Site icon Cenderawasih Pos

Satu Bulan Lebih Para Sopir Sulit Dapat Solar

Belasan Mobik Truk Sedang Mengantir Solar di SPBU Padang Bulan, Senin (29/7). (foto: Karel/Cepos.)

JAYAPURA-Permasalahan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Kota Jayapura tampak belum dapat tertasi. Hampir tiap tahun terjadi antrean  para sopir yang ingin mendapatkan solar. Bagimana tidak pemandangan mobil mengantri solar di berbagai SPBU masih saja terjadi setiap harinya.

  Pantauan Cenderawasih Pos, Senin (29/7) kemarin, belasan mobil Truk dan Angkutan Kota antri solar di SPBU Padang Bulan, dan di SPBU tanah Hitam. Antrean panjang, bahkan sampai menginap di pinggiran jalan juga menjadi pemandangan yang biasa terjadi di SPBU Entrop dan SPBU lain yang menyediakan solar.

  Akibatnya tidak hanya pada sopir, tapi juga berpengaruh pada arus lalulintas. Karena akibat dari antrean panjang tersebut, membuat kemacetan panjang. Menurut pengakuan sopir truk Abdulah Azis (53), antrean solar di beberapa SPBU, salah satunya di SPBU Padang Bulan sudah terjadi sejak awal bulan juli 2024 ini.

  Bahkan setiap harinya mereka harus mengantre mulai sekitar  pukul 03.00 WIT dini hari atau subuh. Ironisnya, hingga siang pukul 14.30 WIT, pihak SBPU Padang Bulan belum juga melayani pengisian.

  Kata dia, lambannya pelayanan di SBPU tersebut karena pihak pertamina tidak maksimal menyetok  solar di SPBU tersebut. “Kami tidak tau apakah ada solar atau tidak, karena tidak ada pemberitahauan,” ujarnya.

  Abdulah dan kawan kawannya  menyesalkan sikap pihak SPBU, dan Pertamina yang tidak memberikan informasi pasti terkait ketersediaan solar di SPBU tersebut. “Kami tidak mungkin pindah antre di tempat lain, karena sudah terlanjur di sini (SPBU Padang Bulan red), dari tadi subuh,” bebernya.

   Menurutnya permasalahan penyediaan solar di SPBU di Kota Jayapura terjadi semenjak diberlakukannya barcode pembelian. Pasalnya jika mengacu pada aturan, mestinya setiap mobil dapat diisi maksimal 120 liter per hari. Tapi oleh pihak SPBU hanya dibatasi 80 liter perhari.

   Kalau sesuai barcode kita hanya diizinkan isi 1 kali setiap hari, dengan maksimal 120 liter, tapi pihak SPBU ini bikin aturan, harus dua kali, pengisian pertama hanya 80 liter, sisahnya tahap kedua,” jelasnya.

   Sementara dengan waktu penyediaan solar yang tidak menentu, membuat para sopir ini hanya mampu mengisi satu kali pengisian setiap harinya. “Bagaimana mau isi tahap kedua kalau antri tahap pertama saja sampai jam 02.00 WIT,” kata Abdulah.

  Abdulah mengharapkan adanya kepedulian dari pihak pertamina tapi juga pengelolah SPBU, karena akibat dari perosalan tersebut berdampak pada waktu kerja mereka setiap harinya. “Kami ini mau antar solar di Wamena, kalau setiap hari begini, bagaimana mau dapat uang,” tandasnya.

Sementara itu di tempat terpisah Sopir Taksi bernama Andreas (40) dan kawan kawannya juga sedang mengantre solar di SPBU Tanah Hitam. Andreaspun mengeluhkan hal yang sama seperti sopir Truk.

   Dia juga mengaku bahwa akibat ketidakpastian pihak partamina akan ketersedian solar membuat pekerjaan mereka terganggu. “Apalagi sekarang sudah ada taksi online, penghasilan kami semakin berkurang, karena waktu narik tidak banyak,” ungkapnya.

   Diapun juga susahnya mendapatkan solar terjadi karena tidak semua SPBU di Kota Jayapura menyediakan oengisian solar. Seperti di Abepura hanya beberapa SPBU yang melayani pengisian solar.

  Di Abe dan Waena ini hanya ada tiga SPBU, antaralain SPBU tanah Hitam, SPBU Padang Bulan dan SPBU Waena, sementara di Kotaraja, dan beberapa di Kota Jayapura juga tidak menyediakan solar,” jelasnya.

  Dengan keterbatasan tersebut, membuat para sopir ini harus mengantri mulai waktu subuh. Sayangnya meski sudah mengantri lama, pengisian juga tidak diijinkan untuk ful tanki.

Kita juga bingung kenapa dilarang isi full tanki, padahal di barcode, sudah izinkan isi full tapi pihak SPBU larang,” tandasnya.

  Terkait hal ini pihaknya meminta adanya penjelasan yang resmi baik dari pertamina maupun pengelolah SPBU. “Karena sampai sekarang kami tidak tau alasannya kenapa? Padahal pengisian tidak memakan waktu,” tutup Andreas. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version