Site icon Cenderawasih Pos

Tak Lagi Terkesan Angker, Setiap Akhir Ramai dengan Peziarah

Sahrul pekerja gali kubur di TPU Buper Waena, menunjukan kondisi pemakaman muslim Kamis (27/6) kemarin. (foto:Karel/Cepos)

Mengunjungi Lokasi TPU Muslim dan Kristen Buper Waena

Sejak tahun 2018 Pemerintah Kota Jayapura resmi membuka Tempat Pemakaman Umum (TPU) di daerah Buper Waena Distrik Heram, Kota Jayapura, sementara untuk TPU Kristen yang juga berada di kawasan Buper dibuka tahun 2023 lalu seperti apa kondisi lokasi kedua TPU tersebut ?

Laporan: Karolus Daot-Jayapura

Ratusan makam berjejer rapih membentangi tanah tandus di atas bukit. Lokasi makam ini ada di Bumi Perkemahan (Buper) Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura.

Meski jaraknya cukup jauh dari perumahan warga, namun makam TPU Buper Waena jauh dari kesan angker. Itu didukung dengan konsep makam dibangun dengan konsep sederhana, tanpa bangunan, atau marmer.

Semoga tampilan kedepannya seperti ini, tidak ada yang bikin bangunan, tapi semua harus sama pakai rumput saja,” harap James salah satu pengunjung yang ditemui Cenderawasih pos, Kamis (27/6) lalu.

James mengatakan meski dengan konsep sederhana, tapi tampilannya  makam di TPU Buper Waena terkesan bagus. Masyarakatpun datang ke lokasi, tidak hanya sekedar berziarah bagi keluarga yang telah meninggal, tapi menjadi momen berziarah.

Karena sudah tidak perlu merasa takut lagi. Sebab, pemakaman umum yang lokasinya berada di atas bukit itu, telah diubah mirip tempat wisata.  “Kini, kesan angker dan menyeramkan sudah tidak ada lagi di pemakaman semoga kedepannya tetap seperti ini,” harapnya lagi.

Sementara itu di tempat yang sama Sahrul, Pekerja gali kubur di Buper Waena menjelaskan pemakaman di TPU Buper baik Islam maupun Kristen dibangun dengan satu ukuran. Masing masing masing pemakaman dibangun dengan ukuran 2X1 meter dengan kedalaman 1 meter.

Setiap makam dipatok masing masing blok, mulai blok A, blok B, dan seterusnya hingga blok H. Setiap blok dipasang kode berupa angka.

“Di setiap batu nisan dipasangkan kode berupa angka, misalnya blok A, nanti dipasangkan angka 1,2 dan seterusnya,” jelas Sahrul.

Selain dibangun dengan konsep sederhana, pemakaman Buper juga menjadi kelihatan estetik, karena didukung dengan rerumputan yang hijau. Pemasangan rumput di setiap makam, bergantung permintaan pemilik. “Biaya pemasangan rumput, hanya Rp 500 ribu per makam,” jelasnya.

Adapun pekerja gali kubur di TPU Buper waena dibagi menjadi dua lokasi, khusus Islam ada tiga orang pekerja. Tugas mereka setiap harinya selain menggali kubur, tapi juga merawat makam yang ada. “Kita setiap hari itu, kerjanya bikin batu nisan, tapi juga bersih bersih rumput,” tuturnya.

Pasca dibuka, pengunjung di TPU Buper Waena kata Sahrul sangat ramai, terutama pada hari libur. “Setiap Sabtu sore dan Minggu pengunjung paling ramai datang dengan keluarga,” ujarnya.

Diapun mengatakan sejauh ini tingkat keamanan di TPU Buper Waena sangat terjamin. Pengunjungpun dengan santai menikmati suasana keindahan alam. “Apalagi kalau sore hari, orang datang itu macam mau ziarah, bawa dengan kopi bahkan seperti berkemah,” kata Sharul.

Adapun kendala, jika turun hujan lokasi pemakaman islam sangat becek. Itu terjadi karena jalan masuknya belum dibangun beton seperti lokasi pemakaman kristen.

“Mungkin pemerintah bisa bangun jalan masuk karena kalau hujan itu motor tidak bisa masuk sampai di lokasi,” pungkasnya (*/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version