Diakui dengan kondisi jalan yang menantang, memang membutuhkan adrenalin untuk bisa mencapai tujuan. “Tidak boleh cegeng. Karena tujuan kami tidak hanya membawa diri dengan sepeda motor tetapi juga dengan membawa bantuan bama untuk masyarakat jadi harus sampai,” tegasnya.
Ia mengkisahkan ketika berada di Kali di Kampung Ndalir ia dan timnya membuat jalan darurat karena memang sangat rusak. Jadi semua situasional dan setiap anggota komunitas harus peka dengan situasi tak terduga begini. Namun ada juga pihak yang tidak suka dengan yang namanya komunitas. Ade menceritakan bahwa di media sosial ia sempat membaca ada cibiran yang mengatakan komunitas motornya adalah geng motor.
“Saya pribadi saya sakit hati dan saya sampaikan bahwa yang kami lakukan karena kepedulian. Silakan mencari aktualisasi diri tapi jangan dengan menjelekan yang lain karena mungkin ada kelompok yang bekerja dalam diam,’’ cecarnya.
Ade menyebut bahwa setelah touring tahun lalu, di tahun 2025 ini pihaknya juga merencanakan untuk melakukan touring lagi ke Kampung Kolkari. Namun touring ini akan dilakukan saat mulai musim panas nanti.
‘’Kalau sekarang di musim hujan tidak bisa karena ada beberapa titik yang tidak bisa dilewati motor karena banjir. Jadi nanti kalau mulai musim kemarau baru kesana lagi,’’ jelasnya.
Dan selama melakukan aktifitasnya ini hal menarik lainnya adalah meski berstatus sebagai istri orang nomor satu di Papua Selatan, namun Ny Ade Irma Suryani Safanpo mengaku tidak minta keistimewaan.
“Tetap jalan sama seperti anggota lainya dengan menggunakan motor sendiri dan saat sampai di tempat tujuan tidur di tenda yang sama dengan tenda yang dipakai anggota lainnya. Saya tidak mau dibeda-bedakan apalagi diistimewakan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Honda Wins Kabupaten Merauke Anton Dedi mengaku Komunitas Honda Win’s ini terbentuk pada tahun 2019 lalu yang memiliki hobby yang sama dan tujuan yang sama yakni memberi perhatian bagi orang yang selama ini kurang tersentuh meskipun bagi orang lain itu tidak terlau besar namun bagi yang menerimanya memiliki arti dan manfaat yang sangat besar.
“Kami ingin menyambangi tempat yang memang jarang disentuh. Jadi apa yang bisa kami bawa itu kami salurkan dan saya berterimakasih karena meski hanya beranggotakan 20 orang namun kegiatan kami terus berjalan,” tutup Anton. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos