Warung Nasi Pecel Yu Gembrot, Langganan Jokowi Setiap Mampir Madiun (32)
Setiap berkunjung ke Madiun, Presiden Ke-7 RI Joko Widodo kerap mencari warung dengan menu pecel. Salah satu warung pecel yang menjadi langganannya adalah Warung Nasi Pecel Yu Gembrot yang resepnya sudah berumur tujuh dekade itu.
SEPTINDA AYU PRAMITASARI, MadiunTIGA hari berturut-turut, Warung Nasi Pecel Yu Gembrot kedatangan sosok laki-laki bertubuh tegap. Dia datang dikawal rombongan berseragam militer. Ketika datang, mereka memesan seluruh menu nasi pecel lengkap dengan lauk-pauknya.
Sepanjang bersantap, laki-laki tersebut kerap bertanya tentang sejarah Warung Nasi Pecel Yu Gembrot kepada Heni Purwanti. Mulai aneka menu yang disajikan hingga cara masaknya. Heni merupakan generasi ketiga penerus Warung Nasi Pecel Yu Gembrot. ”Saya seperti dites,” kenang Heni.
Tak hanya mencicipi rasa nasi pecel Yu Gembrot. Rombongan lelaki berbadan tegap dan berseragam itu juga mengecek setiap sudut warung yang didirikan Sarinem pada 1942 tersebut. Bahkan, pengecekan dilakukan hingga ke dapur dan kamar mandi. Setelah serangkaian pengecekan itu, baru terbongkar bahwa mereka adalah Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). ”Saya pikir tamu biasa. Saya pun jawab apa adanya,” ujar Heni.
Paspampres kembali datang ke Warung Nasi Pecel Yu Gembrot keesokan harinya. Mereka meminta Heni, pemilik Warung Nasi Pecel Yu Gembrot, untuk melayani presiden yang saat itu berkunjung ke Ponorogo pada 2016. ”Katanya, kalau bisa, presiden datang langsung ke warung. Tetapi, kalau tidak bisa, saya yang diajak ke Ponorogo menyajikan pecel,” ungkap Heni menirukan ucapan Paspampres.
Mengetahui akan meladeni orang nomor satu negeri ini, Heni merasa girang bercampur deg-degan. Sebab, banyak aturan yang harus dipenuhi sebelum dia menyajikan pecel olahannya untuk presiden. ”Cara masaknya harus benar-benar diatur,” kata Heni.
Heni menjelaskan, selama proses memasak, dirinya tak diperbolehkan menggunakan air ledeng. Heni harus memakai air mineral merek tertentu. Begitu juga mencuci sayur dan mengelap daun. ”Semua harus menggunakan air mineral,” jelas dia.
Lauk-pauk dan jenis sayur-sayuran pun diminta secara khusus. Lauknya harus daging sapi dan tak boleh berlemak. Sementara, sayuran yang diminta justru yang aneh-aneh. Salah satunya, jantung pisang. ”Selain itu, ada daun pepaya, daun singkong, krai, dan kembang turi dibanyakin,” paparnya.
Kondimen yang diminta adalah kerupuk puli dan tempe. Heni mempersiapkan nasi pecel olahannya dengan penuh hati-hati sebelum dibawa ke Ponorogo. Dia juga berkesempatan mengatur nasi pecelnya di meja tepat di hadapan presiden.
Sayangnya, selama menyajikan masakannya, Heni tak boleh membawa handphone untuk mendokumentasikan foto. ”Saya yang meladeni presiden langsung dan para menteri yang ikut hadir di sana (Ponorogo, Red),” ungkap Heni.
Pengalaman kali pertama tersebut begitu berkesan bagi Heni. Sekitar dua tahun kemudian, Jokowi kembali melakukan kunjungan ke Madiun dalam rangka peresmian ruas tol Madiun–Kertosono. Warung Nasi Pecel Yu Gembrot kembali diminta menghidangkan jamuan untuk menyambut presiden oleh Pemkot Madiun.
Namun, pesanan kali kedua cukup berbeda jika dibandingkan dengan kali pertama. Kali ini Heni diminta memasak langsung di lokasi tempat presiden berada. Ada dapur yang sudah disiapkan untuk Heni memasak nasi pecel. Meski sudah pernah menyajikan pecel buat Jokowi, Heni tetap merasa tegang. Apalagi, kali ini proses memasak Heni diawasi dua dokter kepresidenan plus Paspampres.
”Saya bawa sayuran mentah ke lokasi. Paspampres dan dokter kepresidenan nungguin di belakang selama masak,” kata Heni. ”Saya kan jadi enggak bebas. Grogi,” lanjut Heni, lalu tertawa.
Saat siap disajikan dalam wadah pincuk daun pisang, pecel tak langsung dikonsumsi presiden. Nasi pecel yang sudah siap itu dibawa ke ruangan terpisah dari dapur untuk diperiksa tim dokter kepresidenan.
”Jane kie risi diawasi terus. Saestu (Sebenarnya risi diawasi terus. Sungguh),” tutur Heni. Dan, berbeda dengan pesanan pada 2016, jantung pisang kali ini tak boleh disajikan. Selain itu, Heni tak diwajibkan menggunakan air mineral. Daging yang dipilihkan Heni untuk Jokowi adalah gandik. Gandik merupakan bagian paha belakang sapi yang minim lemak.
Nah, sejarah Warung Nasi Pecel Yu Gembrot sudah melintasi beragam zaman. Bahkan, pada zaman Jepang, nenek Heni sudah berjualan. ”Awalnya kan mbah saya jualan keliling dari rumah ke rumah pada 1942,” jelas Heni.
Kemudian, pada 1974, usaha nasi pecel tersebut diteruskan anak Sarinem yang juga ibu Heni, Katini. Katini ini yang kemudian dikenal sebagai Yu Gembrot. Saat itu Katini sering berjualan nasi pecel di bawah pohon area pasar loak. Lantaran rasa nasi pecel buatannya enak, Katini kerap dipanggil ke kantor-kantor dinas. ”Dari situlah, ibu saya dikenal wali kota dan sering diikutkan lomba di tingkat provinsi dan nasional,” terang Heni.
Pada 1990, Katini akhirnya mendirikan Warung Nasi Pecel Yu Gembrot di Pasar Loak, Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Saat itu warungnya masih satu petak. Lambat laun, usaha Warung Nasi Pecel Yu Gembrot kian moncer. Masyarakat lokal maupun luar kota mengenal nasi pecel Yu Gembrot. Warung pun mulai diperluas.
Saat ini semakin banyak pedagang nasi pecel di Madiun. Meski begitu, Warung Nasi Pecel Yu Gembrot berhasil mempertahankan eksistensinya. Capaian itu tentu tak terlepas dari kualitas rasa sambal yang terjaga.
Bumbu kacang menggunakan kacang tanah asal Tuban grade A atau yang terbaik. Karena itulah, rasa pecel Yu Gembrot terus konsisten hingga sekarang meski sudah generasi ketiga. ”Sambal kacang kami tidak terlalu berminyak,” kata Heni.
Saat ini Warung Nasi Pecel Yu Gembrot telah melakukan ekspansi hingga empat cabang di berbagai kota. Selain di Madiun, Warung Nasi Pecel Yu Gembrot buka cabang di Surabaya, Jogjakarta, Gading Serpong, dan rest area 726B. (*/c14/dra/JPG)