Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Moment Promosikan  Pariwisata, Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat Kampung

Yang tersisa dari Festival Kelapa Muda di  Kampung Skouw Yambe Distrik Muara Tami

Festival kelapa saat ini sudah menjadi agenda rutin yang diinisiasi oleh keluarga Nelince Wamuar Rollo, istri dari ondoafi Abisai Rollo ketua DPRD Kota Jayapura. Terhitung sudah dua kali festival ini digelar, dan tahun ini mendapat dukungan dari pemerintah kampung setempat. 

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Kampung Skouw Yambe, salah satu kampung adat di Kota Jayapura yang letaknya berada di Distrik Muara Tami. Letak kampung ini cukup jauh dari pusat Kota Jayapura, kurang lebih butuh waktu sekitar 1  jam bahkan lebih, untuk bisa sampai ke kampung yang memiliki pantai berharap langsung dengan samudra pacific ini.

    Kampung ini sesungguhnya  salah satu kampung yang masih mempertahankan budaya asli dan  adat istiadat mereka,  meskipun sebagian besarnya sudah luntur tergerus oleh masuknya arus modernisasi.

   Kampung Skouw memiliki banyak potensi yang bisa mendatangkan rupiah apabila dimaksimalkan. Salah satunya potensi di sektor pariwisata.  Letaknya yang berdekatan langsung dengan  bibir pantai Samudra Pasifik,  menambah pesona Kampung sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari luar.  Apalagi di musim musim seperti saat ini ombaknya cukup kuat sehingga bisa di maksimalkan untuk olahraga selancar.

Baca Juga :  Impiannya Sebenarnya Lanjut S-2 dan Tahun Depan Menikah

   Terlepas dari potensi wisata yang memang belum digarap secara baik, di tempat ini juga ada komoditas unggulan yaitu Pinang dan kelapa.  Komoditas ini pula yang menjadi salah satu andalan pendapatan masyarakat, selain potensinya yang lain. Itulah sebabnya selaku anak adat dari kampung Itu,  keluarga Ondoafi Abisai Rollo, terutama sang istri, menjadi penggagas utama dari pelaksanaan kegiatan kegiatan festival kelapa.

   Festival kelapa ini pertama kali dilakukan pada tahun 2018. Saat itu ada 20.000 buah kelapa muda yang dikumpulkan dan dimakan secara gratis dalam kegiatan festival itu, sehingga panitia pada saat itu memecahkan rekor dunia.

   “Kalau saya tidak salah sebelumnya dipegang oleh Thailand tetapi kita punya 20.000 jadi kita berhasil pecahkan rekor dunia,” kata Mama Nelince Wamuar Rollo, Rabu (13/9).

   Festival kelapa Ini sempat vakum sejak 2019 sampai 2022 akibat  pandemi covid-19 yang melanda dunia saat itu.  Baru di tahun 2023 pihaknya kembali menggelar kegiatan festival tersebut.

   Ada berbagai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Festival yang boleh dikatakan unik ini.  Salah satunya  ingin memperkenalkan potensi-potensi yang ada di kampung. Mulai dari potensi pariwisata pantai, potensi budaya, kuliner, Pinang, kelapa dan masih banyak lagi potensi unggulan lain.  Hanya saja potensi-potensi selain kelapa dan Pinang belum bisa dikelola  baik  untuk mendatangkan hasil maupun perputaran uang yang tinggi di masyarakat kampung.

Baca Juga :  Bangun Sejumlah Infrastruktur Publik, Rumah Layak Huni hingga Sarana Air Bersih

   “Jadi dengan adanya festival ini kami juga ingin menyampaikan kepada masyarakat di Kota Jayapura bahwa di sini punya potensi kelapa, pinang banyak, tetapi kita tidak bisa menjual di pasar, terutama di pasar-pasar lokal seperti di Youtefa, kami sudah tidak punya tempat. Sehingga kami ajak masyarakat dari luar kampung juga datang ke kampung supaya mereka bisa bawa uang ke kampung” ujar Nelince.

   Saat pergelaran festival kelapa ini melibatkan banyak pelaku UMKM dari masyarakat adat dari   14 kampung. Harapanya, melalui kegiatan ini, masyarakat dari luar tidak saja sekedar makan kelapa tetapi juga mereka bisa membeli hasil olahan makanan lokal, termasuk souvenir yang ikut dipasarkan dalam kegiatan tersebut.

   “Kita belum menghitung berapa uang yang masuk dari kegiatan ini tetapi semua orang yang datang mereka pulang dengan senang hati dan sukacita,” bebernya. (*/tri).

Yang tersisa dari Festival Kelapa Muda di  Kampung Skouw Yambe Distrik Muara Tami

Festival kelapa saat ini sudah menjadi agenda rutin yang diinisiasi oleh keluarga Nelince Wamuar Rollo, istri dari ondoafi Abisai Rollo ketua DPRD Kota Jayapura. Terhitung sudah dua kali festival ini digelar, dan tahun ini mendapat dukungan dari pemerintah kampung setempat. 

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Kampung Skouw Yambe, salah satu kampung adat di Kota Jayapura yang letaknya berada di Distrik Muara Tami. Letak kampung ini cukup jauh dari pusat Kota Jayapura, kurang lebih butuh waktu sekitar 1  jam bahkan lebih, untuk bisa sampai ke kampung yang memiliki pantai berharap langsung dengan samudra pacific ini.

    Kampung ini sesungguhnya  salah satu kampung yang masih mempertahankan budaya asli dan  adat istiadat mereka,  meskipun sebagian besarnya sudah luntur tergerus oleh masuknya arus modernisasi.

   Kampung Skouw memiliki banyak potensi yang bisa mendatangkan rupiah apabila dimaksimalkan. Salah satunya potensi di sektor pariwisata.  Letaknya yang berdekatan langsung dengan  bibir pantai Samudra Pasifik,  menambah pesona Kampung sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari luar.  Apalagi di musim musim seperti saat ini ombaknya cukup kuat sehingga bisa di maksimalkan untuk olahraga selancar.

Baca Juga :  Libatkan Penguji dari Perusahaan, Setelah Lulus Bisa Siap  Kerja

   Terlepas dari potensi wisata yang memang belum digarap secara baik, di tempat ini juga ada komoditas unggulan yaitu Pinang dan kelapa.  Komoditas ini pula yang menjadi salah satu andalan pendapatan masyarakat, selain potensinya yang lain. Itulah sebabnya selaku anak adat dari kampung Itu,  keluarga Ondoafi Abisai Rollo, terutama sang istri, menjadi penggagas utama dari pelaksanaan kegiatan kegiatan festival kelapa.

   Festival kelapa ini pertama kali dilakukan pada tahun 2018. Saat itu ada 20.000 buah kelapa muda yang dikumpulkan dan dimakan secara gratis dalam kegiatan festival itu, sehingga panitia pada saat itu memecahkan rekor dunia.

   “Kalau saya tidak salah sebelumnya dipegang oleh Thailand tetapi kita punya 20.000 jadi kita berhasil pecahkan rekor dunia,” kata Mama Nelince Wamuar Rollo, Rabu (13/9).

   Festival kelapa Ini sempat vakum sejak 2019 sampai 2022 akibat  pandemi covid-19 yang melanda dunia saat itu.  Baru di tahun 2023 pihaknya kembali menggelar kegiatan festival tersebut.

   Ada berbagai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Festival yang boleh dikatakan unik ini.  Salah satunya  ingin memperkenalkan potensi-potensi yang ada di kampung. Mulai dari potensi pariwisata pantai, potensi budaya, kuliner, Pinang, kelapa dan masih banyak lagi potensi unggulan lain.  Hanya saja potensi-potensi selain kelapa dan Pinang belum bisa dikelola  baik  untuk mendatangkan hasil maupun perputaran uang yang tinggi di masyarakat kampung.

Baca Juga :  Palang di TPU Buper Dibuka, ini Harapan Suku Kaigere

   “Jadi dengan adanya festival ini kami juga ingin menyampaikan kepada masyarakat di Kota Jayapura bahwa di sini punya potensi kelapa, pinang banyak, tetapi kita tidak bisa menjual di pasar, terutama di pasar-pasar lokal seperti di Youtefa, kami sudah tidak punya tempat. Sehingga kami ajak masyarakat dari luar kampung juga datang ke kampung supaya mereka bisa bawa uang ke kampung” ujar Nelince.

   Saat pergelaran festival kelapa ini melibatkan banyak pelaku UMKM dari masyarakat adat dari   14 kampung. Harapanya, melalui kegiatan ini, masyarakat dari luar tidak saja sekedar makan kelapa tetapi juga mereka bisa membeli hasil olahan makanan lokal, termasuk souvenir yang ikut dipasarkan dalam kegiatan tersebut.

   “Kita belum menghitung berapa uang yang masuk dari kegiatan ini tetapi semua orang yang datang mereka pulang dengan senang hati dan sukacita,” bebernya. (*/tri).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya