Friday, March 14, 2025
23.5 C
Jayapura

Pendapatan Satu MCK Bisa Rp 15 juta/Bulan, Walikota Perintahkan Digratiskan

   Lantas seperti apa operasional MCK yang ada di Pasar Otonom Kotaraja ini? Di balik tidak tertib dan semerawutnya pasar Otonom Kotaraja ternyata memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) cukup bersih dan layak untuk semua para pedagang dan pengunjung.

  Hal itu terbukti ketika Cenderawasih Pos pada Selasa (11/3) siang mendatangi Pasar tersebut tampak sejumlah fasilitas salah satunya MCK terlihat bersih dan terawat. Di setiap MCK masing-masing memiliki satu penjaga. Adapun tugas dari penjaga tersebut yakni menerima retribusi dari penguna kamar mandi, sekaligus merawat kamar mandi agar tetap bersih.

   Sherly (45) penjaga kamar mandi mengaku selama ini tidak ada permasalah dengan pengunaan kamar mandi atau MCK, semuanya jalan dengan baik-baik saja. Namun yang menjadi permasalahan kata Sherly adalah pengelolaan pasar yang dianggap semrawut dan tidak teratur.

  “Kamar mandi di sini baik-baik saja tidak ada permasalahan, yang menjadi permasalahan disini adalah pedagang yang jual di jalan, yang amburadul tidak karuan,” ungkap Sherly.

   “Bagi saya layak, karena sangat layak memang, air semua lancar,” tandasnya.

Baca Juga :  Kampus Aktif Meneliti, Mahasiswa Diminta Buat Unicorn Baru dari Balikpapan

  Dirinya mengaku untuk saat ini, MCK yang ia jaga selama ini sementara tidak bisa digunakan karena masih dalam proses perbaikan atau renovasi. Karena itu, ia berharap kepada masyarakat dan para pedagang untuk memahami terkait dengan kondisi tersebut.

   “Untuk buang air kecil kita tarifnya sebesar Rp 2.000, buang air besar Rp 3.000, Mandi 5.000 dan cuci baju Rp 20.000,” rinciannya.

   Adapun hasil dari retribusi itu kata Sherly mengaku bisa mencapai Rp 500 ribu per hari dan semuanya diserahkan kepada pengelola pasar. Itu artinya, bila dihitung dalam satu bulan pendapatan retribusi MCK ini bisa mencapai minimal Rp 15 juta untuk  satu tempat MCK.   

   Adeirma (46) penjaga kamar mandi lain mengaku air di kamar mandinya itu cukup lancar, kalaupun ada kendala tetapi tidak terlalu dan bisa diatasi sendiri. Ia mengaku dirinya bekerja disitu karena disuruh oleh seseorang yang merupakan bosnya.

   “Dong (mereka) suruh saya untuk jaga karena yang jaga-jaga disini sudah tidak ada,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Tak Lagi Terkesan Angker, Setiap Akhir Ramai dengan Peziarah

   Adapun penghasilan yang ia dapat dari sewa kamar mandi tersebut setiap hari untuk keseluruhan dari dua kamar mandi yang ia jaga bisa mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per harinya.

   Akan tetapi pada akhirnya ini ia hanya menjaga satu kamar mandi saja, untuk penghasilannya ditaksirkan bisa mencapai Rp 400 ribu per hari. Uangnya itu kata Adeirma diserahkan kepada bosnya dan kemudian diserahkan kepada pengelola pasar berupa retribusi.

  “Untuk sewa kamar mandi dari pagi Pukul 07.00-15.00 WIT penghasilan dari sewa kamar mandi untuk saya pribadi, kemudian dari sore pukul 15.00 WIT-22.00 WIT dan seterusnya untuk bosku,” ungkapnya.

   Ia pun mengaku bahwa setiap hari dirinya selalu bersihkan kamar mandi dan selalu mengecek saluran pipa air dan pembuangan. Hal itu ia lakukan demi menjaga kebersihan dan kenyamanan para penguna. Sementara untuk biaya satu kali masuk di kamar mandi itu hampir keseluruhannya sama tidak ada perbedaan. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Lantas seperti apa operasional MCK yang ada di Pasar Otonom Kotaraja ini? Di balik tidak tertib dan semerawutnya pasar Otonom Kotaraja ternyata memiliki fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) cukup bersih dan layak untuk semua para pedagang dan pengunjung.

  Hal itu terbukti ketika Cenderawasih Pos pada Selasa (11/3) siang mendatangi Pasar tersebut tampak sejumlah fasilitas salah satunya MCK terlihat bersih dan terawat. Di setiap MCK masing-masing memiliki satu penjaga. Adapun tugas dari penjaga tersebut yakni menerima retribusi dari penguna kamar mandi, sekaligus merawat kamar mandi agar tetap bersih.

   Sherly (45) penjaga kamar mandi mengaku selama ini tidak ada permasalah dengan pengunaan kamar mandi atau MCK, semuanya jalan dengan baik-baik saja. Namun yang menjadi permasalahan kata Sherly adalah pengelolaan pasar yang dianggap semrawut dan tidak teratur.

  “Kamar mandi di sini baik-baik saja tidak ada permasalahan, yang menjadi permasalahan disini adalah pedagang yang jual di jalan, yang amburadul tidak karuan,” ungkap Sherly.

   “Bagi saya layak, karena sangat layak memang, air semua lancar,” tandasnya.

Baca Juga :  Maksimalkan ETLE, TNKB Akan Ganti Warna

  Dirinya mengaku untuk saat ini, MCK yang ia jaga selama ini sementara tidak bisa digunakan karena masih dalam proses perbaikan atau renovasi. Karena itu, ia berharap kepada masyarakat dan para pedagang untuk memahami terkait dengan kondisi tersebut.

   “Untuk buang air kecil kita tarifnya sebesar Rp 2.000, buang air besar Rp 3.000, Mandi 5.000 dan cuci baju Rp 20.000,” rinciannya.

   Adapun hasil dari retribusi itu kata Sherly mengaku bisa mencapai Rp 500 ribu per hari dan semuanya diserahkan kepada pengelola pasar. Itu artinya, bila dihitung dalam satu bulan pendapatan retribusi MCK ini bisa mencapai minimal Rp 15 juta untuk  satu tempat MCK.   

   Adeirma (46) penjaga kamar mandi lain mengaku air di kamar mandinya itu cukup lancar, kalaupun ada kendala tetapi tidak terlalu dan bisa diatasi sendiri. Ia mengaku dirinya bekerja disitu karena disuruh oleh seseorang yang merupakan bosnya.

   “Dong (mereka) suruh saya untuk jaga karena yang jaga-jaga disini sudah tidak ada,” ungkapnya kepada Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Lewat Otsus, Kesempatan Beasiswa Dibuka Luas Bagi Putra Daerah

   Adapun penghasilan yang ia dapat dari sewa kamar mandi tersebut setiap hari untuk keseluruhan dari dua kamar mandi yang ia jaga bisa mencapai Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per harinya.

   Akan tetapi pada akhirnya ini ia hanya menjaga satu kamar mandi saja, untuk penghasilannya ditaksirkan bisa mencapai Rp 400 ribu per hari. Uangnya itu kata Adeirma diserahkan kepada bosnya dan kemudian diserahkan kepada pengelola pasar berupa retribusi.

  “Untuk sewa kamar mandi dari pagi Pukul 07.00-15.00 WIT penghasilan dari sewa kamar mandi untuk saya pribadi, kemudian dari sore pukul 15.00 WIT-22.00 WIT dan seterusnya untuk bosku,” ungkapnya.

   Ia pun mengaku bahwa setiap hari dirinya selalu bersihkan kamar mandi dan selalu mengecek saluran pipa air dan pembuangan. Hal itu ia lakukan demi menjaga kebersihan dan kenyamanan para penguna. Sementara untuk biaya satu kali masuk di kamar mandi itu hampir keseluruhannya sama tidak ada perbedaan. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya