Wednesday, October 15, 2025
25.7 C
Jayapura

Akses Terbatas dan Eksklusif Peruri Tempat Terisolasi Simbol Kedalautan Bangsa

Peruri bukan museum atau tempat wisata. Menginjakkan kaki di dalamnya adalah pengalaman yang langka, nyaris mustahil bagi masyarakat umum. Tapi begitu masuk, melihat dari dekat bagaimana uang dilahirkan, kita akan faham, setiap lembar rupiah yang ada di kantong kita menyimpan kisah panjang, kerahasiaan tinggi, dan pengawasan ekstra ketat.

Maka, saat mengeluarkan selembar uang, ingatlah, itu bukan sekadar alat tukar. Itu adalah simbol kedaulatan bangsa yang dihasilkan dari proses panjang dan tidak sederhana. Dan rasanya beruntung, kami menjadi saksi mata dari proses paling rahasia di republik ini.

Terima kasih Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua dan terima kasih Peruri atas pengalaman berharganya. Ucapan ini merupakan suara hati dari para jurnalis yang diwakili oleh Rosilia Eluay jurnalis muda dari Papua. Perempuan aslinya Papua itu mengungkapkan, keinginannya berkunjung ke Peruri adalah keinginan semua orang. Karena rasanya penasaran, selama ini hanya menulis dan memberitakan tentang uang rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.

Baca Juga :  Berharap Ada yang Terpanggil Jadi Pastor atau Suster dan Bruder

“Ini pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Tidak semua orang bisa masuk ke sini dan melihat langsung bagaimana uang rupiah dicetak,” ujar Rosilia Eluay, Rabu (9/10). Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman, menjelaskan bahwa kunjungan ke dua lokasi bersejarah itu merupakan bagian penting dari program pembelajaran bagi insan pers.

“Kunjungan ke Museum Bank Indonesia memberikan pemahaman bagaimana tugas-tugas BI berevolusi, mulai dari distribusi uang hingga menjaga kestabilan harga, sistem pembayaran, dan kebijakan makroprudensial,” ujarnya. Ia menambahkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membekali wartawan agar mampu menghasilkan berita yang kredibel dan memahami isu-isu ekonomi terkini, sehingga dapat menyajikan informasi yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga :  Tidak Ada Kata Terlambat, Diyakini Mengalami Perubahan Positif

Dengan semangat peningkatan kapasitas dan kolaborasi, kegiatan Capacity Building Wartawan Papua ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Bank Indonesia dan insan pers dalam mendorong literasi ekonomi di Tanah Papua. (selesai)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Peruri bukan museum atau tempat wisata. Menginjakkan kaki di dalamnya adalah pengalaman yang langka, nyaris mustahil bagi masyarakat umum. Tapi begitu masuk, melihat dari dekat bagaimana uang dilahirkan, kita akan faham, setiap lembar rupiah yang ada di kantong kita menyimpan kisah panjang, kerahasiaan tinggi, dan pengawasan ekstra ketat.

Maka, saat mengeluarkan selembar uang, ingatlah, itu bukan sekadar alat tukar. Itu adalah simbol kedaulatan bangsa yang dihasilkan dari proses panjang dan tidak sederhana. Dan rasanya beruntung, kami menjadi saksi mata dari proses paling rahasia di republik ini.

Terima kasih Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Papua dan terima kasih Peruri atas pengalaman berharganya. Ucapan ini merupakan suara hati dari para jurnalis yang diwakili oleh Rosilia Eluay jurnalis muda dari Papua. Perempuan aslinya Papua itu mengungkapkan, keinginannya berkunjung ke Peruri adalah keinginan semua orang. Karena rasanya penasaran, selama ini hanya menulis dan memberitakan tentang uang rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa.

Baca Juga :  Berharap Ada yang Terpanggil Jadi Pastor atau Suster dan Bruder

“Ini pengalaman yang sangat berharga dan tidak terlupakan. Tidak semua orang bisa masuk ke sini dan melihat langsung bagaimana uang rupiah dicetak,” ujar Rosilia Eluay, Rabu (9/10). Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman, menjelaskan bahwa kunjungan ke dua lokasi bersejarah itu merupakan bagian penting dari program pembelajaran bagi insan pers.

“Kunjungan ke Museum Bank Indonesia memberikan pemahaman bagaimana tugas-tugas BI berevolusi, mulai dari distribusi uang hingga menjaga kestabilan harga, sistem pembayaran, dan kebijakan makroprudensial,” ujarnya. Ia menambahkan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk membekali wartawan agar mampu menghasilkan berita yang kredibel dan memahami isu-isu ekonomi terkini, sehingga dapat menyajikan informasi yang menarik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga :  PPDB Berpotensi Maladminitrasi dan Korupsi

Dengan semangat peningkatan kapasitas dan kolaborasi, kegiatan Capacity Building Wartawan Papua ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara Bank Indonesia dan insan pers dalam mendorong literasi ekonomi di Tanah Papua. (selesai)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya