Mona menurut dengan senyum saat alat medis dipasang ke tubuhnya, juga saat menjawab setiap pertanyaan dari dokter. “Aduh, saya senang sekali diperiksa begini. Saya mau sembuh,” ujarnya dengan suara bergetar.
Setelah pemeriksaan, dokter Libertine memberikan obat-obatan serta berbagai saran tentang kesehatan Mona, termasuk meminta Mona berangkat ke Merauke untuk pemeriksaan organ dalam tubuhnya.
Sang dokter pun berulang kali mengingatkan semua penghuni rumah agar membiasakan hidup yang sehat, apalagi memiliki anak kecil yang seharusnya bertumbuh di lingkungan yang sehat. Kepulan asap hitam selalu menjadi pemandangan khas di ruang dapur ketika Mona atau sanak keluarganya memasak di tungku dari batu dengan kayu sebagai sumber api, untuk menyiapkan hidangan sehari-hari.
Selama bertahun-tahun, Mona hidup dengan kebiasaan memasak seperti itu. Selama itu pula, organ pernapasannya menghirup asap tungku, yang pada puncaknya membuat ia tak lagi bernapas secara normal.
“Mama punya paru-paru ini menunjukkan bahwa mama tidak boleh lagi terkena asap tungku,” kata Libertine sesuai memeriksa pernapasan Mona.
Memasak dengan tungku dan kayu merupakan kebiasaan yang beresiko tinggi terhadap kesehatan. Apalagi, ruangan dapur Mona yang tidak dilengkapi dengan ventilasi sehingga memperlambat sirkulasi udara. Libertine mengingatkan Mona agar mengubah kebiasaan memasak seperti itu. Jika tidak, resiko gangguan pernapasan akan terus meningkat dengan dampak yang lebih fatal.
Tak hanya itu, Mona juga harus meninggalkan kebiasaan memasak menggunakan minyak goreng yang sama secara berulang kali, tidak mengkonsumsi sayur daun singkong secara rutin maupun makan daging hewan yang tidak diolah dengan baik. “Mama harus mengubah semua kebiasaan itu kalau mama mau sehat lagi,” ujar Libertine.