Friday, March 29, 2024
29.7 C
Jayapura

Masih Ada Perdagangan Gelap di Wilayah Perbatasan

Rakianus Samkakai, S.STP

MERAUKE-Plh. Kepala Perbatasan dan Kerja Sama Daerah Kabupaten Merauke Rakianus Samkakai, S.STP., mengakui bahwa     sampai sekarang  ini  masih  ditemukan adaya perdagangan gelap  yang dilakukan oleh para pelintas batas  baik dari Indonesia  maupun  dari Papua Nugini (PNG)  menggunakan pendekatan kekeluargaan di  darah perbatasan Torasi, Indonesia.  

‘’Iya, masih ada perdagangan   gelap dengan menggunakan  pendekatan kekeluargaan baik  itu pelintas batas dari Indonesia yang melintas ke PNG maupun sebaliknya,’’ kata Rakianus Samkakai, kepada Cenderawasih Pos, akhir pekan kemarin. 

Meski demikian, lanjut Rakianus Samkakai, ada masyarakat yang melakukan perjalanan lintas batas sesuai dengan ketentuan dengan mengunakan pas jalan.  Tapi ada juga yang   tidak mengunakan pas jalan. ‘’Ada juga yang   sudah punya  pass jalan, namun tidak  melaporkan di Pos Imigrasi yang ada di Kampung Kondo saat akan melintas  ke PNG. Karena akse s  masuk ke Kampung Kondo di musim kemarau atau pada saat air surut itu  cukup sulit.  Begitu juga pelintas batas  dari PNG, meski  punya pas jalan, tapi tidak melapor   ke KampungKondi  dengan alasan tadi,’’  jelasnya. 

Baca Juga :  LE Kena Hepatitis B KPK RI Dinilai Tidak Hargai HAM

Ditanya soal pemindahan  pelayanan Keimigrasian dari Kampung Kondo  ke Kali Torasi agar pengawasannya lebih  efektif, Rakianus  Samkakai menyebutkan tidak semudah yang dibayangkan. Karena   dalam perjanjian kerja sama dengan pemerintah PNG,   tempat pelayanan Keimigrasian tersebut berada di Kampung  Kondo. ‘’Kecuali  jika ada  perubahan  pada perjanjian kerja sama itu,’’ ucapnya. 

Karena itu, menurut  Rakianus Samkakai,  dengan  masih adanya perdagangan  gelap di perbatasan tersebut  tidak jarang warga  negara Indonesia yang  melintas  ke PNG  ditangkap  oleh Otoritas  PNG seperti yang  dialami 2 WNI asal Kabupaten  Merauke. Dimana kedua  WNI  asal Kabupaten Merauke   tersebut masih  ditahan bersama dengan speed boat yang dipakai ke PNG. (ulo/nat)   

Baca Juga :  Dobrak Pintu, Sembilan Tahanan Polres Merauke Kabur
Rakianus Samkakai, S.STP

MERAUKE-Plh. Kepala Perbatasan dan Kerja Sama Daerah Kabupaten Merauke Rakianus Samkakai, S.STP., mengakui bahwa     sampai sekarang  ini  masih  ditemukan adaya perdagangan gelap  yang dilakukan oleh para pelintas batas  baik dari Indonesia  maupun  dari Papua Nugini (PNG)  menggunakan pendekatan kekeluargaan di  darah perbatasan Torasi, Indonesia.  

‘’Iya, masih ada perdagangan   gelap dengan menggunakan  pendekatan kekeluargaan baik  itu pelintas batas dari Indonesia yang melintas ke PNG maupun sebaliknya,’’ kata Rakianus Samkakai, kepada Cenderawasih Pos, akhir pekan kemarin. 

Meski demikian, lanjut Rakianus Samkakai, ada masyarakat yang melakukan perjalanan lintas batas sesuai dengan ketentuan dengan mengunakan pas jalan.  Tapi ada juga yang   tidak mengunakan pas jalan. ‘’Ada juga yang   sudah punya  pass jalan, namun tidak  melaporkan di Pos Imigrasi yang ada di Kampung Kondo saat akan melintas  ke PNG. Karena akse s  masuk ke Kampung Kondo di musim kemarau atau pada saat air surut itu  cukup sulit.  Begitu juga pelintas batas  dari PNG, meski  punya pas jalan, tapi tidak melapor   ke KampungKondi  dengan alasan tadi,’’  jelasnya. 

Baca Juga :  LE Kena Hepatitis B KPK RI Dinilai Tidak Hargai HAM

Ditanya soal pemindahan  pelayanan Keimigrasian dari Kampung Kondo  ke Kali Torasi agar pengawasannya lebih  efektif, Rakianus  Samkakai menyebutkan tidak semudah yang dibayangkan. Karena   dalam perjanjian kerja sama dengan pemerintah PNG,   tempat pelayanan Keimigrasian tersebut berada di Kampung  Kondo. ‘’Kecuali  jika ada  perubahan  pada perjanjian kerja sama itu,’’ ucapnya. 

Karena itu, menurut  Rakianus Samkakai,  dengan  masih adanya perdagangan  gelap di perbatasan tersebut  tidak jarang warga  negara Indonesia yang  melintas  ke PNG  ditangkap  oleh Otoritas  PNG seperti yang  dialami 2 WNI asal Kabupaten  Merauke. Dimana kedua  WNI  asal Kabupaten Merauke   tersebut masih  ditahan bersama dengan speed boat yang dipakai ke PNG. (ulo/nat)   

Baca Juga :  TNI -Polri Harus Peka Deteksi Antara Sipil dan OPM

Berita Terbaru

Artikel Lainnya