Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Rasa Kasih Sayang Harus Diwujudkan dengan Kepedulian Membantu Sesama

Meihat Persiapan dan Makna Peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE di Kota Jayapura

Hari Senin (16/5) lusa, meruapkan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE tahun 2022. Umat Buddha di Kota jayapura dipastikan juga akan melaksanakan puja baktik dalam peringatan hari raya ini. Lalu apa saja kegiatan yang dilakukan dan makna tema hari raya Waisak tahun ini?

Laporan: Priyadi-Jayapura.

Perayaan hari raya Tri Suci waisak 2566 BE jatuh pada hari Senin, 16 Mei 2022. Perayaan Hari Waisak di Kota Jayapura yang dilaksanakan di Vihara Dharma Skyland Kota Jayapura, dilaksanakan secara sederhana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan aturan pemerintah dan Satgas covid 19 Kota Jayapura.

  Nantinya kegiatan puja bakti yang dipimpin YM Bhikkhu Dhirapunno dan Minggu (15/5) juga dilaksanakan puja bakti di Vihara Numbay Santi Jaya, jalan Bahtera Entrop depan Hotel Sahid Jayapura.

Sebelum merayakan hari raya Tri Suci Waisak, besok Minggu (15/5) dilaksanakan kegiatan bhakti sosial, berupa aksi donor darah yang sudah berlangsung, kemudian dilaksanakan bersih- bersih di vihara Arya Dharma Skyline, dan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena sekaligus kerja bhakti di sana.

    Ketua Vihara Arya Dharma Skyline, sekaligus Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Kota Jayapura Romo Pandita Arya Dhammo.Aan Djamian, mengungkapkan, peringatan Hari Raya Waisak 2566 BE tahun 2022 diperingati dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah dan Satgas Covid-19.

Baca Juga :  Yang Belum Bisa Tertangani, Diusulkan Untuk Dibantu Pemerintah Pusat

   Untuk tema secara nasional dari Kemenag RI yakni “Moderasi Beragama untuk Indonesia Bahagia” sedangkan tema yang diambil di Kota Jayapura adalah “Dalam cinta kasih semua bersaudara”. Tema ini mengandung makna dengan adanya pandemi Covid-19 yang sudah 2 tahun berlalu sampai sekarang, harus bisa dikembangkan dalam cinta kasih yaitu umat Buddha harus peduli terhadap umat manusia. Adanya musibah tanah longsor, kebakaran, adanya orang yang terdampak Covid-19 umat Buddha harus peduli bisa membantu sesama.

  “Artinya umat Buddha diwajibkan untuk saling mengasihi dalam kehidupan harus ada rasa kepedulian sosial yang terdampak dan kebetulan orang beragama Buddha di Jayapura banyak yang pengusaha, sehingga harus diketuk hatinya bahwa semua bersaudara, jadi tidak ada membedakan agama, tapi kita terlahir sebagai manusia ada rasa, sama sama saling hargai manusia dan semua bersaudara,”ucapnya, Kamis (12/5).

   Diakui  Aan yang juga sebagai Ketua Pandita MBI Provinsi Papua, melalui hari Raya Tri Suci Waisak bahwa umat Buddha senantiasa harus mengembangkan kebijaksanaan dengan mengamalkan ajaran Buddha. Terutama mendukung tercapainya moderasi beragama dengan pengembangan sikap saling menghargai, hormat menghormati, toleransi, dan bersikap moderat sehingga mampu mendorong kepada terciptanya bangsa yang aman dan damai, sehingga tercapai kebahagiaan

   “Hari Raya Tri Suci Waisak bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa agung, pertama peristiwa kelahiran Sidharta Gautama kedua Peristiwa pencapaian penerangan sempurna Sang Buddha, ketiga Peristiwa wafat (Parinibbana) Sang Buddha. Ketiga peristiwa itu terjadi pada saat bulan Purnama di bulan Waisak,”ujarnya.

Baca Juga :  Ada Kucing yang Separo Badan Melepuh, Anggota Komunitas Dikira Petugas Vaksin

   Menurut Aan, walaupun pemeluk agama Buddha di Indonesia minoritas, namun sampai saat ini eksistensinya masih tetap terjaga dengan baik, dan tetap memberikan kontribusi bagi pemerintah maupun sosial kemasyarakatan.

   Umat Buddha juga memiliki yayasan Buddha Tzu Chi, ini adalah lembaga sosial kemanusiaan yang lintas suku agama dan ras yang mendasarkan aktivitas pada prinsip cinta kasih universal dan ada di dunia.

Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, antara lain: amal sosial, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, pelestarian lingkungan, donor sumsum tulang, bantuan internasional, dan relawan komunitas.

  Selain itu, kontribusi umat Buddha untuk pemerintah adalah umat Buddha selalu menjaga kedamaian dan masyarakat terbantu oleh umat buddha dan tidak ada cerita di agama Buddha bikin kerusuhan di Indonesia, karena selalu menjaga kedamaian dan kamtibmas.

   Karena di Indonesia tidak pernah umat Buddha demo di pemerintah, termasuk mahasiswanya karena cinta kasih perlu diciptakan. Bahkan di dalam agama Buddha punya semboyan “Semua makhluk hidup berbahagia,  inilah eksistensi karena Buddha artinya sadar, kesadaran. (*/tri).

Meihat Persiapan dan Makna Peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE di Kota Jayapura

Hari Senin (16/5) lusa, meruapkan Hari Raya Tri Suci Waisak 2566 BE tahun 2022. Umat Buddha di Kota jayapura dipastikan juga akan melaksanakan puja baktik dalam peringatan hari raya ini. Lalu apa saja kegiatan yang dilakukan dan makna tema hari raya Waisak tahun ini?

Laporan: Priyadi-Jayapura.

Perayaan hari raya Tri Suci waisak 2566 BE jatuh pada hari Senin, 16 Mei 2022. Perayaan Hari Waisak di Kota Jayapura yang dilaksanakan di Vihara Dharma Skyland Kota Jayapura, dilaksanakan secara sederhana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan aturan pemerintah dan Satgas covid 19 Kota Jayapura.

  Nantinya kegiatan puja bakti yang dipimpin YM Bhikkhu Dhirapunno dan Minggu (15/5) juga dilaksanakan puja bakti di Vihara Numbay Santi Jaya, jalan Bahtera Entrop depan Hotel Sahid Jayapura.

Sebelum merayakan hari raya Tri Suci Waisak, besok Minggu (15/5) dilaksanakan kegiatan bhakti sosial, berupa aksi donor darah yang sudah berlangsung, kemudian dilaksanakan bersih- bersih di vihara Arya Dharma Skyline, dan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena sekaligus kerja bhakti di sana.

    Ketua Vihara Arya Dharma Skyline, sekaligus Ketua Majelis Buddhayana Indonesia Kota Jayapura Romo Pandita Arya Dhammo.Aan Djamian, mengungkapkan, peringatan Hari Raya Waisak 2566 BE tahun 2022 diperingati dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah dan Satgas Covid-19.

Baca Juga :  Penyampaian Pendapat Masih Sering Dibungkam, Tercatat ada 65 Pengaduan HAM 

   Untuk tema secara nasional dari Kemenag RI yakni “Moderasi Beragama untuk Indonesia Bahagia” sedangkan tema yang diambil di Kota Jayapura adalah “Dalam cinta kasih semua bersaudara”. Tema ini mengandung makna dengan adanya pandemi Covid-19 yang sudah 2 tahun berlalu sampai sekarang, harus bisa dikembangkan dalam cinta kasih yaitu umat Buddha harus peduli terhadap umat manusia. Adanya musibah tanah longsor, kebakaran, adanya orang yang terdampak Covid-19 umat Buddha harus peduli bisa membantu sesama.

  “Artinya umat Buddha diwajibkan untuk saling mengasihi dalam kehidupan harus ada rasa kepedulian sosial yang terdampak dan kebetulan orang beragama Buddha di Jayapura banyak yang pengusaha, sehingga harus diketuk hatinya bahwa semua bersaudara, jadi tidak ada membedakan agama, tapi kita terlahir sebagai manusia ada rasa, sama sama saling hargai manusia dan semua bersaudara,”ucapnya, Kamis (12/5).

   Diakui  Aan yang juga sebagai Ketua Pandita MBI Provinsi Papua, melalui hari Raya Tri Suci Waisak bahwa umat Buddha senantiasa harus mengembangkan kebijaksanaan dengan mengamalkan ajaran Buddha. Terutama mendukung tercapainya moderasi beragama dengan pengembangan sikap saling menghargai, hormat menghormati, toleransi, dan bersikap moderat sehingga mampu mendorong kepada terciptanya bangsa yang aman dan damai, sehingga tercapai kebahagiaan

   “Hari Raya Tri Suci Waisak bagi umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa agung, pertama peristiwa kelahiran Sidharta Gautama kedua Peristiwa pencapaian penerangan sempurna Sang Buddha, ketiga Peristiwa wafat (Parinibbana) Sang Buddha. Ketiga peristiwa itu terjadi pada saat bulan Purnama di bulan Waisak,”ujarnya.

Baca Juga :  Perketat Pengawasan, Kecolongan Bisa Picu Kerugian Besar

   Menurut Aan, walaupun pemeluk agama Buddha di Indonesia minoritas, namun sampai saat ini eksistensinya masih tetap terjaga dengan baik, dan tetap memberikan kontribusi bagi pemerintah maupun sosial kemasyarakatan.

   Umat Buddha juga memiliki yayasan Buddha Tzu Chi, ini adalah lembaga sosial kemanusiaan yang lintas suku agama dan ras yang mendasarkan aktivitas pada prinsip cinta kasih universal dan ada di dunia.

Yayasan Buddha Tzu Chi adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial kemanusiaan, antara lain: amal sosial, kesehatan, pendidikan, budaya humanis, pelestarian lingkungan, donor sumsum tulang, bantuan internasional, dan relawan komunitas.

  Selain itu, kontribusi umat Buddha untuk pemerintah adalah umat Buddha selalu menjaga kedamaian dan masyarakat terbantu oleh umat buddha dan tidak ada cerita di agama Buddha bikin kerusuhan di Indonesia, karena selalu menjaga kedamaian dan kamtibmas.

   Karena di Indonesia tidak pernah umat Buddha demo di pemerintah, termasuk mahasiswanya karena cinta kasih perlu diciptakan. Bahkan di dalam agama Buddha punya semboyan “Semua makhluk hidup berbahagia,  inilah eksistensi karena Buddha artinya sadar, kesadaran. (*/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya