Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Tak Bisa Lagi Penanggulangan HIV/AIDS Gunakan Cara-cara Konvensional

Dari Rapat Koordinasi Penanganan HIV/AIDS di Kota Jayapura

Seiring dengan perkembangan zaman, Pekerja Seks Komersil (PSK) pun sudah melakukan “transformasi” mereka tidak lagi berada di suatu tempat atau di pinggir jalan, tapi para PSK sudah menggunakan media sosial yang tak bisa dipantau oleh pemerintah, akibatnya angka HIV/AIDS terus bertambah. Bagaimana upaya pemerintah?

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Masalah penularan HIV/AIDS di Kota Jayapura belakangan ini sudah menjadi perhatian serius dari pemerintah kota Jayapura.  Karena itu dengan melihat data kasus yang terjadi belakangan ini Pemerintah Kota Jayapura segera menggelar rapat kerja daerah yang khusus membahas mengenai penanganan HIV/AIDS di kota Jayapura.

Sekretaris KPA Kota Jayapura,  Binton Nainggolan menjelaskan, di awal ini sesuai dengan arahan PJ Wali Kota Jayapura pihaknya melakukan rapat dengan para anggota KPA di kota Jayapura.

Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh anggota KPA kota Jayapura dalam hal Penanganan dan penanggulangan penyebaran HIV AIDS di Kota Jayapura. Salah satu hal yang dipaparkan dalam rapat itu terkait dengan bahaya rentannya penularan HIV AIDS yang semakin merajalela di kota Jayapura.

Baca Juga :  Sekali Jalan Keliling Rp  8 Juta, Ada Sejumlah Spot Menarik untuk Dikunjungi

  Di mana para pekerja seks komersial saat ini tidak lagi berada di pinggir-pinggir jalan tetapi mereka sudah menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi untuk mendapatkan pelanggan.  Hal ini tentu lebih mudah bagi seorang PSK dan tentunya sangat rentan terhadap penyebaran dan penularan HIV Aids di kota Jayapura.

“Dari hasil-hasil pertemuan ini banyak  fenomena-fenomena baru, karena dalam penanggulangan HIV AIDS itu tidak bisa lagi kita pakai pola-pola konvensional. Contoh  dari beberapa komunikasi, mereka bilang, mereka tidak lagi  pergi di pinggir jalan, tapi mereka menggunakan media-media sosial. Bahkan media-media sosial ini juga menjadi salah satu sarana untuk menularkan HIV AIDS bukan medsosnya tapi caranya, cara di medsos ini,”kata Binton Nainggolan.

Baca Juga :  Kadis PU:  Abrasi Pantai Mengancam Jalan Nasional Holtekamp

Karena itu dalam waktu dekat ini sesuai dengan arahan Pj Wali Kota Jayapura, pihaknya akan melakukan rapat kerja daerah untuk membahas lebih dalam perkait dengan upaya-upaya penanganan  penyebaran atau penularan HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Wali Kota sudah perintahkan, perlu kita membuat  rapat kerja daerah di lingkungan pemerintah untuk melihat  apa yang sudah diperbuat oleh para komunitas ini, Apa masalah yang mereka hadapi, bagaimana solusi untuk menangani itu dari beberapa permasalahan yang ada,”ujarnya.

Sementara itu data terbaru jumlah masyarakat kota Jayapura yang terbakar atau tertular HIV AIDS sudah mencapai lebih dari 9000 orang.  Data tersebut merupakan data akumulasi sejak tahun 1999 sampai di tahun 2024. (*/wen).

Dari Rapat Koordinasi Penanganan HIV/AIDS di Kota Jayapura

Seiring dengan perkembangan zaman, Pekerja Seks Komersil (PSK) pun sudah melakukan “transformasi” mereka tidak lagi berada di suatu tempat atau di pinggir jalan, tapi para PSK sudah menggunakan media sosial yang tak bisa dipantau oleh pemerintah, akibatnya angka HIV/AIDS terus bertambah. Bagaimana upaya pemerintah?

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Masalah penularan HIV/AIDS di Kota Jayapura belakangan ini sudah menjadi perhatian serius dari pemerintah kota Jayapura.  Karena itu dengan melihat data kasus yang terjadi belakangan ini Pemerintah Kota Jayapura segera menggelar rapat kerja daerah yang khusus membahas mengenai penanganan HIV/AIDS di kota Jayapura.

Sekretaris KPA Kota Jayapura,  Binton Nainggolan menjelaskan, di awal ini sesuai dengan arahan PJ Wali Kota Jayapura pihaknya melakukan rapat dengan para anggota KPA di kota Jayapura.

Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh anggota KPA kota Jayapura dalam hal Penanganan dan penanggulangan penyebaran HIV AIDS di Kota Jayapura. Salah satu hal yang dipaparkan dalam rapat itu terkait dengan bahaya rentannya penularan HIV AIDS yang semakin merajalela di kota Jayapura.

Baca Juga :  Stok dan Harga Barang Masih Terkendali, Harga Beras Diprediksi Naik

  Di mana para pekerja seks komersial saat ini tidak lagi berada di pinggir-pinggir jalan tetapi mereka sudah menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi untuk mendapatkan pelanggan.  Hal ini tentu lebih mudah bagi seorang PSK dan tentunya sangat rentan terhadap penyebaran dan penularan HIV Aids di kota Jayapura.

“Dari hasil-hasil pertemuan ini banyak  fenomena-fenomena baru, karena dalam penanggulangan HIV AIDS itu tidak bisa lagi kita pakai pola-pola konvensional. Contoh  dari beberapa komunikasi, mereka bilang, mereka tidak lagi  pergi di pinggir jalan, tapi mereka menggunakan media-media sosial. Bahkan media-media sosial ini juga menjadi salah satu sarana untuk menularkan HIV AIDS bukan medsosnya tapi caranya, cara di medsos ini,”kata Binton Nainggolan.

Baca Juga :  Dijadikan Pusat HUT Kota Jayapura, Jadi Momen Untuk Bangkit Kembali

Karena itu dalam waktu dekat ini sesuai dengan arahan Pj Wali Kota Jayapura, pihaknya akan melakukan rapat kerja daerah untuk membahas lebih dalam perkait dengan upaya-upaya penanganan  penyebaran atau penularan HIV AIDS di Kota Jayapura.

“Wali Kota sudah perintahkan, perlu kita membuat  rapat kerja daerah di lingkungan pemerintah untuk melihat  apa yang sudah diperbuat oleh para komunitas ini, Apa masalah yang mereka hadapi, bagaimana solusi untuk menangani itu dari beberapa permasalahan yang ada,”ujarnya.

Sementara itu data terbaru jumlah masyarakat kota Jayapura yang terbakar atau tertular HIV AIDS sudah mencapai lebih dari 9000 orang.  Data tersebut merupakan data akumulasi sejak tahun 1999 sampai di tahun 2024. (*/wen).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya