‘’Tapi, kadang kuota itu tidak habis dalam satu tahun,’’ jelasnya. Katak pesek atau katak Irian ini, lanjut Eka Partini memiliki keunikan. Karena katak ini seperti bunglon yang akan mengikuti warna tempatnya. ‘’Dia katak pohon yang dipelihara orang untuk menjadi hias,’’ katanya.
Eka Partini menyebut, katak jenis ini banyak dijumpai di Jagebob dan Sota. Namun kodok ini akan lebih banyak muncul saat gelap. Tapi jika terang bulan atau saat terjadi hujan, katak pesek tersebut tidak akan keluar.
‘’Jadi ada pengumulnya di bawah, baru mereka bawa ke sini. Untuk 1 ekornya, rata-rata kita beli dengan harga Rp 3.000. Tapi, katak yang ukurannya sedang. Kalau terlalu besar atau kecil kita tidak ambil,’’ terangnya.
Eka menyebut jika usaha sebagai pengumpul dan pengirim katak dan reptile ke Jakarta tersebut sudah dijalani sekitar 10 tahun. Awalnya, usahanya adalah sebagai pengusaha ikan hias terutama ikan Arwana. Namun, keduanya, kedua usaha tersebut dilakukan.
‘’Awalnya, saya ini takut sama ular dan jijik sama kodok. Tapi sekarang tidak lagi,’’ katanya. Namun ada temannya yang mengajarinya sampai orang bule cara memegang ular. ‘’Jadi pertama-tama dulu harus sabar dan mencintai, kemudian menikmati pekerjaan itu. Kalau kita sudah lakukan seperti itu maka tidak ada lagi ketakutan,’’ terangnya.
Namun diakuinya untuk ular yang berbisa, dirinya samak sekali tidak mau mencoba untuk memegang. ‘’Kalau untuk ular berbisa, saya tidak berani pegang, kecuali ular tidak berbisa,’’ pungkasnya.(*/wen
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos