JAYAPURA-Rencana pengendalian distribusi telur dari luar ke Papua, tampaknya mendapat respon positif dari pedagang dan juga masyarakat di Kota Jayapura.
Kori Firman, penjual telur di Pasar Youtefa Abepura mengatakan, dari berbagai macam telur yang dia jual, telur lokal lebih diminati pembeli. Adapun peminat telur luar, khususnya telur dari Surabaya, hanya pengusaha warung ataupun restauran.
“Kalau pembeli rumahan, jarang sekali yang beli telur Surabaya, mereka lebih memilih telur lokal,” katanya kepada Cendrawasih Pos, Jumat (17/11) kemarin.
Secara kualitas kata Firman, masih bagus telur lokal dibandingkan telur dari luar. “Telur dari luar, misalnya kalau kita beli per ikat, (Satu ikatnya isi 6 rak), kadangkala banyak yang busuk,” bebernya.
Sementara dari segi ukuran, telur lokal tidak kalah saing dengan telur dari luar Papua. Telur lokal memiliki banyak ukuran. “Kalau telur luar seprti telur Surabaya, kita tidak bisa memilih, karena setiap raknya itu sudah diatur ukurannya. Jadi kalau kami borong, maka harus dipilih dulu, jadinya rugi juga daei segi waktu,” terangnya.
Lanjutnya, dari segi harga hanya beda-beda sedikit. “Satu rak untuk telur lokal, harganya mulai Rp. 60-65 tergantung ukuran, sementara telur dari luar rata rata Rp. 70 ribu bahkan lebih per rak ,” terangnya.