Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Capai 7.614 Kasus, Jangan Ada Lagi Diskriminasi Penderita HIV-AIDS

Mengikuti Malam Renungan  AIDS Nusantara (MRAN) Kota Jayapura

Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura menggelar acara malam renungan AIDS Nusantara (MRAN) di lapangan Upacara Kantor Dinas Otonom Kotaraja, Sabtu (10/6). Adapun tema yang diangkat pada malam renungan tersebut yakni Stop Stigma dan Intimidasi HIV-AIDS.

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Pantauan Cendrawasih Pos, acara malam renungan ini dihadiri sejumlah Relawan HIV AIDS, serta berbagai denominasi gereja yang ada di Kota Jayapura. Tampak suasana khusuk dalam malam renungan itu. Setiap peserta dan relawan yang hadir  masing-masing diberikan satu buah lilin oleh panitia.

   Sebelum lilin dinyalakan, berbagai acara diisi, seperti puisi terkait stop diskirminasi HIV AIDS, selain itu kesaksian dari penderita HIV AIDS. Dan dilanjutkan dengan penyalaan lilin sebagai tanda penghormatan kepada para penderita AIDS.

  Saat penyalaan lilin, tampak suasana begitu haru, bagaimana tidak masing masing peserta memegang lilinnya sembari mendoakan para penderita AIDS.

  Pj. Walikota Jayapura Frans Pekey, Selaku Ketua KPA Kota Jayapura menyebut trens kasus HIV-AIDS di Kota Jayapura saat ini sebanyak 7614 kasus. Dari jumlah yang ada sebagain besar terjadi pada usia produktif, yakni antara 25 sampai 40 tahun.

  Trend  kasus setiap tahunnya tidak menentu, tergantung temuan kasus, sebab gejala HIV-AIDS ini akan diketahui apabila adanya tes kesehatan. “Kita tidak bisa pastikan naik atua tidaknya kasua HIV AIDS setiap tahun, karena kita tidak bisa lakukan itu, karena banyak orang tidak mau,” ujarnya.

Baca Juga :  Pergaulan Bebas, Picu Peningkatan Kasus HIV-AIDS di Papua

  Dia pun mengatakan penyakit HIV-AIDS disebabkan karena adanya pergaulan seks bebas serta penyebaran melalui pertukaran darah. Oleh sebab itu dia mengajak seluruh masyarakat Kota Jayapura agar memperhatikan prilaku hidupnya dengan baik. Sebab penyakit HIV-AIDS ini dapat berdampak besar pada kesehatan, bahkan mematikan.

  Terlepas dengan kondisi itu, diapun mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak mendiskrimimasi dan mengintimidasi, penderita AIDS, sebab hal itu akan mempengaruhi psikologsnya.

  “Acara malam renungan ini, dibuat untuk memberikan penghormatan kepada penderita AIDS, tentu melalui acara renungan ini memberikan makna, untuk merefleksi diri kita, tentang bagaimana kita bisa menjaga prilaku hidup kita, sekaligus malam renungan ini kita ingin menggelorakan agar tidak adanya diskriminasi kepada penderita HIV AIDS,” kata Frans Pekey.

  Diapun menambahkan acara malam renungan itu bertujuan, untuk melakukan edukasi dan sosiliasi kepada khalayak luas, tentang dampak dari penyakit HIV AID. Terutama kepada anak anak muda, sehingga tentunya melalui edukasi itu dapat membentuk karakter generasi muda ini untuk menghindar dari penyakit HIV AIDS.

  “Kepada para penderita HIV-AIDS saya harap agar tetap kuat, dan tidak perlu menghiraukan atas setiap cemohan dari orang lain, karena kita sama di mata Tuhan,” imbuhnya.

  Dikatakan KPA Kota Jayapura terus memberikan suport kepada penderita AIDS, selain itu pihaknya terus mendorong penekanan kasua HIV AIDS di Kota Jayapura melalui kegiatan sosialisais yang mereka lakukan kepada masyarakat.

Baca Juga :  Jangan Hanya Bangunan yang Megah, Tapi Pelayanan juga Diperhatikan

  “Kami akan terus suport kepada penderita HIV AIDS, kepada masyarakat mari kita kuatkan mereka agar mereka tetap kuat,” ungkapnya.

  Di tempat yang sama, ketua Panitia Acara malam renungan nusantara, Marten Sege mengatakan kegiatan MRAN merupakan kegiatan rutin dari KPA Kota Jayapura.

  Adapun makna dari kegiatan tersebut untuk menggugah rasa kepedulian masyarakat Kota Jayapura kepada relawan HIV AIDS, baik yang masih aktif bekerja maupun bagi relawan yang telah menginggal dunia. Sebab relawan ini telah bekerja dengan semaksimal mungkin dalam menyuarakan penolakan terhadap stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Kegiatan ini ditunjuk oleh Keuskupan Jayapura, kepada KPA Kota Jayapura, dimana keuskupan Jayapura merupakan lembaga atau denominasi gereja di Kota Jayapura yang mendukung terhadap penekanan kasus HIV AIDS di Kota Jayapura,” ujarnya.

  Selain itu lanjut dia acara malam renungan itu melibatkan seluruh lembaga agama yang ada di Kota Jayapura, dengan harapan melalui denominasi ini, maka dapat mensosilisaaikan terkait penyakit HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Saya harap dengan acara MRAN ini, maka penyakit HIV AIDS di Kota Jayapuda dapat ditekan menurun,selain itu tidak ada lqgi stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS,” pungkasnya. (*)

Mengikuti Malam Renungan  AIDS Nusantara (MRAN) Kota Jayapura

Dalam rangka memperingati Hari AIDS sedunia, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura menggelar acara malam renungan AIDS Nusantara (MRAN) di lapangan Upacara Kantor Dinas Otonom Kotaraja, Sabtu (10/6). Adapun tema yang diangkat pada malam renungan tersebut yakni Stop Stigma dan Intimidasi HIV-AIDS.

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Pantauan Cendrawasih Pos, acara malam renungan ini dihadiri sejumlah Relawan HIV AIDS, serta berbagai denominasi gereja yang ada di Kota Jayapura. Tampak suasana khusuk dalam malam renungan itu. Setiap peserta dan relawan yang hadir  masing-masing diberikan satu buah lilin oleh panitia.

   Sebelum lilin dinyalakan, berbagai acara diisi, seperti puisi terkait stop diskirminasi HIV AIDS, selain itu kesaksian dari penderita HIV AIDS. Dan dilanjutkan dengan penyalaan lilin sebagai tanda penghormatan kepada para penderita AIDS.

  Saat penyalaan lilin, tampak suasana begitu haru, bagaimana tidak masing masing peserta memegang lilinnya sembari mendoakan para penderita AIDS.

  Pj. Walikota Jayapura Frans Pekey, Selaku Ketua KPA Kota Jayapura menyebut trens kasus HIV-AIDS di Kota Jayapura saat ini sebanyak 7614 kasus. Dari jumlah yang ada sebagain besar terjadi pada usia produktif, yakni antara 25 sampai 40 tahun.

  Trend  kasus setiap tahunnya tidak menentu, tergantung temuan kasus, sebab gejala HIV-AIDS ini akan diketahui apabila adanya tes kesehatan. “Kita tidak bisa pastikan naik atua tidaknya kasua HIV AIDS setiap tahun, karena kita tidak bisa lakukan itu, karena banyak orang tidak mau,” ujarnya.

Baca Juga :  Gawat, Program KPA Papua Mandek! 

  Dia pun mengatakan penyakit HIV-AIDS disebabkan karena adanya pergaulan seks bebas serta penyebaran melalui pertukaran darah. Oleh sebab itu dia mengajak seluruh masyarakat Kota Jayapura agar memperhatikan prilaku hidupnya dengan baik. Sebab penyakit HIV-AIDS ini dapat berdampak besar pada kesehatan, bahkan mematikan.

  Terlepas dengan kondisi itu, diapun mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak mendiskrimimasi dan mengintimidasi, penderita AIDS, sebab hal itu akan mempengaruhi psikologsnya.

  “Acara malam renungan ini, dibuat untuk memberikan penghormatan kepada penderita AIDS, tentu melalui acara renungan ini memberikan makna, untuk merefleksi diri kita, tentang bagaimana kita bisa menjaga prilaku hidup kita, sekaligus malam renungan ini kita ingin menggelorakan agar tidak adanya diskriminasi kepada penderita HIV AIDS,” kata Frans Pekey.

  Diapun menambahkan acara malam renungan itu bertujuan, untuk melakukan edukasi dan sosiliasi kepada khalayak luas, tentang dampak dari penyakit HIV AID. Terutama kepada anak anak muda, sehingga tentunya melalui edukasi itu dapat membentuk karakter generasi muda ini untuk menghindar dari penyakit HIV AIDS.

  “Kepada para penderita HIV-AIDS saya harap agar tetap kuat, dan tidak perlu menghiraukan atas setiap cemohan dari orang lain, karena kita sama di mata Tuhan,” imbuhnya.

  Dikatakan KPA Kota Jayapura terus memberikan suport kepada penderita AIDS, selain itu pihaknya terus mendorong penekanan kasua HIV AIDS di Kota Jayapura melalui kegiatan sosialisais yang mereka lakukan kepada masyarakat.

Baca Juga :  Tak Ada Pengawasan dan Ketegasan, PKL Kembali Jualan di Bahu Jalan

  “Kami akan terus suport kepada penderita HIV AIDS, kepada masyarakat mari kita kuatkan mereka agar mereka tetap kuat,” ungkapnya.

  Di tempat yang sama, ketua Panitia Acara malam renungan nusantara, Marten Sege mengatakan kegiatan MRAN merupakan kegiatan rutin dari KPA Kota Jayapura.

  Adapun makna dari kegiatan tersebut untuk menggugah rasa kepedulian masyarakat Kota Jayapura kepada relawan HIV AIDS, baik yang masih aktif bekerja maupun bagi relawan yang telah menginggal dunia. Sebab relawan ini telah bekerja dengan semaksimal mungkin dalam menyuarakan penolakan terhadap stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Kegiatan ini ditunjuk oleh Keuskupan Jayapura, kepada KPA Kota Jayapura, dimana keuskupan Jayapura merupakan lembaga atau denominasi gereja di Kota Jayapura yang mendukung terhadap penekanan kasus HIV AIDS di Kota Jayapura,” ujarnya.

  Selain itu lanjut dia acara malam renungan itu melibatkan seluruh lembaga agama yang ada di Kota Jayapura, dengan harapan melalui denominasi ini, maka dapat mensosilisaaikan terkait penyakit HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Saya harap dengan acara MRAN ini, maka penyakit HIV AIDS di Kota Jayapuda dapat ditekan menurun,selain itu tidak ada lqgi stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV AIDS,” pungkasnya. (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya