Thursday, September 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Inflasi Papua Tengah Capai  4,39 Persen, BI Bersinergi Mengatasinya

Poktan Kaipou ini merupakan kelompok petani Orang Asli Papua (OAP) dengan produktivitas yang tergolong progresif, dari semula hanya 300 bibit tanaman pada tahun 2021 menjadi 3.000 bibit tanaman hortikultura dan hingga saat ini merupakan salah satu pemasok lokal untuk pemenuhan pangan terutama cabai di Nabire.

“Pasca pemekaran DOB Papua, peningkatan populasi serta aktivitas ekonomi di Papteng memicu lonjakan kebutuhan pasokan pangan sehingga mendorong laju inflasi.  Menjawab tantangan tersebut, KPw BI Papua melakukan diskusi penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) bersama distributor komoditas pangan di Kab. Nabire, ” Jelasnya.

Selain itu, juga diperoleh informasi terkait kendala yang dihadapi oleh para distributor, yaitu (1) efisiensi biaya kirim angkutan laut dan (2) pembatasan kuota dan aspek administrasi dalam rangka optimalisasi penggunaan tol laut.

Baca Juga :  Berstatus Sekolah Negeri, SMP Negeri 3 Mimika Minim Perhatian Pemerintah

Strategi pengendalian inflasi diformulasikan lebih lanjut melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan bersama Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan Kab. Nabire. Dari FGD tersebut diperoleh informasi bahwa pemicu inflasi hortikultura di Nabire, yaitu gagal panen akibat cuaca ekstrem serta melonjaknya harga pupuk dan pestisida.

Hasil identifikasi permasalahan dari rangkaian kegiatan di Nabire ini juga turut disampaikan kepada dinas terkait dan diharapkan sinergi lintas instansi ini dapat menghasilkan solusi terbaik untuk mencapai quick win penanggulangan inflasi di Papteng, khususnya Kab. Nabire. (ana/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Poktan Kaipou ini merupakan kelompok petani Orang Asli Papua (OAP) dengan produktivitas yang tergolong progresif, dari semula hanya 300 bibit tanaman pada tahun 2021 menjadi 3.000 bibit tanaman hortikultura dan hingga saat ini merupakan salah satu pemasok lokal untuk pemenuhan pangan terutama cabai di Nabire.

“Pasca pemekaran DOB Papua, peningkatan populasi serta aktivitas ekonomi di Papteng memicu lonjakan kebutuhan pasokan pangan sehingga mendorong laju inflasi.  Menjawab tantangan tersebut, KPw BI Papua melakukan diskusi penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD) bersama distributor komoditas pangan di Kab. Nabire, ” Jelasnya.

Selain itu, juga diperoleh informasi terkait kendala yang dihadapi oleh para distributor, yaitu (1) efisiensi biaya kirim angkutan laut dan (2) pembatasan kuota dan aspek administrasi dalam rangka optimalisasi penggunaan tol laut.

Baca Juga :  Layanan Indihome di Entrop dan Sekitarnya Belum Maksimal

Strategi pengendalian inflasi diformulasikan lebih lanjut melalui Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan bersama Dinas Pertanian dan Dinas Perdagangan Kab. Nabire. Dari FGD tersebut diperoleh informasi bahwa pemicu inflasi hortikultura di Nabire, yaitu gagal panen akibat cuaca ekstrem serta melonjaknya harga pupuk dan pestisida.

Hasil identifikasi permasalahan dari rangkaian kegiatan di Nabire ini juga turut disampaikan kepada dinas terkait dan diharapkan sinergi lintas instansi ini dapat menghasilkan solusi terbaik untuk mencapai quick win penanggulangan inflasi di Papteng, khususnya Kab. Nabire. (ana/ary)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya