Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Lakukan Deteksi Dini,  Jangan Tunggu Sampai Mental Anak Kritis Baru Diobati

Mencermati Dampak Psikologis Penggunaan Gadget di Kalangan Anak-anak

Di era tehnologi informasi saat ini, hampir semua orang sudah piawai dalam mengoperasikan gadget atau smartphone. Bahkan, banyak orang tua memberikan fasilitas gadget bagi anak-anak dengan berbagai tujuan. Namun penggunaan gadget berlebihan di kalangan anak-anak justru berdampak negatif. Seberapa besar bahaya penggunaan gadget pada anak usia dini?

Laporan: Yohana R Wenggi-Jayapura

Hampir setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki 1 gadget atau smartphone, bahkan ada juga yang lebih dari satu entah itu untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, keluarga, bisnis dan juga kebutuhan dalam dunia sosial.

  Penggunaan gadget sendiri memiliki dampak positif maupun dampak negatif, misalnya kita dapat memantau dunia hanya lewat genggaman, kita dapat mengetahui informasi terbaru, pemberitaan-pemberitaan yang up date, perkembangan dunia, hingga dunia kesehatan melalui gadget.

  Namun jika penggunaan gadget ini diperuntukan untuk hal-hal negatif juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna maupun orang lain.  Termasuk  penggunaan gadget  bagi anak-anak. Bila berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak.

  Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman lainnya.

   Jika orang tua, sejak dini membiasakan anaknya menggunakan gadget tanpa dibatasi, maka dengan sendirinya orang tua telah merusak mental kejiwaan anaknya, yang merupakan generasi penerus.

Baca Juga :  Pastikan Kondisi Anak Sehat dan Ada Izin dari Orang Tua

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik  Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dr. Izak Yesaya Samay, MKes, SpKJ, gadget memang bukan zat adiktif seperti narkoba, tetapi gadget bersifat ketergantungan dan jika digunakan secara berlebihan akan sangat berbahaya, apa lagi penggunaanya untuk anak-anak.

  Ini yang harus diperhatikan untuk kedepannya harus dibantu.  Jangan membiarkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak wajar dibairkan berlarut-larut, yang nantinya akan merugikan diri sendiri.

  Bahkan jika di tengah-tengah keluarga sudah menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh anak-anak, seharusnya langsung dibawa ke  dokter kejiwaan untuk berkonsultasi, pengobatan bagi mereka yang kecanduan hanya diperoleh di RSJ. Di  rumah sakit umum, pasiem seperti ini tidak bisa ditolong.

   Terkadang orang tua mengabaikan hal-hal seperti demikian, sebenarnya deteksi dini harus dilakukan orang tua lebih dahulu, ini juga upaya mencegah gangguan kejiwaan dari anak.

  Layaknya penyakit kronis, jika tidak dideteksi dini, maka pengobatanya akan semakin sulit, begitu juga dengan kejiwaan semakin kronis akan semakin sulit diobati, bahkan penyembuhanya akan makan banyak waktu.

  “Saya pernah menangani kasus anak yang main game dari pagi, selama 2 hari, dan hari ketiganya pingsan. Saat ditanya, orang tua takut ambil handphone nanti anaknya ngamuk, banting-banting barang, akhirnya dibiarkan, ini salah satu contoh kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari,” terang psikiater RSJ Abepura ini.

Baca Juga :  Sasaran Tembak Robotik Sudah, Selanjutnya Kendaraan Listrik

  Ada juga yang ketagihan gadget sehingga meminta handphone keluaran terbaru sementara orang tua memberikan kelonggaran seluas-luasnya kepada anak. Ketika  orang tua memberikan handphone kepada anak merupakan hal yang baik, jika digunakan dengan cara yang baik. Dalam hal ini memberi batasan kepada anak, penggunaan handphone secara terjadwal.

  Ada jam-jam tertentu yang mana anak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga, teman dan lingkungan.  Sebaiknya, orang tua yang bijak harus bisa mengontrol kebiasaan anak, jangan sampai anak menjadi ketergantungan gadget, untuk RSJ sendiri sudah sering menangani kasus-kasus ketergantungan gadget, yang mana pasiennya harus berkonsultasi dengan dokter, kemudian dokter atau pisikiater akan memberikan treatment bagi pasien.

  “Pendekatan persuasif jauh lebih penting, dimana memberi edukasi, pengertian mendasar, ada negosiasi antara orang tua dan anak, sehingga dapat diatur jam-jam penggunaan gadget,” jelasnya lagi.

  Menurutnya, di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura, tengah memproses pelayanan mental bagi anak dan remaja, karena dinilai ini sangat penting. Anak merupakan generasi muda, jika tidak diperhatikan dengan baik maka dapat merusak generasi penerus bagi bangsa ini.

  Penggunaan gadget yang berlebihan dapat merusak mental anak, gadget juga dapat membuat ketergantungan yang berbahaya, untuk itu pendeteksian sejak dini bagi orang tua sangat diperlukan, jangan tunggu sampai kronis, sadari bahayanya dari awal akan lebih baik kedepannya. (*/tri)

Mencermati Dampak Psikologis Penggunaan Gadget di Kalangan Anak-anak

Di era tehnologi informasi saat ini, hampir semua orang sudah piawai dalam mengoperasikan gadget atau smartphone. Bahkan, banyak orang tua memberikan fasilitas gadget bagi anak-anak dengan berbagai tujuan. Namun penggunaan gadget berlebihan di kalangan anak-anak justru berdampak negatif. Seberapa besar bahaya penggunaan gadget pada anak usia dini?

Laporan: Yohana R Wenggi-Jayapura

Hampir setiap masyarakat di muka bumi ini memiliki 1 gadget atau smartphone, bahkan ada juga yang lebih dari satu entah itu untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, keluarga, bisnis dan juga kebutuhan dalam dunia sosial.

  Penggunaan gadget sendiri memiliki dampak positif maupun dampak negatif, misalnya kita dapat memantau dunia hanya lewat genggaman, kita dapat mengetahui informasi terbaru, pemberitaan-pemberitaan yang up date, perkembangan dunia, hingga dunia kesehatan melalui gadget.

  Namun jika penggunaan gadget ini diperuntukan untuk hal-hal negatif juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi pengguna maupun orang lain.  Termasuk  penggunaan gadget  bagi anak-anak. Bila berlebihan akan membawa dampak buruk bagi perkembangan sosial dan emosional anak.

  Dampak buruk penggunaan gadget pada anak antara lain anak menjadi pribadi tertutup, gangguan tidur, suka menyendiri, perilaku kekerasan, pudarnya kreativitas, dan ancaman lainnya.

   Jika orang tua, sejak dini membiasakan anaknya menggunakan gadget tanpa dibatasi, maka dengan sendirinya orang tua telah merusak mental kejiwaan anaknya, yang merupakan generasi penerus.

Baca Juga :  Geluti Hutan Mangrove, Bersaing dengan Empat Kandidat Pria

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medik  Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura dr. Izak Yesaya Samay, MKes, SpKJ, gadget memang bukan zat adiktif seperti narkoba, tetapi gadget bersifat ketergantungan dan jika digunakan secara berlebihan akan sangat berbahaya, apa lagi penggunaanya untuk anak-anak.

  Ini yang harus diperhatikan untuk kedepannya harus dibantu.  Jangan membiarkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak wajar dibairkan berlarut-larut, yang nantinya akan merugikan diri sendiri.

  Bahkan jika di tengah-tengah keluarga sudah menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh anak-anak, seharusnya langsung dibawa ke  dokter kejiwaan untuk berkonsultasi, pengobatan bagi mereka yang kecanduan hanya diperoleh di RSJ. Di  rumah sakit umum, pasiem seperti ini tidak bisa ditolong.

   Terkadang orang tua mengabaikan hal-hal seperti demikian, sebenarnya deteksi dini harus dilakukan orang tua lebih dahulu, ini juga upaya mencegah gangguan kejiwaan dari anak.

  Layaknya penyakit kronis, jika tidak dideteksi dini, maka pengobatanya akan semakin sulit, begitu juga dengan kejiwaan semakin kronis akan semakin sulit diobati, bahkan penyembuhanya akan makan banyak waktu.

  “Saya pernah menangani kasus anak yang main game dari pagi, selama 2 hari, dan hari ketiganya pingsan. Saat ditanya, orang tua takut ambil handphone nanti anaknya ngamuk, banting-banting barang, akhirnya dibiarkan, ini salah satu contoh kasus nyata dalam kehidupan sehari-hari,” terang psikiater RSJ Abepura ini.

Baca Juga :  Mau Jadi Presiden,  Makan Soto Gading Dulu

  Ada juga yang ketagihan gadget sehingga meminta handphone keluaran terbaru sementara orang tua memberikan kelonggaran seluas-luasnya kepada anak. Ketika  orang tua memberikan handphone kepada anak merupakan hal yang baik, jika digunakan dengan cara yang baik. Dalam hal ini memberi batasan kepada anak, penggunaan handphone secara terjadwal.

  Ada jam-jam tertentu yang mana anak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga, teman dan lingkungan.  Sebaiknya, orang tua yang bijak harus bisa mengontrol kebiasaan anak, jangan sampai anak menjadi ketergantungan gadget, untuk RSJ sendiri sudah sering menangani kasus-kasus ketergantungan gadget, yang mana pasiennya harus berkonsultasi dengan dokter, kemudian dokter atau pisikiater akan memberikan treatment bagi pasien.

  “Pendekatan persuasif jauh lebih penting, dimana memberi edukasi, pengertian mendasar, ada negosiasi antara orang tua dan anak, sehingga dapat diatur jam-jam penggunaan gadget,” jelasnya lagi.

  Menurutnya, di Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura, tengah memproses pelayanan mental bagi anak dan remaja, karena dinilai ini sangat penting. Anak merupakan generasi muda, jika tidak diperhatikan dengan baik maka dapat merusak generasi penerus bagi bangsa ini.

  Penggunaan gadget yang berlebihan dapat merusak mental anak, gadget juga dapat membuat ketergantungan yang berbahaya, untuk itu pendeteksian sejak dini bagi orang tua sangat diperlukan, jangan tunggu sampai kronis, sadari bahayanya dari awal akan lebih baik kedepannya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya