Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Bermodalkan Tekat dan Kerja Keras, Kini Mampu Produksi Lebih 1.000  Bungkus

Bincang-Bincang Dengan Mama  Ros, Pengusaha Keripik Pisang di Sentani, Kabupaten Jayapura

Keripik Pisang Ros, meski terkendala perizinan dari tahun 2008 – 2014, berhasil tebus ke pusat-pusat perbelanjaan di Kab Jayapura hingga Kota Jayapura.

Laporan: Yohana_ SENTANI

Mama Ros, atau wanita yang memiliki nama panjang Anace Bemei, berasal dari Kabupaten Jayapura. Wanita berdarah Grime Nawa ini memiliki segudang cerita tentang sepak terjangnya merintis usaha keripik pisang, yang kini bisa dijumpai di hampir sebagaian besar supermarket di Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura.

Mama Ros, memulai usahanya pada tahun 2008,   dimana untuk mengembangkan usaha Keripik Pisang Ros tidaklah mudah.

Di tahun-tahun tersebut banyak tantangan yang beliau hadapi, tantangan terberat menurut Mama Ros adalah, terkait sertifikat halal, perizinan dan sebagainya.

Bagi perempuan Papua yang ingin mengembangkan bisnis kuliner tidak segampang itu, akan tetapi tekat dan kerja keras tidak pernah membohongi hasil.

“Saya terus berjuang mengumpulkan modal, kelengkapan surat-surat khususnya perizinan dan sertifikat halal, hingga sekarang Keripik Pisang Ros bisa masuk di Supermarket-supermarket yang ada di Kab. Jayapura, ” ungkap Ros saat ditemui Cenderawasih Pos.

Ros juga mengakui bahwa dari tahun 2008 memulai usaha tersebut, sampai 2014-2015 baru keripik pisangnya bisa masuk di toko-toko, karena hampir 6 tahun berjalan, Mama Ros masih terkendala perizinan.

Baca Juga :  Sate Kambing Favorit Delegasi Konferensi Asia-Afrika

Kalau dibandingkan dengan sekarang, pengurusan perizinan dan sertifikat halal bisa dibantu oleh Pemerintah, jadi pengusaha tidak terlalu dipersulitkan.

Selain itu pada saat memulai usaha, dirinya juga belum memiliki packaging yang baik, dimana hanya membungkus keripik pisang dengan kemasan seadanya yaitu pelastik kiloan, banyak komplain dan protes yang pihaknya terima dari pihak toko pada saat dirinya melakukan penitipan di toko-toko.

Meski mendapat berbagai komplain, kritikan dan masukan, tidak mematahkan semangat Mama Ros untuk terus berusaha memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.

Sampai akhirnya, Keripik Pisang Ros, berhasil memiliki packaging yang bagus, dan layak untuk diterima di toko-toko, swalayan maupun supermarket.

Dimana yang tadinya hanya mampu produksi puluhan bungkus keripik pisang, kini dirinya sudah bisa memproduksi 1.000-1.500 bungkus yang dibagi dari Kab. Jayapura – Kota Jayapura.

“Dengan peningkatan produksi secara otomatis saya juga menambah tenaga kerja, dimana saat ini sudah ada 6 orang tenaga kerja yang membantu saya untuk menyiapkan permintaan pasar, dimana para pekerja ini memiliki tugasnya masing-masing, khusus untuk penggorengan tetap saya yang langsung menangani, ” jelasnya lagi.

Saat ini dirinya hanya fokus melakukan olahan pisang, yaitu keripik pisang dengan berbagi varian rasa, ada original, rasa balado, ada juga kue katus dan sebagainya.

Baca Juga :  Kunker,  Jokowi akan Datangi 3 Lokasi di Sentani

Untuk bahan baku, pihaknya kumpulan dari Kota, Sentani, bahkan Pasar Pharaa Sentani, bahkan ada juga pelanggan yang sudah tau rumah produksi, langsung mengantarkan bahan baku berupa pisang muda ke rumah Mama Ros, yang beralamat di BTN Lembah Furia Yahim, Kel. Dobonsolo.  Harga yang dirinya sediakan juga bervariasi Mulai dari Rp 10 ribu, Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.

Dirinya juga berpesan bagi siapa saja, masyarakat Papua yang ingin menjadi pengusaha seperti dirinya, jangan piara rasa malas didalam diri, gantikan rasa malas itu dengan rajin.

Tidak boleh mengenal kata nanti dulu, nanti saja,  sebentar dulu, sedikit lagi, tetapi harus berkomitmen bahwa ya saya kerja, saya bisa, saya siap.

Dengan mengubah cara pandang, cara berpikir kita, maka akan memberikan kita semangat bahwa apapun yang kita kerjakan, pasti berhasil karena Tuhan memberkati orang yang rajin, bukan orang malas.

“Kita bisa bersaing dengan saudara-saudara kita yang datang dari Pulau Jawa, dan sebagainya, kita orang Papua pasti bisa, ketika kita jatuh ingat bahwa kita harus bangun kembali, ” terangnya. *

Bincang-Bincang Dengan Mama  Ros, Pengusaha Keripik Pisang di Sentani, Kabupaten Jayapura

Keripik Pisang Ros, meski terkendala perizinan dari tahun 2008 – 2014, berhasil tebus ke pusat-pusat perbelanjaan di Kab Jayapura hingga Kota Jayapura.

Laporan: Yohana_ SENTANI

Mama Ros, atau wanita yang memiliki nama panjang Anace Bemei, berasal dari Kabupaten Jayapura. Wanita berdarah Grime Nawa ini memiliki segudang cerita tentang sepak terjangnya merintis usaha keripik pisang, yang kini bisa dijumpai di hampir sebagaian besar supermarket di Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura.

Mama Ros, memulai usahanya pada tahun 2008,   dimana untuk mengembangkan usaha Keripik Pisang Ros tidaklah mudah.

Di tahun-tahun tersebut banyak tantangan yang beliau hadapi, tantangan terberat menurut Mama Ros adalah, terkait sertifikat halal, perizinan dan sebagainya.

Bagi perempuan Papua yang ingin mengembangkan bisnis kuliner tidak segampang itu, akan tetapi tekat dan kerja keras tidak pernah membohongi hasil.

“Saya terus berjuang mengumpulkan modal, kelengkapan surat-surat khususnya perizinan dan sertifikat halal, hingga sekarang Keripik Pisang Ros bisa masuk di Supermarket-supermarket yang ada di Kab. Jayapura, ” ungkap Ros saat ditemui Cenderawasih Pos.

Ros juga mengakui bahwa dari tahun 2008 memulai usaha tersebut, sampai 2014-2015 baru keripik pisangnya bisa masuk di toko-toko, karena hampir 6 tahun berjalan, Mama Ros masih terkendala perizinan.

Baca Juga :  40 WBP Lapas Narkotika Berhasil Ikuti Program Rehabilitasi Sosial TC

Kalau dibandingkan dengan sekarang, pengurusan perizinan dan sertifikat halal bisa dibantu oleh Pemerintah, jadi pengusaha tidak terlalu dipersulitkan.

Selain itu pada saat memulai usaha, dirinya juga belum memiliki packaging yang baik, dimana hanya membungkus keripik pisang dengan kemasan seadanya yaitu pelastik kiloan, banyak komplain dan protes yang pihaknya terima dari pihak toko pada saat dirinya melakukan penitipan di toko-toko.

Meski mendapat berbagai komplain, kritikan dan masukan, tidak mematahkan semangat Mama Ros untuk terus berusaha memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan.

Sampai akhirnya, Keripik Pisang Ros, berhasil memiliki packaging yang bagus, dan layak untuk diterima di toko-toko, swalayan maupun supermarket.

Dimana yang tadinya hanya mampu produksi puluhan bungkus keripik pisang, kini dirinya sudah bisa memproduksi 1.000-1.500 bungkus yang dibagi dari Kab. Jayapura – Kota Jayapura.

“Dengan peningkatan produksi secara otomatis saya juga menambah tenaga kerja, dimana saat ini sudah ada 6 orang tenaga kerja yang membantu saya untuk menyiapkan permintaan pasar, dimana para pekerja ini memiliki tugasnya masing-masing, khusus untuk penggorengan tetap saya yang langsung menangani, ” jelasnya lagi.

Saat ini dirinya hanya fokus melakukan olahan pisang, yaitu keripik pisang dengan berbagi varian rasa, ada original, rasa balado, ada juga kue katus dan sebagainya.

Baca Juga :  Bangun Rumah Belajar di Kosarek, Jalan Kaki Tujuh Hari Tujuh Malam dari Wamena

Untuk bahan baku, pihaknya kumpulan dari Kota, Sentani, bahkan Pasar Pharaa Sentani, bahkan ada juga pelanggan yang sudah tau rumah produksi, langsung mengantarkan bahan baku berupa pisang muda ke rumah Mama Ros, yang beralamat di BTN Lembah Furia Yahim, Kel. Dobonsolo.  Harga yang dirinya sediakan juga bervariasi Mulai dari Rp 10 ribu, Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu.

Dirinya juga berpesan bagi siapa saja, masyarakat Papua yang ingin menjadi pengusaha seperti dirinya, jangan piara rasa malas didalam diri, gantikan rasa malas itu dengan rajin.

Tidak boleh mengenal kata nanti dulu, nanti saja,  sebentar dulu, sedikit lagi, tetapi harus berkomitmen bahwa ya saya kerja, saya bisa, saya siap.

Dengan mengubah cara pandang, cara berpikir kita, maka akan memberikan kita semangat bahwa apapun yang kita kerjakan, pasti berhasil karena Tuhan memberkati orang yang rajin, bukan orang malas.

“Kita bisa bersaing dengan saudara-saudara kita yang datang dari Pulau Jawa, dan sebagainya, kita orang Papua pasti bisa, ketika kita jatuh ingat bahwa kita harus bangun kembali, ” terangnya. *

Berita Terbaru

Artikel Lainnya