Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Yang Muda Gabung untuk Belajar, Yang Senior Juga Dapat Ilmu Baru    

Junior Chamber International Chapter Jatim, Tempat Bertukar Pengetahuan, Pengalaman, dan Jejaring

Dengan jaringan di 124 negara, bergabung di JCI Chapter Jatim membuat para anggota mendapat kesempatan terbuka menggali berbagai potensi. Bukan hanya kalangan pengusaha yang bisa bergabung, profesional muda lintas profesi juga boleh.

JANICE Kariyadi hanya kenal satu orang ketika kali pertama bergabung dengan Junior Chamber International (JCI) tiga tahun lalu: Jonathan Handoko. Jonathan pula yang mengenalkannya ke organisasi tersebut.    

’’Selain Ko Jojo, saya nggak kenal siapa-siapa waktu itu,’’ kenangnya.

Saat itu Janice masih menjadi mahasiswa semester tiga jurusan international business management international class (IBM-IC) di sebuah universitas di Surabaya. Dan dia telah aktif di beberapa organisasi, mulai himpunan mahasiswa hingga beberapa unit kegiatan mahasiswa. Namun, dia merasa masih ada yang kurang.

Karena itu, dia curhat ke Jojo, CEO Mom Uung, karena merasa ingin punya jaringan yang lebih besar. Dari sanalah dia kenal JCI Chapter Jawa Timur (Jatim). Yang membuatnya tertarik bergabung ke komunitas tersebut karena anggota JCI berada di rentang usia 18–40 tahun. Apalagi, 80 persen dari anggota merupakan pengusaha.

’’Saya merasa kalau bisa mengenal punya kenalan orang-orang ini, mungkin di masa depan saya bisa terbantu. Karena kampus juga menugaskan mahasiswanya untuk membuat usaha sendiri,’’ ungkap young ambassador JCI Chapter Jatim 2022 tersebut.

Baca Juga :  Banyak Bisa Berkarya Namun Bingung Soal Pasar, Tertarik Garap Mabes Komunitas

Dan, keinginan itu benar-benar terwujud. Saat ini, Janice mengelola production house yang berawal dari proyek kampus. Proyek-proyek awal yang dikerjakan pun datang dari komunitasnya. Itu kian meyakinkannya untuk semakin aktif berkiprah dalam organisasi tersebut.

Phillip Pangestu, presiden JCI Chapter Jatim periode 2022, tahu benar manfaat dari komunitas tersebut. Saat chapter Jatim dibentuk pada 2015, dia merupakan angkatan yang pertama. ’’Awalnya kita melihat bahwa sejarah JCI ini sangat panjang. Secara global, JCI sudah berusia 106 tahun,’’ paparnya.

Dengan jaringan di 124 negara, dia mengaku bahwa potensi yang bisa digali organisasi tersebut sangat besar. Sebab, organisasi yang menjadi rekanan PBB untuk sustainable development goals (SDGs) itu memang bertujuan memupuk generasi muda menjadi pemimpin. Mantan anggotanya, antara lain, taipan Bill Gates, atlet NBA Larry Bird, hingga Presiden RI Joko Widodo.

Karena itu, dia menegaskan bahwa bukan hanya pengusaha yang boleh bergabung dengan komunitasnya. Profesional muda seperti dokter atau akademisi juga bisa. ’’Jaringan kita ada di banyak negara. Banyak temen-temen yang pergi ke Korea Selatan atau Jepang dan bersua dengan teman satu organisasi,” katanya.

Baca Juga :  Harus Dorong  Sagu Sebagai Pangan Utama, Jangan Hanya Sekedar Makanan Khas

JCI Chapter Jatim, lanjut dia, punya empat pilar. ’’Selain bisnis, sosial, dan individual, juga ada pilar internasional yang memberi tiap anggota kesempatan bertukar pengalaman dengan kawan di seberang sana,’’ paparnya.

Sisa waktu Pangestu di komunitasnya memang tak lama lagi. Tahun depan dia bakal menginjak usia 40 tahun. Namun, dia mengaku masih banyak belajar dari komunitas tersebut.

Sebagai salah satu yang tertua di organisasi tersebut, dia mengaku justru mendapatkan ilmu dan wawasan baru dari para junior. Mulai tentang metaverse, token NFT, hingga teknologi lain.

’’Jadi, yang muda bergabung untuk belajar pengalaman kami. Tapi, kami yang senior juga belajar dari yang muda,’’ jelasnya.

Mizan Sulthon juga merasakan benar manfaat dari bergabung dengan JCI. Sebelumnya dia lebih dulu berkegiatan di sejumlah organisasi kepemudaan lain. Namun, dia merasa bahwa JCI menawarkan networking (jejaring) yang berbeda dari lain.

Buntutnya, mata penerus jaringan layanan laboratorium Parahita itu terbuka lebar. Selain sering mendengarkan pemikiran pengusaha lain melalui CEO talk, lewat company visit (kunjungan ke tempat usaha), dia bisa melihat langsung bagaimana operasional berbagai perusahaan, baik nasional maupun global. ’’Banyak peluang kolaborasi dan kerja sama di dalam wadah ini,’’ imbuhnya. (*/c17/ttg/JPG)

Junior Chamber International Chapter Jatim, Tempat Bertukar Pengetahuan, Pengalaman, dan Jejaring

Dengan jaringan di 124 negara, bergabung di JCI Chapter Jatim membuat para anggota mendapat kesempatan terbuka menggali berbagai potensi. Bukan hanya kalangan pengusaha yang bisa bergabung, profesional muda lintas profesi juga boleh.

JANICE Kariyadi hanya kenal satu orang ketika kali pertama bergabung dengan Junior Chamber International (JCI) tiga tahun lalu: Jonathan Handoko. Jonathan pula yang mengenalkannya ke organisasi tersebut.    

’’Selain Ko Jojo, saya nggak kenal siapa-siapa waktu itu,’’ kenangnya.

Saat itu Janice masih menjadi mahasiswa semester tiga jurusan international business management international class (IBM-IC) di sebuah universitas di Surabaya. Dan dia telah aktif di beberapa organisasi, mulai himpunan mahasiswa hingga beberapa unit kegiatan mahasiswa. Namun, dia merasa masih ada yang kurang.

Karena itu, dia curhat ke Jojo, CEO Mom Uung, karena merasa ingin punya jaringan yang lebih besar. Dari sanalah dia kenal JCI Chapter Jawa Timur (Jatim). Yang membuatnya tertarik bergabung ke komunitas tersebut karena anggota JCI berada di rentang usia 18–40 tahun. Apalagi, 80 persen dari anggota merupakan pengusaha.

’’Saya merasa kalau bisa mengenal punya kenalan orang-orang ini, mungkin di masa depan saya bisa terbantu. Karena kampus juga menugaskan mahasiswanya untuk membuat usaha sendiri,’’ ungkap young ambassador JCI Chapter Jatim 2022 tersebut.

Baca Juga :  Coba “Main” Persuasif dan Minta Polisi Berinovasi

Dan, keinginan itu benar-benar terwujud. Saat ini, Janice mengelola production house yang berawal dari proyek kampus. Proyek-proyek awal yang dikerjakan pun datang dari komunitasnya. Itu kian meyakinkannya untuk semakin aktif berkiprah dalam organisasi tersebut.

Phillip Pangestu, presiden JCI Chapter Jatim periode 2022, tahu benar manfaat dari komunitas tersebut. Saat chapter Jatim dibentuk pada 2015, dia merupakan angkatan yang pertama. ’’Awalnya kita melihat bahwa sejarah JCI ini sangat panjang. Secara global, JCI sudah berusia 106 tahun,’’ paparnya.

Dengan jaringan di 124 negara, dia mengaku bahwa potensi yang bisa digali organisasi tersebut sangat besar. Sebab, organisasi yang menjadi rekanan PBB untuk sustainable development goals (SDGs) itu memang bertujuan memupuk generasi muda menjadi pemimpin. Mantan anggotanya, antara lain, taipan Bill Gates, atlet NBA Larry Bird, hingga Presiden RI Joko Widodo.

Karena itu, dia menegaskan bahwa bukan hanya pengusaha yang boleh bergabung dengan komunitasnya. Profesional muda seperti dokter atau akademisi juga bisa. ’’Jaringan kita ada di banyak negara. Banyak temen-temen yang pergi ke Korea Selatan atau Jepang dan bersua dengan teman satu organisasi,” katanya.

Baca Juga :  Yang Dianggap ”Pengganggu” Sebenarnya Malah Jadi Daya Tarik

JCI Chapter Jatim, lanjut dia, punya empat pilar. ’’Selain bisnis, sosial, dan individual, juga ada pilar internasional yang memberi tiap anggota kesempatan bertukar pengalaman dengan kawan di seberang sana,’’ paparnya.

Sisa waktu Pangestu di komunitasnya memang tak lama lagi. Tahun depan dia bakal menginjak usia 40 tahun. Namun, dia mengaku masih banyak belajar dari komunitas tersebut.

Sebagai salah satu yang tertua di organisasi tersebut, dia mengaku justru mendapatkan ilmu dan wawasan baru dari para junior. Mulai tentang metaverse, token NFT, hingga teknologi lain.

’’Jadi, yang muda bergabung untuk belajar pengalaman kami. Tapi, kami yang senior juga belajar dari yang muda,’’ jelasnya.

Mizan Sulthon juga merasakan benar manfaat dari bergabung dengan JCI. Sebelumnya dia lebih dulu berkegiatan di sejumlah organisasi kepemudaan lain. Namun, dia merasa bahwa JCI menawarkan networking (jejaring) yang berbeda dari lain.

Buntutnya, mata penerus jaringan layanan laboratorium Parahita itu terbuka lebar. Selain sering mendengarkan pemikiran pengusaha lain melalui CEO talk, lewat company visit (kunjungan ke tempat usaha), dia bisa melihat langsung bagaimana operasional berbagai perusahaan, baik nasional maupun global. ’’Banyak peluang kolaborasi dan kerja sama di dalam wadah ini,’’ imbuhnya. (*/c17/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya