Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Ada yang Bahas Sampah Hingga Narkoba dan Lampu Sein Motor

Ada yang Bahas Sampah Hingga Narkoba dan Lampu Sein Motor

Polisi kini memiliki satu program yang tidak lagi sekedar menunggu. Quick Respon yang sudah ada kembali dipertajam dengan Jumat Curhat. Polisi harus lebih peka.  Apa saja isi agenda ini.

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Jika acara di TV biasanya anggota majelis taklim yang meminta curhat kepada mama Dede. Tapi kali ini di Papua pihak kepolisian juga memiliki program yang sama. Program yang bisa dibilang lebih menumbuhkan inisiatif mendengarkan apa yang menjadi keluhan warga dan itu dilakukan setiap hari Jumat.

   Namanya adalah Jumat Curhat.  Pada momen inilah  polisi mendengarkan langsung keluh kesah warga dan apa saja yang menjadi aspirasi warga.

Pihak kepolisian yang dituntut menjadi lembaga yang presisi ini, tidak lagi hanya menunggu di pos kemudian mencatat laporan dan dilakukan pemeriksaan. Atau menunggu terjadi kejadian barulah aparat diturunkan dan melakukan penyelidikan mencari siapa saksi, siapa korban dan siapa pelaku.

  Pola – pola lama ini diminta sudah harus ditinggalkan dan kini aparat kepolisian diminta lebih peka, menyimak isu – isu kecil ditingkat akar rumput kemudian mencarikan solusi dari isu atau aspirasi tersebut.

  Hanya saja karena sanking seriusnya tak jarang materi diskusi justru melebar kesana kemari. Warga nampaknya sangat merespon kehadiran aparat sampai – sampai keluhan yang di luar aspek keamanan dan ketertiban juga ditanyakan. Seperti yang dihadapi Wakapolda Papua, Brigjend Pol Ramdhani Hidayat yang menerima pertanyaan soal tumpukan sampah.

  Meski tak ada kaitan dengan tugas polisi, namun jenderal bintang satu ini  tetap meladeni. “Pak daerah Argapura ini sampah banyak sekali. Sudah berulang kali kami ingatkan bahwa ada jadwal buang sampah tapi warga sepertinya cuek. Seharusnya ada bak sampah juga yang bisa mengakomodir sampah – sampah warga ini,” kata Arnold salah satu warga Argapura dalam Jumat Curhat di Mapolda Papua belum lama ini.

Baca Juga :  Kasus Hilangnya Meteran Air Langsung Disikapi

  Di sini Wakapolda akhirnya menceritakan ketika ia bertugas di Bali. Ia ingin masyarakat di Jayapura paling tidak memiliki pola pikir yang sama. Kata Ramdhani di Bali sangat sulit mencari sampah. Bahkan tusuk gigi jika jatuh kepada pekerja seni maka akan diukir dan dijadikan karya seni.

  “Di Bali itu warga malu jika buang sampah sembarang. Disamping itu aturan soal tertib buang sampah emmang dipatuhi warga, jadi memang  sulit untuk melihat sampah karena sudah dijadwalkan dan langsung diangkut. Untuk sampah plastik disana direcycle menjadi tas dan lainnya, tidak dibuang,” kata Wakapolda.

Ia lantas menyinggung soal perilaku dimana jangan setelah banjir barulah saling menyalahkan. Laut di Bali kata Ramdhani juga sangat bersih. Justru yang kadang nakal adalah wisatawan karena menganggap mereka turis. Hal lain yang dibahas adalah soal tilang elektronik yang diakui belum banyak diketahui.

   “Kami sudah lama tidak  melihat polisi sweeping dan tilang-tilang. Ini beda dengan yang dulu – dulu padahal sekarang anak – anak sekolah banyak yang pakai motor seenaknya padahal tidak punya SIM,” kata Frans salah satu tokoh masyarakat di Dok VIII Jayapura.

  Terkait ini, Wakapolda sampaikan bahwa pihak Lantas memang tak lagi melakukan penilangan secara langsung. Namun bukan berarti penindakan ditiadakan melainkan dilakukan atau dialihkan secara elektronik. Pihak Lantas memang diminta mengurangi tindakan langsung ke pengguna jalan dan lebih banyak menindak lewat tilang elektronik.

Baca Juga :  Yakin Covid-19 Mereda dengan Vaksinasi, Berharap Kembali Bebas Beraktifitas

“Jadi kendaraan yang lewat di Jayapura semua terpantau dan tak bisa mengelak jika melanggar. Pelanggaran itu memang tidak langsung diberi sanksi tapi nantinya ada surat tilang yang dikirim ke rumah. Jika membandel tidak mau bayar ya silahkan saja sebab pasti ada sanksi lebih berat,” kata Wakapolda. Disini ia menyebut bahwa ada keprihatinan pihak kepolisian dimana sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh minuman keras.

“Ini harusnya menjadi renungan bersama, bisa saya katakan 90 persen kecelakaan dan korban itu akibat miras. Banyak anak – anak mudanya juga,” kata Wakapolda.

   Dalam kesempatan itu, Wakapolda juga mendapat laporan soal banyaknya peredaran narkoba jenis ganja di daerah – daerah yang memang telah dipetakan. Namun disini pihaknya juga mendapat informasi baru soal tempat dimana anak – anak muda yang suka menghisap ganja.     

   “Bapak coba setiap sore lakukan patroli di daerah Adipura. Disitu kalau ada motor – motor yang parkir itu bukan orang berkebun tapi itu anak – anak muda mereka lagi hisap ganja,” kata salah satu ketua RT yang enggan menyebut namanya disebutkan.

   Terkait ini, Wakapolda meminta agar patroli bisa segera dijadwalkan ke titik yang dimaksud. Wakapolda memang meminta keluhan seperti ini segera ditindaklanjuti. “Langsung jadikan rute patroli saja, tongkrongin di situ, jika perlu sebab kalau bicara narkoba ini bicara masa depan bangsa juga jadi jangan setengah – setengah,” tutup Wakapolda. (*/tri)

Ada yang Bahas Sampah Hingga Narkoba dan Lampu Sein Motor

Polisi kini memiliki satu program yang tidak lagi sekedar menunggu. Quick Respon yang sudah ada kembali dipertajam dengan Jumat Curhat. Polisi harus lebih peka.  Apa saja isi agenda ini.

Laporan: Abdel Gamel Naser – Jayapura

Jika acara di TV biasanya anggota majelis taklim yang meminta curhat kepada mama Dede. Tapi kali ini di Papua pihak kepolisian juga memiliki program yang sama. Program yang bisa dibilang lebih menumbuhkan inisiatif mendengarkan apa yang menjadi keluhan warga dan itu dilakukan setiap hari Jumat.

   Namanya adalah Jumat Curhat.  Pada momen inilah  polisi mendengarkan langsung keluh kesah warga dan apa saja yang menjadi aspirasi warga.

Pihak kepolisian yang dituntut menjadi lembaga yang presisi ini, tidak lagi hanya menunggu di pos kemudian mencatat laporan dan dilakukan pemeriksaan. Atau menunggu terjadi kejadian barulah aparat diturunkan dan melakukan penyelidikan mencari siapa saksi, siapa korban dan siapa pelaku.

  Pola – pola lama ini diminta sudah harus ditinggalkan dan kini aparat kepolisian diminta lebih peka, menyimak isu – isu kecil ditingkat akar rumput kemudian mencarikan solusi dari isu atau aspirasi tersebut.

  Hanya saja karena sanking seriusnya tak jarang materi diskusi justru melebar kesana kemari. Warga nampaknya sangat merespon kehadiran aparat sampai – sampai keluhan yang di luar aspek keamanan dan ketertiban juga ditanyakan. Seperti yang dihadapi Wakapolda Papua, Brigjend Pol Ramdhani Hidayat yang menerima pertanyaan soal tumpukan sampah.

  Meski tak ada kaitan dengan tugas polisi, namun jenderal bintang satu ini  tetap meladeni. “Pak daerah Argapura ini sampah banyak sekali. Sudah berulang kali kami ingatkan bahwa ada jadwal buang sampah tapi warga sepertinya cuek. Seharusnya ada bak sampah juga yang bisa mengakomodir sampah – sampah warga ini,” kata Arnold salah satu warga Argapura dalam Jumat Curhat di Mapolda Papua belum lama ini.

Baca Juga :  Menatap Reuni Boaz Solossa dengan Persipura

  Di sini Wakapolda akhirnya menceritakan ketika ia bertugas di Bali. Ia ingin masyarakat di Jayapura paling tidak memiliki pola pikir yang sama. Kata Ramdhani di Bali sangat sulit mencari sampah. Bahkan tusuk gigi jika jatuh kepada pekerja seni maka akan diukir dan dijadikan karya seni.

  “Di Bali itu warga malu jika buang sampah sembarang. Disamping itu aturan soal tertib buang sampah emmang dipatuhi warga, jadi memang  sulit untuk melihat sampah karena sudah dijadwalkan dan langsung diangkut. Untuk sampah plastik disana direcycle menjadi tas dan lainnya, tidak dibuang,” kata Wakapolda.

Ia lantas menyinggung soal perilaku dimana jangan setelah banjir barulah saling menyalahkan. Laut di Bali kata Ramdhani juga sangat bersih. Justru yang kadang nakal adalah wisatawan karena menganggap mereka turis. Hal lain yang dibahas adalah soal tilang elektronik yang diakui belum banyak diketahui.

   “Kami sudah lama tidak  melihat polisi sweeping dan tilang-tilang. Ini beda dengan yang dulu – dulu padahal sekarang anak – anak sekolah banyak yang pakai motor seenaknya padahal tidak punya SIM,” kata Frans salah satu tokoh masyarakat di Dok VIII Jayapura.

  Terkait ini, Wakapolda sampaikan bahwa pihak Lantas memang tak lagi melakukan penilangan secara langsung. Namun bukan berarti penindakan ditiadakan melainkan dilakukan atau dialihkan secara elektronik. Pihak Lantas memang diminta mengurangi tindakan langsung ke pengguna jalan dan lebih banyak menindak lewat tilang elektronik.

Baca Juga :  Imigrasi Jayapura Beri Layanan Paspor Simpatik 

“Jadi kendaraan yang lewat di Jayapura semua terpantau dan tak bisa mengelak jika melanggar. Pelanggaran itu memang tidak langsung diberi sanksi tapi nantinya ada surat tilang yang dikirim ke rumah. Jika membandel tidak mau bayar ya silahkan saja sebab pasti ada sanksi lebih berat,” kata Wakapolda. Disini ia menyebut bahwa ada keprihatinan pihak kepolisian dimana sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh minuman keras.

“Ini harusnya menjadi renungan bersama, bisa saya katakan 90 persen kecelakaan dan korban itu akibat miras. Banyak anak – anak mudanya juga,” kata Wakapolda.

   Dalam kesempatan itu, Wakapolda juga mendapat laporan soal banyaknya peredaran narkoba jenis ganja di daerah – daerah yang memang telah dipetakan. Namun disini pihaknya juga mendapat informasi baru soal tempat dimana anak – anak muda yang suka menghisap ganja.     

   “Bapak coba setiap sore lakukan patroli di daerah Adipura. Disitu kalau ada motor – motor yang parkir itu bukan orang berkebun tapi itu anak – anak muda mereka lagi hisap ganja,” kata salah satu ketua RT yang enggan menyebut namanya disebutkan.

   Terkait ini, Wakapolda meminta agar patroli bisa segera dijadwalkan ke titik yang dimaksud. Wakapolda memang meminta keluhan seperti ini segera ditindaklanjuti. “Langsung jadikan rute patroli saja, tongkrongin di situ, jika perlu sebab kalau bicara narkoba ini bicara masa depan bangsa juga jadi jangan setengah – setengah,” tutup Wakapolda. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya