Ia menyatakan keinginan PKS agar para wakilnya bisa lebih peka, membuka ruang mendengar dan mengawal untuk menajamkan kerja-kerja pelayanan lewat jalur politik.
“Kami menganggap ada alarm atau peringatan yang diberikan wartawan kepada kami. Selain itu kami ingin ada trust yang lebih kuat jadi kalau wartawan mau konfirmasi apapun bisa menjadikan wakil PKS sebagai tempat bertanya. Kami ingin menempatkan diri sebagai sumber informasi dan PKS harus kuat untuk mengawal dan mengeksekusi perencanaan program pembangunan,” tegasnya.
Disini PKS menghadirkan tiga dari empat anggotanya yakni Ngadino, Imam Khoiri dan Asriyani. Ketiganya mengaku tak keberatan dicecar terkait kelemahan dari kinerja mereka selama ini. Bahkan menurut Sekretaris PKS Kota, Abdul Naim, silahkan memberi raport bagi anggota DPR mereka.
“Kami butuh media kritis sekaligus mitra kritis kalau perlu buatkan kami raport. Media silahkan memberi raport kepada empat anggota kami apakah merah, kuning atau hijau dan itu akan kami koreksi secara serius,” beber Naim.
Moment ini lantas dimanfaatkan betul oleh wartawan dengan “menghujani” berbagai pertanyaan dan sorotan. Mulai dari akses jalan di SPG Waena yang gelap dan rawan kriminal hingga soal arah pembangunan yang dikhawatirkan kebablasan. Dianggap kebablasan karena pemerintah kurang mempertimbangkan pola pembangunan berkonsep konservasi dan berwawasan lingkungan.
“Arah pembangunan saat ini semua menuju Muara Tami. Ada dua wakil PKS yang tinggal di sana dan kami lihat banyak perumahan yang dibangun tapi coba lihat penataannya cukup mengkhawatirkan. Bagaimana dengan drainase, daerah resapan termasuk kawasan hijau yang seharusnya tidak tersentuh pembangunan,” tanya Andre Fonataba dari Saireri.Com.
Odeodata atau Julia Vanduk dari Radar Pagi juga menyinggung respon pemerintah yang dianggap tunggu kejadian dulu baru diseriusi.
“Saat ini banyak pohon yang melintang di atas badan jalan mulai dipangkas tapi coba lihat di Waena, disana masih banyak yang mengkhawatirkan. Jangan sampai ada korban seperti dulu di Skyline baru kita bergerak. Saya dengar dulu katanya alat potong kurang, coba PKS carikan solusinya,” cecar Odeodata.
Begitu juga disampaikan Vanwi Robert. Pimpred Warta Plus ini menyinggung soal cara “kampanye” anggota DPR di media sosial yang dianggap menggunakan format jadul. Cara lama yang tak lagi populis.