Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

Peredaran Uang Tak Layak Mengalami Penurunan

JAYAPURA-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Juli B. Winathya mengatakan, BI Papua mencatat peredaran uang tak layak dua tahun terakhir mengalami penurunan dengan rata-rata 20 persen dari aliran uang yang masuk kembali ke Bank Indonesia atau inflow.

  “Pada tahun 2020, Uang Tak Layak Edar (UTLE) tercatat 24 persen, tahun 2021 tercatat 19 persen dan tahun 2022 hingga April tercatat 15 persen,”kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winanthya, Jumat (3/6) kemarin.

Diakui, prosentase UTLE terus menurun lantaran masyarakat semakin sadar dalam menjaga dan merawat rupiah.  Disamping itu, dengan gencarnya BI Papua dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat ini juga berpengaruh sekali untuk menyadarkan masyarakat dalam menjaga dan merawat mata uang rupiah yang digunakan dalam untuk transaksi.

Baca Juga :  Pemprov Harap Tidak Ada Lagi Penimbunan BBM

Ditambahkan, sampai April tahun 2022, BI Papua sudah 16 kali melakukan kampanye tentang Cinta Bangga dan Paham atau CBP Rupiah kepada semua lapisan masyarakat, sehingga masyarakat semakin peduli akan pentingnya menjaga dan merawat rupiah.

“Kami menghimbau masyarakat agar dalam menjaga dan merawat rupiah menggunakan 5 Jangan, yaitu, Jangan dilipat, Jangan dibasahi, Jangan diremas, Jangan distaples dan Jangan dilubangi,”Pungkasnya.(dil/gin).

JAYAPURA-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Juli B. Winathya mengatakan, BI Papua mencatat peredaran uang tak layak dua tahun terakhir mengalami penurunan dengan rata-rata 20 persen dari aliran uang yang masuk kembali ke Bank Indonesia atau inflow.

  “Pada tahun 2020, Uang Tak Layak Edar (UTLE) tercatat 24 persen, tahun 2021 tercatat 19 persen dan tahun 2022 hingga April tercatat 15 persen,”kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua, Juli Budi Winanthya, Jumat (3/6) kemarin.

Diakui, prosentase UTLE terus menurun lantaran masyarakat semakin sadar dalam menjaga dan merawat rupiah.  Disamping itu, dengan gencarnya BI Papua dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat ini juga berpengaruh sekali untuk menyadarkan masyarakat dalam menjaga dan merawat mata uang rupiah yang digunakan dalam untuk transaksi.

Baca Juga :  3 Daerah di Papua Alami Inflasi

Ditambahkan, sampai April tahun 2022, BI Papua sudah 16 kali melakukan kampanye tentang Cinta Bangga dan Paham atau CBP Rupiah kepada semua lapisan masyarakat, sehingga masyarakat semakin peduli akan pentingnya menjaga dan merawat rupiah.

“Kami menghimbau masyarakat agar dalam menjaga dan merawat rupiah menggunakan 5 Jangan, yaitu, Jangan dilipat, Jangan dibasahi, Jangan diremas, Jangan distaples dan Jangan dilubangi,”Pungkasnya.(dil/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya