Upaya Dinas Kesehatan Provinsi Papua Mengatasi Masalah Stunting di Papua
Kasus stunting pada anak-anak, ternyata tidak hanya karena factor kekurangan asupan gizi, namun juga ada factor lain yang menyebabkan stunting. Salah satu yang menjadi perhatian serius dari Dinkes Paua adalah penyakit menular yang juga memberi kontribusi pada angka stunting.
Laporan: Elfira_Jayapura
Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyebut, kasus stunting di 9 kabupaten/kota di bumi cenderawasih sampai saat ini masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang salah satunya adalah penyakit menular.
“Stunting di Papua cukup tinggi dikarenakan penyakit menular, perubahan pola makan dan gaya hidup masyarakat,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Robby Kayame, kepada Cenderawasih Pos, Rabu (4/10).
Pola gaya hidup masyarakat yang dimaksudkan Robby Kayame seperti merokok, konsumsi pinang yang berlebihan, perubahan pola asupan makanan cepat saji. Inilah salah satu hal yang berpengaruh terhadap asupan gizi dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya stunting.
Selain itu, penyakit menular seperti HIV, TBC dan penyakit menular lainnya. Sebagaimana penyakit menular membuat infeksi berulang terhadap kelompok masyarakat yang beresiko tinggi seperti ibu hamil, anak-anak dan balita yang berpengaruh terhadap kesehatan.
“Hal-hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan janin bagi wanita usia remaja atau usia produktif. Mereka bisa melahirkan bayi dengan berat badan rendah,” terangnya.
Menurut Robby, penanganan stunting di Papua tidak cukup dengan hanya memberikan makanan dan minuman. Dinkes Papua sesuai perintah Gubernur telah melakukan beberapa langkah dan cara untuk penanganan stunting di bumi cenderawasih.
“Dalam memutus mata rantai penularan stunting, kami melakukan berbagai kegiatan seperti pembagian kelambu agar mencegah terjadinya penyakit malaria kepada ibu hamil dan kelompok anak anak beresiko tinggi. Dengan begitu, ibu hamil tetap kuat dan sehat. Staminanya tetap bagus, sehingga pada saat melahirkan anaknya normal dan berat badan saat melahirkan memenuhi kriteria,” bebernya.
Selain itu lanjut Robby Kayame, untuk mencegah cacingan pada anak anak. Pihaknya juga memberikan obat cacing kepada anak anak di seluruh Papua, sehingga anak anak sehat dan lebih produktif.
Tidak hanya itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dinas Kesehatan Provinsi Papua kembangkan Labkesmas kerjasama dengan Kementrian Kesehatan. Tak tanggung tanggung, hingga membuka Sekolah Akademik Teknologi Laboratorium Medik di Jayapura dan saat ini sudah memiliki mahasiswa.
“Dengan harapan mereka kami didik untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, sehingga dapat meneliti dan memeriksa seluruh parasit dan infeksi yang ada di tanah Papua. Dan keberadaan tenaga laboratorium di Puskesmas hingga Pustu berpengaruh terhadap diagnosis seorang dokter dan pengobatan pasti tepat, sehingga mata rantai penularan bisa kita putuskan,” terangnya.
Lanjut Robby Kayame, beberapa langkah dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Papua sehingga pemutusan mata rantai penularan stunting terealisasi dengan baik di bumi cenderawasih.
“Jika semua kabupaten/kota jalan bersama. Saya rasa beberapa tahun yang akan datang kita turunkan stunting menjadi program prioritas pemerintah dan program prioritas di Papua untuk meningkatkan sumber daya manusia yang handal, mampu bersaing dengan dunia internasional,” pungkasnya. (*/tri)