Badogapa: Ada Oknum yang Ingin Merusak Kedamaian Deyai
JAYAPURA-Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menyampaikan bahwa dirinya masih menunggu hasil penyelidikan yang dilakukan tim Reskrim Polda Papua terkait kekerasan di Deiyai yang menewaskan seorang pedagang bernama Enal. Korban tewas saat sedang berolahraga di GOR depan kantor DPRD Deiyai.
Polisi sendiri kata Kapolda Mathius Fakhiri belum bisa menentukan siapa pelaku pembunuhan tersebut dan hingga kini masih menunggu. “Secara teknis kepolisian kami sedang mendalami urut-urutan dari waktu ke waktu kejadian. Kami minta dari Polda mempelajari, sebab pasti ada saksi karena disekitar itu ada kantor atau rumah,” kata Fakhiri saat ditemui disela-sela kegiatan lomba dayung di Pantai Dok II, Selasa (28/6).
Kapolda sendiri meminta kasus ini ditelisik dan diikuti kemudian memberikan penguatan terhadap Polres setempat apakah memang ini gangguan dari Orang Tak Dikenal (OTK) atau murni kejadian pembunuhan. “Jadi saya sampai sekarang belum bisa menentukan siapa pelakunya dan saat ini belum ada pergeseran pasukan ke Deiyai. Sebab di sana (Deiyai) personel di Polres cukup kuat dan kalau perlu diperkuat personel dari Dogiyai juga bisa dilakukan tapi itu kalau ada gangguan dari luar,” jelasnya.
Disinggung soal kejanggalan dari kasus pembunuhan ini dikatakan Polisi masih mendalami. Sebab ada kelompok dari Paniai dan ada juga dari Intan Jaya. Selain itu ada juga kelompok KNPB yang sempat masuk dari Dogiyai. “Tapi saya tidak bisa menuduh seperti itu, nantinya penentuan ini disampaikan setelah ada proses penyelidikan lebih dulu, apakah ini kelompok yang memang kami duga atau motifnya pembunuhan,” imbuh Kapolda.
Secara terpisah, ketua DPRD Deyai, Petrus Badogapa mengutuk keras penembakan yang menewaskan seorang pedagang bernama Enal.
“Kami DPRD Kabupaten Deiyai mengutuk keras kepada siapapun yang menjadi pelaku penembakan. Kami juga sangat menyayangkan terjadi penembakan tersebut. Kejadian seperti ini sangat tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia,” ungkapnya di Abepura, Selasa (28/6).
Petrus Badogapa mengaku heran dengan kejadian ini. Karena, terjadi di depan Kodim Deiyai dan area perkantoran Pemda Deiyai. Bahkan, ada Polres Deiyai yang sementara menempati kantor Bappeda Deiyai dan juga Pos Brimob yang masih dalam satu kompleks. Hal ini menurutnya tentu buat semua pihak bertanya-tanya. Karena, selama ini, tidak pernah OPM atau TPNPB melakukan penembakan di wilayah Kabupaten Deiyai, terutama di area perkantoran, Tigidoo, Deiyai.
“Tentang kejadian tersebut, ini merupakan sejarah baru yang terjadi di Kabupaten Deiyai. Selama ini, kejadian seperti ini tidak pernah terjadi. Kami DPRD Kabupaten Deiyai menilai ada orang-orang tertentu sedang berupaya ciptakan kondisi Deiyai untuk tidak aman. Karena, sejak hadirnya Kabupaten Deiyai hingga saat ini, Deiyai merupakan salah satu kabupaten teraman di Papua. Buktinya, selama ini tidak pernah terjadi kejadian aneh yang merugikan banyak pihak. Semua pihak sudah kerja sama menjaga Kamtibmas, baik itu saudara-saudari pedagang yang berasal dari luar Papua maupun orang asli Deiyai. Dari informasi yang beredar, terjadi di dalam aula gedung DPRD. Terkait hal ini, kami menduga ada pihak yang sedang bekerja untuk merusak DPRD Deiyai,” katanya.
Untuk ke depan, DPRD Deiyai menurutnya tidak akan pernah izinkan kegiatan selain dari dinas. Jika ada pihak yang ingin gunakan gedung aula DPRD Deiyai, harus meminta izin dengan surat resmi.
Dari informasi tersebut dikatakan pelaku menggunakan senjata laras panjang. Menurut Petrus Badogapa ini merupakan hal baru yang terjadi di Deiyai. Karena, selama ini masyarakat Kabupaten Deiyai tidak pernah lakukan perampasan senjata dalam bentuk apapun dari aparat keamanan yang bertugas di Kabupaten Deiyai.
DPRD Deiyai menurutnya juga menolak dengan tegas segala tuduhan yang salah kepada masyarakat Deiyai sebelum ada pengungkapan pelaku dengan sebutan KKB.
“Kepada seluruh masyarakat Kabupaten Deiyai untuk tidak terprovokasi dengan semua isu yang tidak benar. Jalankan pekerjaan sehari-hari kita seperti biasa. Kami DPRD, Pemda Deiyai, pihak keamanan, tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh masyarakat akan duduk bersama untuk membicarakan masalah ini. Kepada aparat keamanan segera ungkap pelaku dan memberikan hukuman sesuai undang-undang yang berlaku,” tutupnya. (ade/oel/nat)