung Mie Razali di Banda Aceh. Semua orang yang dijumpai Jawa Pos pada awal Februari lalu seperti pernah singgah di kedai itu. Atau paling tidak pernah mendengar ketenarannya. Mereka bisa mengarahkan dengan tepat tanpa perlu banyak dialog. Ternyata, Mie Razali yang terkenal itu berada di lokasi yang strategis, yakni di pusat kota.

Kedai Mie Razali yang terkenal setelah disambangi Jokowi pada 2015 tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Tugu Simpang Lima, Banda Aceh. Jika diukur dari Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi tetenger kebanggaan Aceh, jarak Mie Razali tidak lebih dari 900 meter. Warung di Jalan Teuku Panglima Polem Nomor 81, Peunayong, tersebut mudah dijangkau dari mana saja.

”Sejak dulu di sini. Tapi dulu emperan,” kata Muhammad Iqram, karyawan yang juga tangan kanan Muhammad Nazar, sang pemilik warung. Kebetulan, saat Jawa Pos singgah ke kedai tersebut, Nazar sedang sakit. Dia pun tidak ke warung karena harus menjalani perawatan di rumah.

Nazar, kata Iqram, merupakan generasi kedua Mie Razali. Perintis bisnis kuliner yang kini umurnya sudah hampir enam dasawarsa itu adalah orang tua Nazar. Namanya Razali. Nama beliaulah yang kemudian menjadi label mi Aceh kesukaan Jokowi tersebut. Berdiri sejak 1963, Mie Razali diambil alih Nazar pada 2007. Alasannya, Razali makin tua dan fisiknya melemah. ”Bang Nazar cuma meneruskan,” terang Iqram.

Mewarisi resep keluarga, Nazar pun berusaha keras mempertahankan cita rasa mi Aceh ala sang ayah. Jika dilihat sekilas, komposisi Mie Razali tidak berbeda dengan mi Aceh pada umumnya. Mi yang terbuat dari tepung terigu dimasak bersama taoge dan kol. Lalu ditambahi bumbu rahasia Razali.

Mi bisa disajikan dalam tiga versi: mi goreng, mi rebus, dan mi basah. Dalam bahasa Jawa, mi basah itu dikenal dengan sebutan nyemek. Sebenarnya, tanpa topping apa pun, Mie Razali sudah lezat. Namun, jarang sekali pelanggan yang menyantap Mie Razali polosan. Biasanya mereka pasti menambahkan topping.

Baca Juga :  Beri Edukasi Masyarakat, Sanksi Hukum Tidak Hanya Kurungan Badan Saja

Iqram mengatakan bahwa topping Mie Razali sangat beragam. Ada yang berupa daging dan ada pula yang boga bahari. Di antaranya udang, cumi-cumi, dan kepiting. Jika menginginkan Mie Razali spesial, pelanggan bisa meminta topping campuran. Artinya, perpaduan antara daging dan sea food. Jika salah satu varian topping saja bisa menerbitkan air liur, apalagi dua-duanya kan?

Tentu saja, harga tiap porsi Mie Razali menyesuaikan dengan pilihan topping-nya. Mie Razali polosan dijual seharga Rp 12 ribu per porsi. ”Paling mahal yang campur, Rp 65 ribu,” terang pria kelahiran Sigli itu.

Acar dihadirkan sebagai pendamping Mie Razali. Acar ala Aceh tidak sama dengan yang biasa ditemukan di kota-kota besar di Pulau Jawa. Yang dimaksud dengan acar oleh Iqram adalah irisan bawang merah dan mentimun yang dibalur jeruk nipis. Sebagai pelengkap acar itu, ditambahkanlah keripik melinjo.

Dari segi rasa, Mie Razali memang unggul dibandingkan mi Aceh yang lain. Bumbu rahasia keluarga menghadirkan perpaduan rasa pedas, asam, dan gurih yang pas. ”Kita pakai arang. Biar lebih terasa bumbunya,” kata Iqram soal teknik memasak Mie Razali. Karena prosesnya lebih lama ketimbang memasak dengan kompor, bumbu rahasia keluarga Nazar punya kesempatan lebih banyak untuk meresap ke dalam mi, sayur, dan kuahnya.

Selain resep warisan keluarga dan teknik memasak yang dipertahankan sejak awal berdirinya, Mie Razali selalu berusaha menyajikan bahan-bahan yang fresh. Semua yang dimasak adalah bahan-bahan makanan yang baru. Bahkan, mi yang mereka gunakan pun tidak beli jadi. Mie Razali membuat sendiri mi yang mereka gunakan sebagai bahan utama jualan mereka sehari-hari.

Keistimewaan Mie Razali membuat pengunjung tidak berhenti mendatangi warung sejak mulai buka pada pukul 10 pagi. ”Dalam sehari bisa menjual sampai 400 porsi. Dari pagi sampai malam,” kata Iqram. Namun, menurut dia, penjualan juga sering melampaui angka tersebut.

Pada 2015 Jokowi singgah ke kedai mi tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ketika itu Jokowi dan timnya sedang melakukan kunjungan kerja ke Aceh. Mendadak, Jokowi bertandang ke Mie Razali. Kejutan yang menyenangkan tersebut tak ayal membuat Nazar, Iqram, dan pegawai lainnya bingung. Tiba-tiba saja Jokowi masuk ke warung. ”Kami terkejut, tiba-tiba datang. Nggak ada kabar sama sekali,” kenang Iqram. Yang dia ingat, Jokowi datang dengan pengawalan Kapolda Aceh dan timnya.

Baca Juga :  Pak Harto Gemar Mi Godok Pedas dan tanpa Acar

Tanpa persiapan, Mie Razali tidak bisa menyambut sang presiden dengan layak. Tapi, mereka langsung menawarkan menu paling istimewa, yakni mi Aceh dengan topping campuran. Namun, ternyata Jokowi menolak menu terbaik itu. ”Beliau pesan mi rebus daging,” ungkap pria berusia 31 tahun tersebut. Waktu itu Jokowi tidak menyebutkan alasannya memilih topping hanya daging.

Rupanya, Mie Razali varian rebus dan topping daging tersebut sukses membuat lidah Jokowi bergoyang. Sang presiden puas. Dan dia mengulang pesanan yang sama dalam lawatan berikutnya. Hanya, untuk yang kali kedua itu, Jokowi tidak bersantap langsung di kedai Mie Razali. Tapi membeli untuk dibawa pulang alias takeaway. ”Datang lagi waktu peresmian waduk,” katanya.

Kedatangan Jokowi, lanjut Iqram, membawa berkah tersendiri. Kini nama Mie Razali kian dikenal banyak orang. Bukan hanya warga Aceh, tapi juga dari luar kota. Popularitas itu membuat Nazar berani berekspansi. Mie Razali pun hadir di luar Banda Aceh. Salah satunya di Kabupaten Aceh Besar. Di sana warung dikelola keluarga Nazar.

Di Banda Aceh, usaha Mie Razali juga kian berkembang. Sekarang, selain mi, ada pula menu-menu lain yang menggugah selera, yakni roti canai dan martabak. Keduanya disajikan sesuai kekhasan Aceh. Dua menu tersebut bisa menjadi alternatif bagi pengunjung.

Di kedai pusatnya di Banda Aceh, Mie Razali juga menyediakan berbagai jenis minuman. Mulai yang standar seperti jus, teh, susu, dan kopi sampai minuman kesukaan warga Aceh. Misalnya es timun serut, es teler, dan martabe alias campuran markisa dan terong Belanda. Nah, tinggal menentukan tanggalnya saja nih buat ke Banda Aceh. Agenda utamanya sudah jelas, bersantap di kedai Mie Razali. Bagaimana? (*/c9/hep/JPG)

Dari Ayah ke Anak, Mi Aceh Berbagai Topping ala Razali Tetap Juara (35)

Mi Aceh. Namanya sangat identik dengan Tanah Rencong. Di antara banyak pilihan mi Aceh, Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya kesan tersendiri dengan Mie Razali. Bersantap langsung di kedainya satu kali. Dan memesan untuk dimakan di tempat lain juga satu kali.

FOLLY AKBAR, Banda Aceh

TIDAK sulit mencari warung Mie Razali di Banda Aceh. Semua orang yang dijumpai Jawa Pos pada awal Februari lalu seperti pernah singgah di kedai itu. Atau paling tidak pernah mendengar ketenarannya. Mereka bisa mengarahkan dengan tepat tanpa perlu banyak dialog. Ternyata, Mie Razali yang terkenal itu berada di lokasi yang strategis, yakni di pusat kota.

Kedai Mie Razali yang terkenal setelah disambangi Jokowi pada 2015 tersebut hanya berjarak beberapa meter dari Tugu Simpang Lima, Banda Aceh. Jika diukur dari Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi tetenger kebanggaan Aceh, jarak Mie Razali tidak lebih dari 900 meter. Warung di Jalan Teuku Panglima Polem Nomor 81, Peunayong, tersebut mudah dijangkau dari mana saja.

”Sejak dulu di sini. Tapi dulu emperan,” kata Muhammad Iqram, karyawan yang juga tangan kanan Muhammad Nazar, sang pemilik warung. Kebetulan, saat Jawa Pos singgah ke kedai tersebut, Nazar sedang sakit. Dia pun tidak ke warung karena harus menjalani perawatan di rumah.

Nazar, kata Iqram, merupakan generasi kedua Mie Razali. Perintis bisnis kuliner yang kini umurnya sudah hampir enam dasawarsa itu adalah orang tua Nazar. Namanya Razali. Nama beliaulah yang kemudian menjadi label mi Aceh kesukaan Jokowi tersebut. Berdiri sejak 1963, Mie Razali diambil alih Nazar pada 2007. Alasannya, Razali makin tua dan fisiknya melemah. ”Bang Nazar cuma meneruskan,” terang Iqram.

Mewarisi resep keluarga, Nazar pun berusaha keras mempertahankan cita rasa mi Aceh ala sang ayah. Jika dilihat sekilas, komposisi Mie Razali tidak berbeda dengan mi Aceh pada umumnya. Mi yang terbuat dari tepung terigu dimasak bersama taoge dan kol. Lalu ditambahi bumbu rahasia Razali.

Mi bisa disajikan dalam tiga versi: mi goreng, mi rebus, dan mi basah. Dalam bahasa Jawa, mi basah itu dikenal dengan sebutan nyemek. Sebenarnya, tanpa topping apa pun, Mie Razali sudah lezat. Namun, jarang sekali pelanggan yang menyantap Mie Razali polosan. Biasanya mereka pasti menambahkan topping.

Baca Juga :  Bangun Sinergitas, Cari Masukan dan Koreksi Untuk Tingkatkan Kinerja Pemkot

Iqram mengatakan bahwa topping Mie Razali sangat beragam. Ada yang berupa daging dan ada pula yang boga bahari. Di antaranya udang, cumi-cumi, dan kepiting. Jika menginginkan Mie Razali spesial, pelanggan bisa meminta topping campuran. Artinya, perpaduan antara daging dan sea food. Jika salah satu varian topping saja bisa menerbitkan air liur, apalagi dua-duanya kan?

Tentu saja, harga tiap porsi Mie Razali menyesuaikan dengan pilihan topping-nya. Mie Razali polosan dijual seharga Rp 12 ribu per porsi. ”Paling mahal yang campur, Rp 65 ribu,” terang pria kelahiran Sigli itu.

Acar dihadirkan sebagai pendamping Mie Razali. Acar ala Aceh tidak sama dengan yang biasa ditemukan di kota-kota besar di Pulau Jawa. Yang dimaksud dengan acar oleh Iqram adalah irisan bawang merah dan mentimun yang dibalur jeruk nipis. Sebagai pelengkap acar itu, ditambahkanlah keripik melinjo.

Dari segi rasa, Mie Razali memang unggul dibandingkan mi Aceh yang lain. Bumbu rahasia keluarga menghadirkan perpaduan rasa pedas, asam, dan gurih yang pas. ”Kita pakai arang. Biar lebih terasa bumbunya,” kata Iqram soal teknik memasak Mie Razali. Karena prosesnya lebih lama ketimbang memasak dengan kompor, bumbu rahasia keluarga Nazar punya kesempatan lebih banyak untuk meresap ke dalam mi, sayur, dan kuahnya.

Selain resep warisan keluarga dan teknik memasak yang dipertahankan sejak awal berdirinya, Mie Razali selalu berusaha menyajikan bahan-bahan yang fresh. Semua yang dimasak adalah bahan-bahan makanan yang baru. Bahkan, mi yang mereka gunakan pun tidak beli jadi. Mie Razali membuat sendiri mi yang mereka gunakan sebagai bahan utama jualan mereka sehari-hari.

Keistimewaan Mie Razali membuat pengunjung tidak berhenti mendatangi warung sejak mulai buka pada pukul 10 pagi. ”Dalam sehari bisa menjual sampai 400 porsi. Dari pagi sampai malam,” kata Iqram. Namun, menurut dia, penjualan juga sering melampaui angka tersebut.

Pada 2015 Jokowi singgah ke kedai mi tersebut tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ketika itu Jokowi dan timnya sedang melakukan kunjungan kerja ke Aceh. Mendadak, Jokowi bertandang ke Mie Razali. Kejutan yang menyenangkan tersebut tak ayal membuat Nazar, Iqram, dan pegawai lainnya bingung. Tiba-tiba saja Jokowi masuk ke warung. ”Kami terkejut, tiba-tiba datang. Nggak ada kabar sama sekali,” kenang Iqram. Yang dia ingat, Jokowi datang dengan pengawalan Kapolda Aceh dan timnya.

Baca Juga :  Semangat Membangun  Papua, Tidak Hanya Berhenti di Kota Jayapura

Tanpa persiapan, Mie Razali tidak bisa menyambut sang presiden dengan layak. Tapi, mereka langsung menawarkan menu paling istimewa, yakni mi Aceh dengan topping campuran. Namun, ternyata Jokowi menolak menu terbaik itu. ”Beliau pesan mi rebus daging,” ungkap pria berusia 31 tahun tersebut. Waktu itu Jokowi tidak menyebutkan alasannya memilih topping hanya daging.

Rupanya, Mie Razali varian rebus dan topping daging tersebut sukses membuat lidah Jokowi bergoyang. Sang presiden puas. Dan dia mengulang pesanan yang sama dalam lawatan berikutnya. Hanya, untuk yang kali kedua itu, Jokowi tidak bersantap langsung di kedai Mie Razali. Tapi membeli untuk dibawa pulang alias takeaway. ”Datang lagi waktu peresmian waduk,” katanya.

Kedatangan Jokowi, lanjut Iqram, membawa berkah tersendiri. Kini nama Mie Razali kian dikenal banyak orang. Bukan hanya warga Aceh, tapi juga dari luar kota. Popularitas itu membuat Nazar berani berekspansi. Mie Razali pun hadir di luar Banda Aceh. Salah satunya di Kabupaten Aceh Besar. Di sana warung dikelola keluarga Nazar.

Di Banda Aceh, usaha Mie Razali juga kian berkembang. Sekarang, selain mi, ada pula menu-menu lain yang menggugah selera, yakni roti canai dan martabak. Keduanya disajikan sesuai kekhasan Aceh. Dua menu tersebut bisa menjadi alternatif bagi pengunjung.

Di kedai pusatnya di Banda Aceh, Mie Razali juga menyediakan berbagai jenis minuman. Mulai yang standar seperti jus, teh, susu, dan kopi sampai minuman kesukaan warga Aceh. Misalnya es timun serut, es teler, dan martabe alias campuran markisa dan terong Belanda. Nah, tinggal menentukan tanggalnya saja nih buat ke Banda Aceh. Agenda utamanya sudah jelas, bersantap di kedai Mie Razali. Bagaimana? (*/c9/hep/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya