Wednesday, April 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Masih Setuju Agenda Sekolah Dilakukan Secara Daring

Lina Marlina ST ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Dengan situasi pandemi yang dianggap lebih baik dibanding awal Maret lalu, belakangan muncul wacana untuk kembali mengaktifkan sekolah dengan melakukan proses pembelajaran secara tatap muka.

Pemerintah tengah mencoba mengakali seprotect mungkin agar dalam proses belajar dengan tatap muka ini tidak justru melahirkan klaster baru. Hanya saja dari rencana ini ternyata tidak semua menyetujui.

Alasan utamanya adalah kondisi anak-anak bisa lebih rentan terpapar karena kondisi imun yang dimiliki belum tentu sebaik orang dewasa. Kondisi ini diakui cukup dilema mengingat banyak orang tua terlihat belum mampu menjadi “guru” di rumah dan menimbulkan banyak protes bahkan mempertanyakan kapan sekolah dibuka.

“Kalau saya berpendapat sebaiknya jangan dulu. Namanya pandemi ini artinya wabah yang sudah menyebar kemana – mana dan sangat riskan jika anak justru dibiarkan beraktifitas dan akhirnya tertular,” kata Lina Marlina ST, anggota Komisi D DPRD Kota Jayapura kepada Cenderawasih Pos, Ahad (27/12).

Baca Juga :  Libur Maulid Nabi, Pemkot Jayapura Ikut Pemerintah Pusat

Politisi PKS dari Fraksi Bhinneka Tunggal Ika ini menyampaikan bahwa jika melihat banyak yang protes karena pusing mengajarkan anak di rumah dan meminta untuk sekolah segera dibuka kata dia kembali bagaimana orang tua mengelola pendidikan secara bijak dari rumah.

“Kalau bilang tidak maksimal dengan pendidikan dari rumah ya memang kondisinya seperti itu, di mana-mana semua aspek terganggu tak hanya pendidikan dan ini terjadi tak hanya di Indonesia tapi secara global dan itulah dampak dari pandemi sebuah penyakit,” jelasnya.

Lina menyatakan tidak setuju jika sekolah dibuka dan pendidikan dilakukan dengan tatap muka. “Saya pikir kita perlu mengedepankan kesehatan anak. Andai terpapar tentu orang tua juga sedih dan soal kemunduran dalam pendidikan saya pikir semua merasakan dan mengalami situasi yang sama jadi perlu dimaklumi,” imbuhnya. (ade/nat)

Baca Juga :  KPU PPS Verifikasi Perubahan DCS
Lina Marlina ST ( FOTO: Gamel/Cepos)

JAYAPURA-Dengan situasi pandemi yang dianggap lebih baik dibanding awal Maret lalu, belakangan muncul wacana untuk kembali mengaktifkan sekolah dengan melakukan proses pembelajaran secara tatap muka.

Pemerintah tengah mencoba mengakali seprotect mungkin agar dalam proses belajar dengan tatap muka ini tidak justru melahirkan klaster baru. Hanya saja dari rencana ini ternyata tidak semua menyetujui.

Alasan utamanya adalah kondisi anak-anak bisa lebih rentan terpapar karena kondisi imun yang dimiliki belum tentu sebaik orang dewasa. Kondisi ini diakui cukup dilema mengingat banyak orang tua terlihat belum mampu menjadi “guru” di rumah dan menimbulkan banyak protes bahkan mempertanyakan kapan sekolah dibuka.

“Kalau saya berpendapat sebaiknya jangan dulu. Namanya pandemi ini artinya wabah yang sudah menyebar kemana – mana dan sangat riskan jika anak justru dibiarkan beraktifitas dan akhirnya tertular,” kata Lina Marlina ST, anggota Komisi D DPRD Kota Jayapura kepada Cenderawasih Pos, Ahad (27/12).

Baca Juga :  KPU PPS Verifikasi Perubahan DCS

Politisi PKS dari Fraksi Bhinneka Tunggal Ika ini menyampaikan bahwa jika melihat banyak yang protes karena pusing mengajarkan anak di rumah dan meminta untuk sekolah segera dibuka kata dia kembali bagaimana orang tua mengelola pendidikan secara bijak dari rumah.

“Kalau bilang tidak maksimal dengan pendidikan dari rumah ya memang kondisinya seperti itu, di mana-mana semua aspek terganggu tak hanya pendidikan dan ini terjadi tak hanya di Indonesia tapi secara global dan itulah dampak dari pandemi sebuah penyakit,” jelasnya.

Lina menyatakan tidak setuju jika sekolah dibuka dan pendidikan dilakukan dengan tatap muka. “Saya pikir kita perlu mengedepankan kesehatan anak. Andai terpapar tentu orang tua juga sedih dan soal kemunduran dalam pendidikan saya pikir semua merasakan dan mengalami situasi yang sama jadi perlu dimaklumi,” imbuhnya. (ade/nat)

Baca Juga :  Ibadah Natal Dilaksanakan dengan Protokol Kesehatan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya