Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Anggaran Perawatan Tidak Jelas, Kondisi Menjadi Memprihatinkan

Melihat Kondisi Tugu Pendaratan Jepang Pada Perang Dunia II di Abepantai Distrik Abepura

Kota Jayapura tak hanya memiliki situs pra sejarah, seperti gunung Srobu, tapi juga banyak peninggalan sejarah terjadinya perang dunia II. Hanya saja, berbagai situs sejarah itu, kini seakan kurang mendapat perhatian. Salah satunya tugu peringatan, tempat pendaratan Jepang di Abepantai.   

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Kabid Cagar Budaya dan Sejarah, Disbudpar, Papua, Yahya Modouw beberapa waktu lalu sempat mengungkapkan bahwa  pada tahun  2024 ini, Bidang Kebudayaan Provinsi Papua Tidak Mendapatkan Anggaran Pembelanjaan Daerah (ABPD), padahal banyak tugas dan pekerjaan yang harus didanai.

  Dia menyebut ada  15 Cagar Budaya di Papua,  dikelola langsung oleh dinas Kebudayaan Provinsi Papua. Salah satu dari 15 cagar budaya ini adalah Tugu Pendaratan Jepang yang terletak di Abe Pantai, Kelurahan Abe Pantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Baca Juga :  Kemendagri Bentuk Satgas Percepat Pembentukan 3 Provinsi Baru di Papua

  Tugu ini terletak tepat di pinggir jalan, di Abe Pantai. Jika berpergian ke arah Kabupaten Keerom pelintas dengan kendaraan roda dua maupuan roda empat  akan dengan mudah melihat tugu tersebut.  Karena lokasinya berada tepat di pinggir jalan, di tikungan bawah yang dulunya jadi tempat putaran taxi Abepantai.

  Jaraknyapun dari Pusat Distrik Abepura hanya 3 km, jika ditempuh menggunakan kendaran hanya memakan waktu 15 menit.

  Dari pantauan Cendrawasih Pos, Kamis (2/5) kemarin kondisi tugu pendaratan jepang di Abe Pantai tampak sangat tidak terawat. Halamannya, bahkan tugunya tertutup rumput tinggi, bangunan didalamnya pun seperti tak terawat.

   Kondisi ini pun diakui oleh Hana Uyo, selaku penjaga Tugu Pendatan Jepang itu. Hana mengatakan mulai tahun 2024 ini Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Papua tidak menganggarkan penggeloaan Tugu tersebut. Akibatnyapun pengelolahan  Tugu tersebut menjadi mangkrak.

Baca Juga :  Masyarakat Nduga yang Mencari Perlindungan Akibat Konflik Jangan Ditangkap!

Melihat Kondisi Tugu Pendaratan Jepang Pada Perang Dunia II di Abepantai Distrik Abepura

Kota Jayapura tak hanya memiliki situs pra sejarah, seperti gunung Srobu, tapi juga banyak peninggalan sejarah terjadinya perang dunia II. Hanya saja, berbagai situs sejarah itu, kini seakan kurang mendapat perhatian. Salah satunya tugu peringatan, tempat pendaratan Jepang di Abepantai.   

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Kabid Cagar Budaya dan Sejarah, Disbudpar, Papua, Yahya Modouw beberapa waktu lalu sempat mengungkapkan bahwa  pada tahun  2024 ini, Bidang Kebudayaan Provinsi Papua Tidak Mendapatkan Anggaran Pembelanjaan Daerah (ABPD), padahal banyak tugas dan pekerjaan yang harus didanai.

  Dia menyebut ada  15 Cagar Budaya di Papua,  dikelola langsung oleh dinas Kebudayaan Provinsi Papua. Salah satu dari 15 cagar budaya ini adalah Tugu Pendaratan Jepang yang terletak di Abe Pantai, Kelurahan Abe Pantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Baca Juga :  Masyarakat Nduga yang Mencari Perlindungan Akibat Konflik Jangan Ditangkap!

  Tugu ini terletak tepat di pinggir jalan, di Abe Pantai. Jika berpergian ke arah Kabupaten Keerom pelintas dengan kendaraan roda dua maupuan roda empat  akan dengan mudah melihat tugu tersebut.  Karena lokasinya berada tepat di pinggir jalan, di tikungan bawah yang dulunya jadi tempat putaran taxi Abepantai.

  Jaraknyapun dari Pusat Distrik Abepura hanya 3 km, jika ditempuh menggunakan kendaran hanya memakan waktu 15 menit.

  Dari pantauan Cendrawasih Pos, Kamis (2/5) kemarin kondisi tugu pendaratan jepang di Abe Pantai tampak sangat tidak terawat. Halamannya, bahkan tugunya tertutup rumput tinggi, bangunan didalamnya pun seperti tak terawat.

   Kondisi ini pun diakui oleh Hana Uyo, selaku penjaga Tugu Pendatan Jepang itu. Hana mengatakan mulai tahun 2024 ini Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Papua tidak menganggarkan penggeloaan Tugu tersebut. Akibatnyapun pengelolahan  Tugu tersebut menjadi mangkrak.

Baca Juga :  Kasus Cenderung Meningkat, Perlu Penanganan dan Pencegahan yang Lebih Serius

Berita Terbaru

Artikel Lainnya