Sunday, August 17, 2025
25.4 C
Jayapura

Persoalan yang Tak Kunjung Selesai di Darat, Akhirnya Terbawa Sampai di Laut

Keresahan Warga Kampung di Pesisir Pantai Soal Sampah Kiriman di Kota Jayapura

Dari rangkaian kunjungan turun kampung (Turkam) di sejumlah kampung adat, khususnya di daerah pesisir Kota Jayapura, hampir semua mengeluhkan sampah kiriman dari kota yang hanyut di Sungai dan terhambur kampung mereka.

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Masyarkat di Kota Jayapura yang tinggal di darat, selama ini mungkin banyak yang belum menyadari, bahwa akibat membuang sampah sembarangan, warga di pesisir pantai terkena dampaknya. Tak hanya itu, sampah-sampah juga sering menghiasi daerah wisata pantai yang ada di Kota Jayapura.

Beberapa kampung pesisir yang mengeluhkan dampak sampah kiriman ini, mulai dari Kampung Nafri, Tobati, Enggros, Distrik Abepura, Kayo Pulau hingga Kampung Kayu Batu di Distrik Jayapura Utara. Upaya pembersihan pantai sering dilakukan, namun kurangnya kesadaran warga kota dalam membuang sampah, akhirnya sampah hanyut dan terdampar di kampung mereka lagi.

Baca Juga :  Tak Minder Meski Harus Bersaing dengan Perenang yang Jauh Lebih Dewasa

Terutama pasca banjir, ketika angin kencang dan gelombang laut naik, kondisi tumpukan sampah sering di sejumlah kampung pesisir ini. Kondisi inipun mendapatkan kecaman dari masyarakat kampung pesisir pantai, terhadap oknum warga yang membuang sampah di sembarang tempat terutama di wilayah perkotaan.

Melihat kondisi itu terus terjadi di kampung tersebut, warga akhirnya menyampaikan keluhannya kepada Walikota Jayapura, Abisai Rollo. Keluhan ini menyoroti masalah lingkungan yang serius dan membutuhkan perhatian segera dari Pemerintah kota (Pemkot).

Dari pantauan Cenderawasih Pos, seperti di Kayu Batu tumpukan material yang terdampar di pinggir pantai kampung tersebut berupa batangan kayu kecil hingga sedang, buah kelapa, botol minuman, hingga aneka jenis sampah plastik lainnya terlihat di sana-sini. Tak hanya itu dampak dari banyaknya sampah tersebut kondisi air laut pun tampak berubah warna menjadi hitam pekat dan coklat.

Baca Juga :  Balai Kementrian Sosial, Fokus Tingkatkan Pembuatan Keramik Di Kampung Abar

Keresahan Warga Kampung di Pesisir Pantai Soal Sampah Kiriman di Kota Jayapura

Dari rangkaian kunjungan turun kampung (Turkam) di sejumlah kampung adat, khususnya di daerah pesisir Kota Jayapura, hampir semua mengeluhkan sampah kiriman dari kota yang hanyut di Sungai dan terhambur kampung mereka.

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Masyarkat di Kota Jayapura yang tinggal di darat, selama ini mungkin banyak yang belum menyadari, bahwa akibat membuang sampah sembarangan, warga di pesisir pantai terkena dampaknya. Tak hanya itu, sampah-sampah juga sering menghiasi daerah wisata pantai yang ada di Kota Jayapura.

Beberapa kampung pesisir yang mengeluhkan dampak sampah kiriman ini, mulai dari Kampung Nafri, Tobati, Enggros, Distrik Abepura, Kayo Pulau hingga Kampung Kayu Batu di Distrik Jayapura Utara. Upaya pembersihan pantai sering dilakukan, namun kurangnya kesadaran warga kota dalam membuang sampah, akhirnya sampah hanyut dan terdampar di kampung mereka lagi.

Baca Juga :  Balai Kementrian Sosial, Fokus Tingkatkan Pembuatan Keramik Di Kampung Abar

Terutama pasca banjir, ketika angin kencang dan gelombang laut naik, kondisi tumpukan sampah sering di sejumlah kampung pesisir ini. Kondisi inipun mendapatkan kecaman dari masyarakat kampung pesisir pantai, terhadap oknum warga yang membuang sampah di sembarang tempat terutama di wilayah perkotaan.

Melihat kondisi itu terus terjadi di kampung tersebut, warga akhirnya menyampaikan keluhannya kepada Walikota Jayapura, Abisai Rollo. Keluhan ini menyoroti masalah lingkungan yang serius dan membutuhkan perhatian segera dari Pemerintah kota (Pemkot).

Dari pantauan Cenderawasih Pos, seperti di Kayu Batu tumpukan material yang terdampar di pinggir pantai kampung tersebut berupa batangan kayu kecil hingga sedang, buah kelapa, botol minuman, hingga aneka jenis sampah plastik lainnya terlihat di sana-sini. Tak hanya itu dampak dari banyaknya sampah tersebut kondisi air laut pun tampak berubah warna menjadi hitam pekat dan coklat.

Baca Juga :  Jalan Kaki Hampir 21 Km Hingga Sepatu Robek

Berita Terbaru

Artikel Lainnya