Kasat Reskrim Polres Keerom, AKP Jetny Sohilait menyampaikan bahwa penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi dirinya dan jajaran untuk terus menjalankan tugas menjaga keamanan di Papua.
“Saya sangat bersyukur, karena bisa mencegah kasus penyelundupan senjata di Papua. Penghargaan ini bonus, tujuan utama kami adalah menjaga keamanan,” ujarnya kepada Cenderawasih Pos.
Ia menjelaskan, jika penyelundupan tersebut tidak berhasil digagalkan, kemungkinan besar akan terjadi pertumpahan darah akibat ulah KKB. “Ini bukan keberhasilan pribadi, tapi kerja tim. Tanpa soliditas dan dukungan dari pimpinan, seperti Kapolda dan Kapolres Keerom, kami tidak mungkin berhasil,” tambahnya.
AKP Jetny juga menyoroti bahwa pengungkapan kasus besar semacam ini, bukanlah pekerjaan mudah. Taruhan nyawa menjadi nyata di lapangan. Namun berkat kerja sama semua pihak, termasuk Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC), bisa diungkap tanpa korban jiwa di pihak aparat.
Ia menegaskan bahwa ke depan, Polres Keerom berkomitmen untuk meningkatkan patroli di wilayah perbatasan yang rawan penyelundupan, terutama karena Keerom merupakan jalur lintas batas antarprovinsi.
“Kami akan terus bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, untuk memutus mata rantai kejahatan seperti narkotika, miras ilegal, dan penyelundupan senjata yang masuk lewat Keerom,” tegasnya.
Kasus penyelundupan senjata yang berhasil digagalkan ini terjadi sejak akhir 2024. Yuni Enumbi diketahui melakukan komunikasi dengan tersangka Eko Sugiyono di Bojonegoro, Jawa Timur, guna membeli 6 pucuk senjata api dan 882 butir amunisi kaliber 9 mm dan 5,6 mm. Barang tersebut disamarkan dalam tabung mesin kompresor dan dikirim ke Jayapura menggunakan kapal laut.
Pada 1 Maret 2025, informasi diperoleh bahwa barang-barang tersebut akan digeser melalui jalur darat ke Wamena, dan akan diserahkan kepada KKB Puncak Jaya. Setelah penyelidikan intensif, Yuni Enumbi berhasil diamankan pada 6 Maret 2025 pukul 22.50 WIT di KM 76, Kampung Ampas, Distrik Waris, Keerom.
Penangkapan ini kemudian menguak jaringan lebih luas yang terlibat dalam pasokan senjata ke kelompok separatis bersenjata di Papua.