Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Pendekatan Dialog Bikin 26 Anggota KKTB Menyerah

JAKARTA, Jawa Pos – Satgas Nemangkawi tidak hanya melakukan pendekatan militer, namun juga melakukan dialog untuk menuntaskan kelompok kriminal teroris bersenjata (KKTB). Hasil pendekatan dialog tersebut terbilang berhasil, setidaknya 26 anggota KKTB kembali ke pangkuan NKRI. 

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombespol M. Iqbal Alqudusy menjelaskan, satgas ini melakukan dialog dengan upaya preemtif dan preventif, dengan berbagai kegiatan yang berupaya membantu meningkatkan perekonomian. Seperti, penyaluran bibit pertanian, perikanan, peternakan, binmas noken dan bakti sosial. ”Ini terbukti efektif,” paparnya. 

Tercatat sejak Januari hingga Juni 2021, terdapat 26 anggota KKTB yang menyerahkan diri. Mereka lantas berjanji setiap ke NKRI. ”Saat menyerahkan diri juga membawa senjata api untuk diserahkan ke petugas,” terangnya. 

Baca Juga :  Menyisahkan Luka Mendalam Bagi Rakyat Papua

Terdapat tiga pucuk senjata api, empat magasin, 87 amunsi dan satu granat yang diserahkan mantan anggota KKTB tersebut. Dia menjelaskan, pendekatan dialog juga dilakukan terhadap tokoh-tokoh Papua. Terdapat 166 tokoh Papua yang selama ini mendapatkan perhatian. ”Kami galang semuanya,” ujarnya. 

Menurutnya, untuk Operasi Nemangkawi tahap II akan dilaksanakan secara kewilayahan oleh Polda Papua. ”Operasi tahap II ini dimulai 1 Juli mendatang,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya kemarin. 

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, memang pendekatan dialog terhadap KKTB diperlukan. Pendekatan militer atau represif tentunya tidak akan bisa menuntaskan persoalan KKTB. ”Dialog yang pasti akan menjadi solusi,” ujarnya. 

Dalam banyak sejarah, sebuah konflik bersenjata hanya bisa dituntaskan dengan dialog. Salah satunya, Gerakan Aceh Merdeka (GAM). ”Kalau tidak ada dialog tidak akan selesai masalah di wilayah konflik. Harus menemukan jalan tengah,” paparnya. 

Baca Juga :  Jangan Percaya Hoax, Belum Ada Perekrutan Tenaga Pendamping

Namun begitu, pendekatan militer memang juga diperlukan. Terutama untuk menekan kemungkinan aksi bersenjata yang dilakukan KKTB. ”Aksi teror juga harus dihentikan,” ujarnya. 

Sebelumnya, KKTB makin aktif melakukan serangan. Yang terakhir, seorang kepala suku dan tiga pekerja bangunan ditembak. Tiga orang pekerja bangunan dipastikan meninggal dunia. Satgas Nemangkawi masih terus melakukan pengejaran terhadap KKTB. (idr/JPG)

JAKARTA, Jawa Pos – Satgas Nemangkawi tidak hanya melakukan pendekatan militer, namun juga melakukan dialog untuk menuntaskan kelompok kriminal teroris bersenjata (KKTB). Hasil pendekatan dialog tersebut terbilang berhasil, setidaknya 26 anggota KKTB kembali ke pangkuan NKRI. 

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombespol M. Iqbal Alqudusy menjelaskan, satgas ini melakukan dialog dengan upaya preemtif dan preventif, dengan berbagai kegiatan yang berupaya membantu meningkatkan perekonomian. Seperti, penyaluran bibit pertanian, perikanan, peternakan, binmas noken dan bakti sosial. ”Ini terbukti efektif,” paparnya. 

Tercatat sejak Januari hingga Juni 2021, terdapat 26 anggota KKTB yang menyerahkan diri. Mereka lantas berjanji setiap ke NKRI. ”Saat menyerahkan diri juga membawa senjata api untuk diserahkan ke petugas,” terangnya. 

Baca Juga :  Dinkes Papua Tunggu Juknis Kemenkes

Terdapat tiga pucuk senjata api, empat magasin, 87 amunsi dan satu granat yang diserahkan mantan anggota KKTB tersebut. Dia menjelaskan, pendekatan dialog juga dilakukan terhadap tokoh-tokoh Papua. Terdapat 166 tokoh Papua yang selama ini mendapatkan perhatian. ”Kami galang semuanya,” ujarnya. 

Menurutnya, untuk Operasi Nemangkawi tahap II akan dilaksanakan secara kewilayahan oleh Polda Papua. ”Operasi tahap II ini dimulai 1 Juli mendatang,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya kemarin. 

Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menjelaskan, memang pendekatan dialog terhadap KKTB diperlukan. Pendekatan militer atau represif tentunya tidak akan bisa menuntaskan persoalan KKTB. ”Dialog yang pasti akan menjadi solusi,” ujarnya. 

Dalam banyak sejarah, sebuah konflik bersenjata hanya bisa dituntaskan dengan dialog. Salah satunya, Gerakan Aceh Merdeka (GAM). ”Kalau tidak ada dialog tidak akan selesai masalah di wilayah konflik. Harus menemukan jalan tengah,” paparnya. 

Baca Juga :  Jangan Percaya Hoax, Belum Ada Perekrutan Tenaga Pendamping

Namun begitu, pendekatan militer memang juga diperlukan. Terutama untuk menekan kemungkinan aksi bersenjata yang dilakukan KKTB. ”Aksi teror juga harus dihentikan,” ujarnya. 

Sebelumnya, KKTB makin aktif melakukan serangan. Yang terakhir, seorang kepala suku dan tiga pekerja bangunan ditembak. Tiga orang pekerja bangunan dipastikan meninggal dunia. Satgas Nemangkawi masih terus melakukan pengejaran terhadap KKTB. (idr/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya