“Saya bikin selama satu bulan, pelan-pelan, supaya rapi. Warna putih ini saya pilih karena sederhana dan bersih,” cerita Selvi dengan wajah malu-malu namun penuh kebanggaan.
Ketika kabar berhembus bahwa Wapres Gibran akan datang ke sekolahnya, hati Selvi langsung tergerak. Ia ingin memberikan sesuatu yang bukan hanya simbol budaya Papua, tetapi juga pesan tentang harapan generasi muda. Ia pun berkata pada gurunya bahwa ia ingin memberikan noken itu langsung kepada Wapres. Sang guru mendukung, dan Selvi pun mantap dengan niatnya.
Dan tibalah saat itu. Di sela kunjungan kerja, Selvi maju dengan langkah ragu namun mantap. Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan noken putih hasil karyanya kepada Wakil Presiden RI.
“Saya sangat senang. Hasil karya saya selama satu bulan bisa diterima langsung oleh Wakil Presiden RI,” katanya lirih, menahan rasa haru.
Bagi Selvi, itu bukan hanya hadiah kecil. Itu adalah simbol pengakuan bahwa karya anak Papua bisa sampai ke tangan orang nomor dua di negeri ini.
Dalam noken putih yang diberikan Selvi, terkandung doa dan harapan. Ia ingin agar pendidikan di Papua semakin maju, kesehatan masyarakat lebih terjamin, dan generasi muda Papua bisa berdiri sejajar dengan anak-anak bangsa lainnya.
“Noken itu bukan hanya dipakai, tapi punya makna. Harapan saya, masyarakat Papua bisa menjadi tuan di tanahnya sendiri,” kata Selvi penuh keyakinan.