Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Tak Layak, Rumah Produksi Gerabah di Kampung Abar akan Direnovasi

JAYAPURA – Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua berkunjung ke Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, yang terkenal sebagai penghasil gerabah di Tanah Papua, Senin (9/10).

Dalam kunjungan tersebut dihadiri langsung Ketua Umum Kadin Papua, Ronald Antonio. Kehadiran Ronald untuk mendorong peningkatan skala produksi dan pengembangan pasar.

Wakil Ketua Umum Koordinator III Kadin Papua, Denny Henrry Bonai mengatakan, pihaknya siap membantu perajin gerabah di Kampung Abar dengan merenovasi rumah produksi yang dinilai tidak layak.

“Kami akan membantu merenovasi bangunan rumah produksi serta memberikan bantuan pendukung lainnya. Pembangunan rumah produksi akan dilakukan dalam waktu dekat ini,’’ Kata Denny kepada wartawan, Senin (9/10).

Sementara itu, Kepala Kampung Abar, Edison Wali mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Kadin Papua yang sudah berkunjung serta membantu para perajin gerabah yang ada.

Baca Juga :  Perkuat Kelembagaan Desa, 500-an Aparat Kampung Dibekali   

“Atas nama kampung dan seluruh masyarakat berterima kasih kepada Kadin Papua atas dukungannya kepada perajin gerabah,’’ ucap Edison.

Dijelaskan Edison, pembuatan gerabah biasanya dilakukan di teras rumah warga yang berada di tepi Danau Sentani. Kendati demikian, Kampung Abar juga memiliki pabrik mini tanah liat.

Di pabrik mini kata Edison, tanah liat dibuat dengan cepat menggunakan meja putar. Dengan adanya pabrik mini, jumlah gerabah yang dihasilkan masyarakat setempat lebih banyak. Selain digunakan warga sekitar, gerabah ini juga dijual ke luar Jayapura.

“Selain sebagai nelayan, hampir semua warga Desa Abar terampil dalam mengolah tanah liat. Kerajinan ini merupakan tradisi turun temurun,” terangnya.

Baca Juga :  58 Hauzz Resto & Convention Hadirkan Makanan Khas Papua Nuansa Eropa

Lanjutnya, di Kampung Abar cukup mudah menemukan tanah liat yang tersebar luas di desa dengan beragam warna. Hasilnya adalah gerabah dengan gradasi warna yang beragam mulai dari kuning, merah, cokelat dan hitam.

“Dari lempung tak bernilai, masyarakat Desa Abar mampu membuat gerabah unik yang banyak dicari orang. Hingga saat ini, gerabah Desa Abar begitu terkenal di Papua,” kata Edison.

Diharapkan, ke depan gerabah yang telah siap dipasarkan ini bisa dijual di pasar Lokal maupun nasional. Dalam kunjungan itu, turut hadir juga Ketua Kadin Kabupaten Jayapura serta Melki Suebu yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Papua. (fia/ary)

JAYAPURA – Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua berkunjung ke Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, yang terkenal sebagai penghasil gerabah di Tanah Papua, Senin (9/10).

Dalam kunjungan tersebut dihadiri langsung Ketua Umum Kadin Papua, Ronald Antonio. Kehadiran Ronald untuk mendorong peningkatan skala produksi dan pengembangan pasar.

Wakil Ketua Umum Koordinator III Kadin Papua, Denny Henrry Bonai mengatakan, pihaknya siap membantu perajin gerabah di Kampung Abar dengan merenovasi rumah produksi yang dinilai tidak layak.

“Kami akan membantu merenovasi bangunan rumah produksi serta memberikan bantuan pendukung lainnya. Pembangunan rumah produksi akan dilakukan dalam waktu dekat ini,’’ Kata Denny kepada wartawan, Senin (9/10).

Sementara itu, Kepala Kampung Abar, Edison Wali mewakili pemerintah menyampaikan terima kasih kepada Kadin Papua yang sudah berkunjung serta membantu para perajin gerabah yang ada.

Baca Juga :  Semua Kepala Kampung Diminta Ikut Berantas Miras dan Ganja

“Atas nama kampung dan seluruh masyarakat berterima kasih kepada Kadin Papua atas dukungannya kepada perajin gerabah,’’ ucap Edison.

Dijelaskan Edison, pembuatan gerabah biasanya dilakukan di teras rumah warga yang berada di tepi Danau Sentani. Kendati demikian, Kampung Abar juga memiliki pabrik mini tanah liat.

Di pabrik mini kata Edison, tanah liat dibuat dengan cepat menggunakan meja putar. Dengan adanya pabrik mini, jumlah gerabah yang dihasilkan masyarakat setempat lebih banyak. Selain digunakan warga sekitar, gerabah ini juga dijual ke luar Jayapura.

“Selain sebagai nelayan, hampir semua warga Desa Abar terampil dalam mengolah tanah liat. Kerajinan ini merupakan tradisi turun temurun,” terangnya.

Baca Juga :  Dapat Pelatihan Konservasi dan Rehabilitasi

Lanjutnya, di Kampung Abar cukup mudah menemukan tanah liat yang tersebar luas di desa dengan beragam warna. Hasilnya adalah gerabah dengan gradasi warna yang beragam mulai dari kuning, merah, cokelat dan hitam.

“Dari lempung tak bernilai, masyarakat Desa Abar mampu membuat gerabah unik yang banyak dicari orang. Hingga saat ini, gerabah Desa Abar begitu terkenal di Papua,” kata Edison.

Diharapkan, ke depan gerabah yang telah siap dipasarkan ini bisa dijual di pasar Lokal maupun nasional. Dalam kunjungan itu, turut hadir juga Ketua Kadin Kabupaten Jayapura serta Melki Suebu yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Papua. (fia/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya