Pelaku Pembunuhan Dokter Terungkap
JAYAPURA – Hasil penyidikan yang dilakukan terhadap kasus meninggalnya dr Mawartih Susanti di Kabupaten Nabire pada 9 Maret lalu akhirnya terungkap. Dengan penuh kehati – hatian dan pendalaman dengan melibatkan beberapa divisi kepolisian, polisi akhirnya berhasil mengungkap pelaku pembunuhan.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada wartawan menyampaikan bahwa polisi membutuhkan waktu dan koordinasi hingga ke Mabes Polri untuk mengungkap kasus ini. Dan akhirnya polisi berhasil menetapkan satu orang berinisial KY sebagai pelaku. KY sendiri bekerja sebagai cleaning service di rumah sakit tempat dimana korban bekerja.
“Dari laporan penemuan mayat atas nama dr Mawartih ini kami mengambil langkah penanganan terhadap korban dengan penuh kehati hatian sebab setelah menemukan ada tanda – tanda kekerasan, jenasah kemudian dibawa ke Makassar dan dilakukan otopsi dengan didukung Puslabfor Bidokkes Makassar,” kata Kapolda di Mapolda lama di Jayapura, Rabu (29/3).
Kapolda juga meminta Polres segera mengembangkan hasil otopsi di Makassar dengan menggunakan scientific crime investigation dan melakukan kerjasama dengan Pusdokkes Mabes Polri. “Disini hasil pemeriksaan lanjutan ditemukan adanya air liur pada puting susu atau (Papilla) dari korban,” kata Kapolda.
Dari temuan inilah polisi bergerak cepat dengan melakukan swab kepada beberapa saksi terkait kasus kematian dokter tersebut. “Alhamdulillah dari hasil swab kami mendapat satu kecocokan dan saat ini Polres langsung memanggil kembali 5 saksi yakni SM, AA, NP, KY, LM dan akhirnya kami menetapkan KY sebagai tersangka dan semua ini juga dibantu oleh Dirkrimum Polda Papua,” beber Kapolda.
Kapolda menyampaikan bahwa ada pengakuan dari KY bahwa ia melakukan pembunuhan terhadap dokter dan setelah dilakukan penggeledahan di rumah sakit ditemukan Hp milik korban begitu juga setelah penuidik kembali ke rumah akhirnya menemukan barang bukti lain.
“Kami masih mengecek apakah ini dilakukan sendiri atau dibantu yang lain dan penyebab matinya untuk sementara akibat dekapan bantal di wajah korban yang membuat korban tak kehabisan nafas dan meninggal,” bebernya.
“KY adalah cleaning service di rumah sakit dan pengakuan sementaranya karena sakit hati karena ada pemotongan jasa covid tahun 2020 sehingga ia lakukan pembunuhan ini. Ini baru pengakuan awal. Kami juga akan melihat struktur apakah korban memiliki peran atau kewenangan untuk dana covid ini tapi yang jelas pengakuan KY dia sakit hati,” tutup Kapolda. (ade/wen)