Iapun mengulas cerita tak mengenakkan lainnya dimana pernah membersihkan di lokasi pengungsi kebakaran dan disitu ia dan beberapa orang lainnya dicibir seolah-olah melakukan aksi pembersihan hanya karena kepentingan tertentu.
“Malah kami pernah memungut sampah di lokasi pengungsi disitu para pengungsi tidak ada yang mau membantu malah kami dilempari sampah oleh mereka. Agak sedih seolah-olah kami melakukan pekerjaan yang hina atau rendahan padahal kami datang jauh-jauh untuk membantu mereka. Dari perlakuan itu kami dikomandoi untuk segera menyelesaikan yang belum selesai kemudian meninggalkan lokasi pengungsian,” ceritanya.
Meski begitu, Rahmatullah mengaku tak mundur karena ia dikelilingi anak-anak muda yang mempunyai semangat dan niat tulus membantu.
“Saya mengenal satu persatu yang biasa melakukan grebek sampah ini. Semua murni dilakukan karena kepedulian. Mereka jalan dengan apa adanya dan tidak menunggu bantuan atau dukungan siapa-siapa. Kalau ada yang mau mensuport mereka terima dan kalau tidak ada mereka juga tetap jalan sehingga semua yang dilakukan tak ada beban,” pungkasnya.
Ia berharap dari upaya dan aksi yang dilakukan sekelompok anak muda ini bisa dipahami oleh masyarakat dengan ikut terlibat dan tidak menunggu musibah barulah semua bergerak.
“Harapan kami masyarakat juga melakukan gerakan yang sama dan tidak harus menunggu siapa-siapa sebab musibah datang tak ketok pintu,” tutupnya. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos