JAYAPURA – Masa operasi Satgas Operasi Damai Cartenz 2022 tersisa 3 bulan ke depan. Pelan namun pasti perubahan konsep pendekatan untuk Papua mulai dijalankan. Jika pada Operasi Nemangkawi lalu lebih pada upaya penindakan dan penegakan hukum, kali ini semua perlahan ditinggalkan.
Polisi lebih mengedepankan konsep presisi. Menyentuh langsung persoalan masyarakat kemudian dicarikan jalan keluarnya. Tentunya dengan cara yang lebih humanis dan tidak mengedepankan penegakan hukum.
“Polanya sudah berubah, sekarang Polisi lebih melihat apa yang menjadi soal di tengah masyarakat dan apa yang bisa kami lakukan. Semua telah dirumuskan dan disikapi dengan berbagai program yang lebih humanis. Mencarikan solusi apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” kata Kaops Cartenz Kombes Pol M. Firman didampingi Kasatgas Humas, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal kepada awal media di Kotaraja, Rabu (28/9).
Penjelasan ini sejatinya sudah pernah diutarakan pada awal perubahan nama menjadi Satgas Damai Cartenz dimana saat ini ada polisi yang mengajar, bercocok tanam, beternak maupun mengobati warga dari rumah ke rumah.
“Ada harapan aparat penegak hukum menciptakan satu kedamaian bagi tanah Papua. Dalam ops damai cartenz tahap II ada sebelumnya ada lima wilayah operasi yakni Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten Puncak, Kabupaten Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Nduga namun kini diperluas.
Wamena, Dogiyai dan lainnya sehingga ada 14 kabupaten di bawah wilayah satgas,” beber Firman. Iapun meminta dukungan para awak media untuk ikut menciptakan suasana Papua yang lebih kondusif.
“Papua dimimpikan menjadi lebih baik dan operasi Damai Cartenz ini langsung menyentuh wilayah pegunungan yang mungkin belum tersentuh dinas terkait. Kami juga berpandangan bahwa ke depan kementerian dan lembaga diharap bisa mengambil peran,” imbuhnya.
Yang jelas kata Firman kini satgas yang ada lebih humanis untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menginginkan publik di luar Papua tidak lagi menganggap bahwa Papua daerah yang rawan serta tidak aman untuk dikunjungi.
“Yang perlu diketahui adalah sebenarnya di Papua ini aman dan tidak seperti yang didengar selama ini,” imbuhnya. Meski demikian dengan waktu yang tersisa 3 bulan ini lanjut Firman pihaknya akan memulai melakukan evaluasi. “Pada tahap kedua ada bebarapa hal yang harus dievaluasi dan segera kami lakukan,” tutupnya. (ade/wen)