TIMIKA – Empat kampung di Distrik Tembagapura yakni Kampung Baluni, Kampung Jagamin, Kampung Omponi dan Kampung Aroanop dikabarkan dilanda bencana longsor dan banjir bandang. Hal itu disampaikan Kepala Distrik Tembagapura, Thobias Jawame.
Thobias mengatakan, musibah tersebut terjadi pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 10.00 WIT. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Aroanogoung. Hal ini menyebabkan kerusakan empat jembatan yang menjadi penghubung antar kampung.
Jembatan yang menjadi akses utama bagi masyarakat dalam beraktifitas ini terputus sehingga tak bisa dilalui. Sehingga masyarakat yang sehari-hari berkebun tak bisa melakukan aktifitasnya, akibatnya warga kekurangan bahan makanan.
“Saat ini warga kesulitan untuk makan dan minum, untuk mendapatkan bahan kontak ini susah karena jembatan putus, “ungkapnya.
Menurut Thobias, kondisi ini sudah terjadi sejak Jumat lalu, dimana masyarakat sulit mendapatkan bahan makanan dan minum. Tapi ia menyatakan, bencana tidak menimbulkan korban jiwa, tapi hujan terus mengguyur wilayah Distrik Tembagapura dan dikhawatirkan banjir bandang susulan bisa terjadi.
Kadistrik sudah melaporkan kejadian ini kepada Pj Bupati Mimika dan juga menyampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan harapan bisa ditindaklanjuti terutama penyaluran bahan makanan dan minuman yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Data kerugian yang dialami masyarakat seperti kebun beserta tanaman yang hanyut akibat banjir bandang dan longsor. Thobias menyatakan, warga kini tidak bisa menyeberang ke Kampung Ainggogin untuk berbelanja bahan makanan karena jembatan terputus total.
Kadistrik berharap pihak Pemkab dan PT Freeport Indonesia bisa membantu masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat ini. Secara khusus bahan logistik makanan, pembangunan jembatan darurat. Sedangkan untuk pemulihan jangka panjang, jembatan yang mengalami kerusakan dibangun kembali.
Kadistrik juga pemerintah, PTFI, TNI dan Polri untuk membuka akses transportasi helikopter ke 13 kampung Distrik Tembagapura untuk pembangunan berkelanjutan di wilayah yang sulit terjakau oleh transportasi lainnya di wilayah pedalaman atau pegunungan.(ryu/wen)