Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Awalnya Dikenal Untuk Ibu dan Anak, Kini Bergerak di Bidang Jatuh dan Bedah

Melihat Fasilitas Terbaru yang ada di RS Provita

Rumah Sakit Provita sebagai rumah sakit swasta modern yang ada di Kota Jayapura terus berbenah terutama dalam hal fasilitas, alat medis dan pelayanan kepada masyarakat yang ada di tanah Papua.

Laporan: Elfira_Jayapura

Selasa (13/6) kemarin,  Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Sam Ratulangi ini melakukan peresmian pelayanan Cathlab dan Bedah Minimal Invasif di Rumah Sakit Provita.

  Cateterization Laboratory (Cathlab) disebut juga kateterisasi jantung dan pembuluh darah  merupakan tindakan atau prosedur medis kardiologi dan angiografi diagnostic invasive. Dimana prosedur ini dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membantu menampilkan gambaran pembuluh darah di jantung dan berbagai organ tubuh lainnya.

  Yang manfaatnya, mengevaluasi aliran darah dan oksigen di berbagai bagian jantung. Dapat menampilkan gambar pembuluh darah secara detail dan akurat yang membantu prosedur tindakan operasi pada bidang lainnya. Menutup pembuluh darah yang bocor pada kelainan pembuluh darah otak.

  Direktur Rumah Sakit Provita Jayapura, Fansca Titaheluw menyatakan, sejak pembukaan RS Provita lebih dikenal dengan unggulan ibu dan anak. Namun di tahun keempat seiring dengan berjalannya waktu, mulai bergerak di bidang jantung dan bedah.

  Cath Lab sendiri, kata Fansca, alat yang tidak kalah dengan yang ada di RS Luar di Papua. Bahkan seluruh Indonesia untuk rumah sakit pemerintah hanya ada 40 rumah sakit yang memilikinya.

Baca Juga :  Jangan Fobia Untuk Buka Dialog, Pihak Berkonflik Harus Jaga Hak Warga Sipil

  Bahkan, tipe Cath Lab yang dimiliki RS Provita hanya ada 8 di Indonesia termasuk di Provita. Diharapkan, tindakannya lebih cepat, kemudian gambaran yang diberikan walaupun pasiennya sambil berbaring, tetapi kamera bisa masuk melihat pembuluh darah secara keseluruhan.

  “Seiring berjalannya waktu kami berkembang, karena kami perhatikan di kota Jayapura khsusunya pelayanan bedah animo masyarakat cukup tinggi,” terang Fansca usai kegiatan yang digelar di lantai 6 rumah sakit.

  Dengan SDM yang terpenuhi, RS Provita lantas melengkapi sarana dan fasilitas dengan melengkapi pelayanan bedah minimal invasive yaitu laparoskopi, endoskopi dan lainnya.

Kata Fansca, Cath Lab sendiri biasanya diletakkan di ruang radiologi. Namun, di RS Provita alat tersebut diletakkan di kamar operasi. Dengan harapan, bisa ada bedah jantung terbuka di RS Provita ke depannya.

  “Supaya Papua juga memiliki dokter spesialis bedah toraks, kardioavskuler sehingga pelayanan kami bisa lebih paripurna,” terangnya.

  Kedepan kata Fansca, pihaknya akan membangun sistem rujukan bersama. Sehingga nantinya,  pasien dengan gejala jantung, serangan jantung atau stroke harus tahu berbuat apa hingga pasien tersebut diantarkan ke rumah sakit pihak dokter dapat melakukan tindakan dalam golden rentang waktu yang disarankan.

  “Sehingga pasien tidak sampai kepada tingkap cacat atau kelumpuhan, bahkan sampai kepada koma atau kematian,” bebernya.

  Untuk pasien dengan BPJS belum bisa dilayani dengan alat canggih tersebut, sebab Cath Lab merupakan suatu layanan yang terpusat. Sementara masih melayani pasien umum dan pasien asuransi.

Baca Juga :  Hanya Empat Pemain Punya Klub Akibat Absennya Liga sejak 2019

  Namun, untuk pasien umum RS Provita bisa melayani dengan BPJS maupun non BPJS. “Kami tidak ada perbedaan, karena itu juga yang digaungkan dengan fasilitas kami yang ada. Pasien BPJS maupun pasien umum bisa menikmati fasilitas yang sama, hanya memang khsusu untuk layanan Cath Lab belum bisa kita bekerjasama,” tuturnya.

  Dalam pelayanan pasien, Fansca mengaku sejauh ini belum ada kendala. Bahkan, hubungan pihak RS dengan BPJS kesehatan sangat baik dan klaim begitu lancar. Tidak ada lagi permasalahan terkait keterlambatan klaim atau tidak dibayarkan.

  Lantas apakah nanti RS Provita menjadi RS rujukan dari pedalaman Papua ?Fansca mengatakan dengan fasilitas yang dimiliki, harapannya bukan hanya masyarakat Kota Jayapura saja yang terlayani, melainkan bisa melayani seluruh masyarakat Papua.

  “Untuk pasien rujukan kami sangat menerima. Kami sudah bangun jejaring dengan Timika. Serui, Nabire, Biak, Sorong Papua Barat dan bahkan PNG, sedang penjajakan untuk menandatangani MoU. Dengan begitu, pasien pasien tidak lagi dibawa ke Australi atau ke  Filipina. Apa yang bisa ditangani di RS Provita akan kami tangani, seperti saat ini ada pasien kami berwarga negara malaysia yang bekrja di PNG  kemudian pasien dieavkuasi dari PNG ke RS Provita untuk melakukan operasi,” pungkasnya. (*/tri)

Melihat Fasilitas Terbaru yang ada di RS Provita

Rumah Sakit Provita sebagai rumah sakit swasta modern yang ada di Kota Jayapura terus berbenah terutama dalam hal fasilitas, alat medis dan pelayanan kepada masyarakat yang ada di tanah Papua.

Laporan: Elfira_Jayapura

Selasa (13/6) kemarin,  Rumah sakit yang berlokasi di Jalan Sam Ratulangi ini melakukan peresmian pelayanan Cathlab dan Bedah Minimal Invasif di Rumah Sakit Provita.

  Cateterization Laboratory (Cathlab) disebut juga kateterisasi jantung dan pembuluh darah  merupakan tindakan atau prosedur medis kardiologi dan angiografi diagnostic invasive. Dimana prosedur ini dilakukan dengan menggunakan sinar X untuk membantu menampilkan gambaran pembuluh darah di jantung dan berbagai organ tubuh lainnya.

  Yang manfaatnya, mengevaluasi aliran darah dan oksigen di berbagai bagian jantung. Dapat menampilkan gambar pembuluh darah secara detail dan akurat yang membantu prosedur tindakan operasi pada bidang lainnya. Menutup pembuluh darah yang bocor pada kelainan pembuluh darah otak.

  Direktur Rumah Sakit Provita Jayapura, Fansca Titaheluw menyatakan, sejak pembukaan RS Provita lebih dikenal dengan unggulan ibu dan anak. Namun di tahun keempat seiring dengan berjalannya waktu, mulai bergerak di bidang jantung dan bedah.

  Cath Lab sendiri, kata Fansca, alat yang tidak kalah dengan yang ada di RS Luar di Papua. Bahkan seluruh Indonesia untuk rumah sakit pemerintah hanya ada 40 rumah sakit yang memilikinya.

Baca Juga :  Tahun ini, Terakhir Semua Sekolah Gunakan K13

  Bahkan, tipe Cath Lab yang dimiliki RS Provita hanya ada 8 di Indonesia termasuk di Provita. Diharapkan, tindakannya lebih cepat, kemudian gambaran yang diberikan walaupun pasiennya sambil berbaring, tetapi kamera bisa masuk melihat pembuluh darah secara keseluruhan.

  “Seiring berjalannya waktu kami berkembang, karena kami perhatikan di kota Jayapura khsusunya pelayanan bedah animo masyarakat cukup tinggi,” terang Fansca usai kegiatan yang digelar di lantai 6 rumah sakit.

  Dengan SDM yang terpenuhi, RS Provita lantas melengkapi sarana dan fasilitas dengan melengkapi pelayanan bedah minimal invasive yaitu laparoskopi, endoskopi dan lainnya.

Kata Fansca, Cath Lab sendiri biasanya diletakkan di ruang radiologi. Namun, di RS Provita alat tersebut diletakkan di kamar operasi. Dengan harapan, bisa ada bedah jantung terbuka di RS Provita ke depannya.

  “Supaya Papua juga memiliki dokter spesialis bedah toraks, kardioavskuler sehingga pelayanan kami bisa lebih paripurna,” terangnya.

  Kedepan kata Fansca, pihaknya akan membangun sistem rujukan bersama. Sehingga nantinya,  pasien dengan gejala jantung, serangan jantung atau stroke harus tahu berbuat apa hingga pasien tersebut diantarkan ke rumah sakit pihak dokter dapat melakukan tindakan dalam golden rentang waktu yang disarankan.

  “Sehingga pasien tidak sampai kepada tingkap cacat atau kelumpuhan, bahkan sampai kepada koma atau kematian,” bebernya.

  Untuk pasien dengan BPJS belum bisa dilayani dengan alat canggih tersebut, sebab Cath Lab merupakan suatu layanan yang terpusat. Sementara masih melayani pasien umum dan pasien asuransi.

Baca Juga :  Pemkot Jayapura Targetkan 2030 Eliminasi Malaria

  Namun, untuk pasien umum RS Provita bisa melayani dengan BPJS maupun non BPJS. “Kami tidak ada perbedaan, karena itu juga yang digaungkan dengan fasilitas kami yang ada. Pasien BPJS maupun pasien umum bisa menikmati fasilitas yang sama, hanya memang khsusu untuk layanan Cath Lab belum bisa kita bekerjasama,” tuturnya.

  Dalam pelayanan pasien, Fansca mengaku sejauh ini belum ada kendala. Bahkan, hubungan pihak RS dengan BPJS kesehatan sangat baik dan klaim begitu lancar. Tidak ada lagi permasalahan terkait keterlambatan klaim atau tidak dibayarkan.

  Lantas apakah nanti RS Provita menjadi RS rujukan dari pedalaman Papua ?Fansca mengatakan dengan fasilitas yang dimiliki, harapannya bukan hanya masyarakat Kota Jayapura saja yang terlayani, melainkan bisa melayani seluruh masyarakat Papua.

  “Untuk pasien rujukan kami sangat menerima. Kami sudah bangun jejaring dengan Timika. Serui, Nabire, Biak, Sorong Papua Barat dan bahkan PNG, sedang penjajakan untuk menandatangani MoU. Dengan begitu, pasien pasien tidak lagi dibawa ke Australi atau ke  Filipina. Apa yang bisa ditangani di RS Provita akan kami tangani, seperti saat ini ada pasien kami berwarga negara malaysia yang bekrja di PNG  kemudian pasien dieavkuasi dari PNG ke RS Provita untuk melakukan operasi,” pungkasnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya